Menteri Luar Negeri AS John Kerry menyatakan baru akan mencapai kesepakatan dengan Iran dalam beberapa bulan ke depan. Kesepakatan ini baru akan tercapai jika Teheran benar-benar mau membuktikan bahwa program nuklirnya tidak sedang digunakan untuk membangun senjata atom.
Dalam sebuah wawancara di program CBS bertajuk '60 Minutes', Kerry mengatakan keinginan yang dinyatakan oleh Presiden Iran Hassan Rowhani untuk sebuah kesepakatan dalam waktu tiga sampai enam bulan ke depan. Akan tetapi, kesepakatan akan bisa dicapai lebih cepat dari rencana, asalkan Iran sudah merasa puas dengan pemenuhan harapan mereka.
"Ini (kesepakatan) mungkin lebih cepat tercapai, tergantung pada kesiapan Iran," tegas Kerry.
"Kita perlu memiliki kesepakatan yang baik dan bagus. Artinya, benar-benar akuntabel dan benar-benar terbukti program nuklir Iran adalah program damai. Jika program mereka damai, kita semua dapat melihat bahwa hubungan dengan Iran dapat berubah secara dramatis menjadi lebih baik dan dapat berubah dengan cepat," tambah Kerry.
Sayangnya, hingga kini AS belum mempertimbangkan akan mencabut sanksi terhadap Iran sampai jelas dengan akuntabilitas dan transparansi proses nuklir Iran. Kerry pun mendesak agar Iran membuka sebuah fasilitas pengayaan nuklir bawah tanah di pegunungan dekat kota Qom untuk inspeksi internasional.
"Mereka harus bisa segera memberi akses pemeriksaan fasilitas Fordow, sebuah fasilitas rahasia bawah tanah di pegunungan itu," tegas Kerry.
"Mereka bisa segera menandatangani protokol tambahan dari masyarakat internasional mengenai inspeksi ini dan bisa menawarkan diri untuk berhenti secara sukarela mengambil pengayaan uranium hingga tingkat tertentu," desaknya. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar