Perang di Suriah telah berlangsung 30 bulan. Tanda-tanda ke arah perdamaian belum juga terlihat. Kelompok antipemerintah menyatakan menolak berdialog. Tuntutan mereka tetap: Presiden Basyar al-Assad harus mundur.
Kenyataannya, pemberontak Suriah tidak solid. Mereka terdiri dari banyak kelompok dengan pelbagai tujuan. Di antaranya Tentara Pembebasan Suriah (FSA) berisi serdadu desertir dan Jabhat an-Nusra terkait jaringan Al-Qaidah. Dua kelompok inki berbeda tujuan. FSA ingin Assad jatuh, sedangkan Jabhat an-Nusra berambisi mendirinkan negara Islam di Suriah.
Menurut Kuasa Usaha Suriah untuk Indonesia Bassam al-Khatib, konflik berdarah di Suriah bukan perang saudara. Sebab, sebagian besar kelompok perlawanan anti-Assad berasal dari negara lain. "Jika ada pejuang asing dari 83 negara, itu bukan perang saudara. Itu adalah perang dilakukan oleh warga asing dengan dana asing dan disokong tekanan Amerika Serikat serta negara-negara Barat lainnya," katanya.
Wawancara berlangsung santai di ruang kerja Bassam, Kedutaan besar Suriah, Jalan Karang Asem I nomor 8, Kuningan, Jakarta Selatan. Selama hampir 50 menit dan ditemani secangkir teh rasa mint, dia menjelaskan soal perkembangan terkini di negaranya dan sikap pemerintahnya.
Berikut penjelasannya kepada Faisal Assegaf dari merdeka.com, Jumat pekan lalu.
Apakah Anda yakin gencatan senjata bakal tercapai di Suriah?
Orang yang disebut pemberontak bukan hanya ingin menumbangkan Assad. Ketika mereka mengebom stasiun kereta, instalasi listrik, jalana, atau mobil, berarti mereka bukan cuma menyasar pemerintah. Mereka sedang menyerang negara kami. Mereka bahkan menyerang tempat-tempat suci, termasuk di Maalula.
Ini tidak ada hubungannya dengan Assad. Mereka ingin menghancurkan Suriah. Para
pemberontak ini didanai oleh negara asing, senjata juga dari luar dan atas perintah pihak luar. Apakah mereka benar-benar ingin dialog buat menghentikan perang? Jawabannya adalah tidak.
Para pemberontak ini di antaranya datang dari Chechnya. Apakah mereka benar-benar
peduli dengan gereja berusia dua ribu tahun? Apakah mereka punya budaya dialog dan ingin menghentikan kekerasan? Tidak.
Adalah hak tiap pemerintah di seluruh dunia untuk mempertahankan kedaulatan mereka. Pemerintah Suriah mengumumkan setuju menghadiri konferensi Jenewa bahkan sejak tahun lalu. Apa jawaban dari orang-orang Anda sebut pemberontak? Tidak.
Mereka terus melanjutkan kekerasan, membunuh orang. Kebanyakan dari mereka berasal dari negara lain. Jadi saya bisa memastikan mereka adalah orang-orang tidak tertarik dengan kepentingan rakyat Suriah, peradaban Suriah, dan bahkan Islam dan Nasrani. Mereka hanya melayani agenda mereka dan tujuan mereka adalah menghancurkan Suriah.
Pemerintah Suriah siap dan menyatakan kepada publik akan menghadiri konferensi Jenewa. Bahkan Presiden Assad telah menawarkan amnesti bagi pemberontak mau melucuti senjata mereka.
Jadi Anda belum bisa memastikan kapan konflik berdarah ini bakal berakhir?
Kami menyerukan penyelesaian damai terhadap konflik ini lewat dialog. Namun pihak lain (pemberontak) menolak, mereka tidak mau penyelesaian damai. Mereka hanya melayani agenda dari negara dan pemerintah penyokong mereka. Mari berharap (katanya sambil menarik napas).
Masa jabatan Assad bakal berakhir tahun depan. Jika konflik berlanjut apakah pemilu tetap digelar atau ditunda?
Ini sebuah asumsi dan masih ada waktu, namun hukum tetap hukum. Kalau ikut aturan, kami akan menggelar pemilu tahun depan. Jika Rakyat Suriah ingin Assad, dia akan tetap
menjadi presiden. Bila tidak, dia akan lengser. Tak ada yang bisa memastikan sesuatu hal diagendakan tahun depan.
Kenyataan di lapangan membuktikan pemberontak tidak solid. Apakah ini menguntungkan buat pemerintah Assad?
Satu-satunya keuntungan bagi Suriah dan pemerintah Suriah adalah kembali ke situasi damai, sebuah negara bagi semua etnis, agama, sekte. Suriah adalah satu-satunya negara Arab tidak memberlakukan visa bagi warga dari negara Arab lainnya. Saat itu, pendidikan hingga lulus kuliah gratis, transportasi hampir semuanya gratis, kesehatan gratis. Suriah tidak memiliki utang luar negeri. Kami mandiri karena kami membikin semuanya.
Bayangkan Anda berada dalam situasi di Suriah sebelum perang. Anda tentu tidak mengubah karena itu sebuah keistimewaan. Tidak ada masalah soal kesehatan, pendidikan, transportasi, perumahana, dan sebagainya. Barat, Amerika Serikat, Israel dan para pengikut mereka tidak ingin Suriah kuat. Mereka melakukan apa yang ingin mereka lakukan.
Persoalan tidak berawal dari dalam, tapi dari luar dengan memakai segala cara buat menghancurkan Suriah. Mereka berasal dari 83 negara, termasuk Chechnya, Pakistan, Afghanistan, Amerika, Australia. Jika ada pejuang asing dari 83 negara, itu bukan perang saudara. Itu adalah perang dilakukan oleh warga asing dengan dana asing, dan disokong tekanan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Ada fatwa kotor mengenai jihad dari ulama di Qatar, Libya, dan Arab Saudi. Apakah itu disebut jihad dengan membunuh orang? Ada beberapa negara menjualbelikan Islam.
Apakah Anda setuju perang di Suriah kian parah dan menyebar ke sejumlah negara tetangga karena ditiup isu sektarian?
Siapa di balik semua ini? Anda perlu kembali ke sejarah Suriah sejak dua ribu tahun silam. Suriah menjadi tempat bagi Sunni, Syiah, Salafi, Nasrani, dan semua agama. Mereka hidup harmonis. Siapa memprovokasi hingga perang meletus di Suriah. Mereka adalah negara-negara menyokong Al-Qaidah dan apa yang disebut jihad dengan senjata dan uang mereka. Mereka menjualbelikan Islam.
Jujur saja, beberapa negara tetangga adalah dalang dari konflik berdarah di Suriah. Anda tahu hadis menyebutkan fitnah lebih kejam dari pembunuhan. negara-negara ini adalah pembunuh sebenarnya.
Maksud Anda Arab Saudi dan Qatar?
Saya biasanya tidak mau melakukan ini. Namun provokasi itu datang dari Saudi dan Qatar, tapi saya tidak ingin bilang pemerintah.
Anda yakin serangan sepihak terhadap Suriah akan terjadi?
Pemerintah Suriah memberitahu Perserikatan Bangsa-Bangsa Maret lalu mereka memiliki bukti ada serangan senjata kimia. Kami bilang silakan datang dan menyelidiki. Jadi kami pemerintah Suriah meminta mereka datang bukan negara lain. Namun tekanan Amerika Serikat dan negara lain membuat mereka batal datang.
Ketika tim itu datang muncul persoalan. Tentu saja itu tidankan sangat bodoh jika kami menggunakan senjata kimia saat mereka tiba di Suriah. Amerika kuat dan mereka bisa saja melaksanakan serangan sepihak, tapi mereka bukan Allah. Sejarah telah membuktikan. Kalian telah memakai alasan itu untuk menyerang Irak dan menggunakan alasan serupa buat menyerang Suriah? Jawabannya tidak.
Sejauh ini tidak ada bukti pemerintah Suriah memakai senjata kimia. Persoalannya adalah saya tidak pernah mempercayai Amerika. Kami siap soal penyelesaian damai, tapi kami juga siap membela negara kami.
Apakah bukti diserahkan Suriah ke Rusia lalu diteruskan PBB adalah senjata kimia digunakan pemberontak?
Ya, tapi saya tidak bisa menjelaskan karena itu soal teknis.
Apakah Anda melihat Obama bimbang buat memutuskan menyerang Suriah?
Saya tidak melihat Obama ragu, namun dalam soal Suriah Obama menemukan sebagian besar negara tidak menyokong posisinya. Mereka tidak puas dan merea tahu posisi Amerika itu sebuah kebohongan besar. Irak adalah pelajaran terbesar buat masyarakat internasional.
Assad menegaskan jika Suriah diserang Timur Tengah bakal meledak. Apakah itu ancaman serius atau sekadar gertakan?
itu bukan sekaadar pernyataan, kami mengevaluasi situasi geopolitik. Tentu saja itu bakal terjadi. Sekarang pasukan Suriah bertempur menghadapi Al-Qaidah. Anda tahu tujuan Al-Qaidah: jika mereka melakukan itu di Suriah, mereka juga bakal melakoni itu di negara tetangga lainnya.
Mereka tidak punya tempat beroperasi tetap, mereka akan terus berkeliling. Tentu saja, Tentu saja, seluruh kawasan akan meledak. Tapi bagi Suriah, kami perlu mempertahankan negara kami.
Selama perang berlangsung di Suriah, Rusia selalu memberi sokongan. Apakah pemerintah Anda puas dengan sukungan Rusia?
Rusia saat sedang mempertahakan keseimbangan kekuatan di dunia, hukum internasional, hak asasi, untuk mengubah sesuatu tanpa campur tangan pihak asing. Kami senang dengan dukungan Rusia. Bayangkan jika Rusia tidak melakukan ini. Apa akan terjadi di kawasan? Amerika akan melancarkan perang, Al-Qaidah akan bebas memiliki daerah operasi baru, banyak orang bakal saling membunuh.
Satu-satunya pihak berwenang atas perdamaian di kawasan adalah Dewan Keamanan PBB, bukan Amerika.
Bagaimana komentar Anda soal respon pemerintah dan rakyat Indonesia terhadap perang di Suriah?
Dukungan pemerintah Indonesia lebih bijak ketimbang banyak negara Arab. Jujur karena menyerukan penyelesaian damai. Bijak lantaran menolak kekerasan. Sah karena meminta PBB terlibat dalam menyelesaikan konflik Suriah. Saya benar-benar menghargai Indonesia. Indonesia bagi Suriah adalah saudara, bukan sekadar sahabat. Mereka yang mendukung teroris di Suriah tidak kami anggap tidak mewakili Indonesia. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar