Dewan Keamanan PBB akhirnya sepakat untuk mengeluarkan resolusi terkait konflik Suriah. Ini merupakan resolusi pertama DK PBB mengenai Suriah sejak konflik terjadi pada Maret 2011 lalu.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat John Kerry pun mengingatkan, Suriah akan menghadapi konsekuensi jika tidak mematuhi resolusi DK PBB mengenai senjata kimianya.
"Jika rezim itu gagal bertindak, maka akan ada konsekuensi," cetus Kerry di depan DK PBB usai voting yang mengesahkan resolusi tersebut seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (28/9/2013).
Kerry pun menyambut kesepakatan yang dicapai setelah negosiasi alot ini, sebagai sebuah terobosan. "DK PBB telah menunjukkan bahwa ketika kita mengesampingkan politik demi kebaikan bersama, kita masih tetap bisa melakukan hal-hal yang besar," tutur pejabat tinggi AS itu.
"Setelah resolusi ini dilaksanakan sepenuhnya, kita akan memusnahkan salah satu program senjata kimia terbesar di Bumi dari salah satu tempat paling bergejolak di Bumi," tandas Kerry.
Namun diingatkan Kerry, selain isu senjata kimia, solusi tetap diperlukan untuk mengakhiri perang saudara di Suriah, yang telah berlangsung 30 bulan dan telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang.
"Dunia masih memikul beban untuk melakukan apa yang harus kita lakukan guna menghentikan pembunuhan massal ini," cetus Kerry.
Resolusi DK PBB yang disetujui dengan suara bulat oleh ke-15 anggota ini, memerintahkan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk memusnahkan senjata kimia, menyusul serangan kimia pada 21 Agustus lalu di pinggiran Damaskus. (Detik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar