Antisipasi kemungkinan meluasnya konflik Suriah, Israel uji coba rudal pertahanan udara bersama Amerika Serikat.
Israel menyatakan melakukan uji coba rudal bersama Amerika Serikat di Laut Mediterania hari ini (03/09) guna menguji pertahanan udara Israel.
Kepastian itu diungkap oleh Kementerian Pertahanan Israel dalam pernyataan tertulis.
"Kementerian Pertahanan Israel dan Badan Pertahanan Rudal Amerika (MDA) pada Selasa pagi pukul 09.15 berhasil meluncurkan satu rudal radar tipe Ankor," pernyataan Kementerian Pertahanan seperti dilaporkan kantor berita AFP.
"Uji coba diluncurkan dari Mediterania dan dikendalikan dari pangkalan militer di Israel tengah."
Wartawan BBC di Jerusalem Richard Galpin melaporkan bahwa seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan tujuan uji coba gabungan itu adalah untuk menguji kemampuan pertahanan udara Israel.
Aksi militer
Menurut pejabat itu, lanjut Galpin, pesawat tempur yang menjelajah di ketinggian meluncurkan rudal di atas wilayah Mediterania.
"Rudal dapat meluncur di atas atmosfir Bumi sebelum jatuh," lapor Richard Galpin.
Biasanya, jelas Galpin, uji coba seperti ini direncanakan jauh hari. Oleh karena itu, uji coba rudal kali ini merupakan tanda bahwa militer Israel memandang serius kemungkinan Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke Suriah.
"Bila hal itu terjadi maka dapat memicu serangan balasan terhadap Israel, baik oleh Suriah sendiri atau oleh sekutunya, milisi Syiah Hisbullah di Lebanon," lapor Galpin.
Sementara itu di Washington muncul pendapat bahwa Presiden Barack Obama berencana melancarkan aksi militer lebih luas terhadap Suriah dan bukan serangan terbatas yang sebelumnya diusulkan.
Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat Jenderal Jack Keane telah berbicara dengan para senator penting dari partai Republik yang mendengarkan penjelasan Gedung Putih Senin kemarin (02/09.
Kepada BBC Jenderal Keane mengatakan para senator diyakinkan oleh Presiden Obama bahwa ada rencana menimbulkan kerusakan besar terhadap pasukan bersenjata Suriah bila presiden mendapat izin dari kongres untuk melancarkan serangan. (BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar