Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, laporan tim investigasi PBB soal senjata kimia Suriah akan dipublikasikan pada Senin. Namun, Fabius memberikan sedikit bocoran soal laporan penyidik tersebut.
Diberitakan laman Al-Arabiya, berbicara para radio Prancis, Kamis 12 September 2013, Fabius mengatakan, investigasi PBB membenarkan adanya pengunaan senjata kimia di wilayah Ghouta, pinggiran Damaskus.
"Dalam laporan itu terbukti ada, untuk melakukan pembantaian," ungkap Fabius.
Namun menurut seorang sumber kepada kantor berita Reuters, laporan hasil investigasi mendatang, tidak secara eksplisit menyebut dalang di balik aksi penggunaan senjata kimia pada 21 Agustus lalu. Tetapi hasil laporan faktual sudah dapat menjelaskan pihak mana yang bertanggung jawab dalam serangan itu.
Para diplomat negara Barat sangat berharap kepala tim investigasi PBB, Ake Sellstrom, akan mengkonfirmasi opini AS selama ini, bahwa gas sarin memang digunakan dalam serangan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang tersebut.
Laporan itu diduga akan menjadi ajang tawar menawar dalam pembicaraan yang digelar pada Kamis ini antara Rusia dengan beberapa negara Barat sebagai syarat Suriah mau menyerahkan senjata kimianya.
Selain itu, juga akan dijadikan salah satu rujukan bagi resolusi Dewan Keamanan PBB. Tim investigasi PBB meninggalkan Suriah pada tanggal 31 Agustus kemarin setelah mengambil sampel dalam pemeriksaan dugaan penggunaan senjata kimia yang menewaskan ratusan bocah tidak berdosa. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar