foto : Airingnews.com |
Aksi diam, yang dipimpin oleh kelompok anti-perang Code Pink, melibatkan sekitar 10 aktivis. Tapi jumlah yang tak terhitung di seluruh dunia melihatnya karena unjuk rasa itu berlangsung selama sidang Senat yang disiarkan televisi.
Para demonstran mengatakan, warna merah mewakili darah yang akan berada di tangan Menteri Luar Negeri John Kerry jika Kongres menyetujui serangan militer.
Amerika berdalih serangan militer ini sebagai pembalasan terhadap pemerintah Basar al-Assad, yang menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri Agustus lalu.
"John Kerry-diplomasi, bukan perang," demikian tertulis pada spanduk yang dipegang oleh Medea Benjamin, salah satu pendiri Code Pink--organisasi yang dibentuk satu dekade lalu untuk menentang invasi Amerika Serikat ke Irak.
Benjamin mengatakan, pada sidang yang sama pada hari Selasa, 3 September 2013, ia ditangkap dan didakwa karena mengganggu ketertiban sebab berteriak "Rakyat Amerika tidak mau perang lagi".
Pada sidang dengar pendapat, Rabu, 4 September 2013, di depan Komite Hubungan Luar Negeri DPR, Benjamin tetap diam sambil terus melambaikan tangannya yang bernoda merah.
Kerry menyinggung pertanyaan para pengunjuk rasa selama memberi kesaksian di DPR. Sebelum memasuki ruang Senat, ada seseorang yang berdiri di belakangnya menyampaikan aspirasi. Kata Kerry, dia berkata, "Tolong jangan bawa kami ke dalam perang. Jangan membawa kami ke perang lainnya."
"Biar saya perjelas. Kami tidak meminta Amerika untuk pergi berperang," kata Kerry, yang telah berjanji bahwa serangan militer Amerika ini tidak akan melibatkan pasukan darat.
"Bila Anda melontarkan rudal ke negara lain, itu adalah perang," kata Benjamin, yang bersama demonstran lainnya duduk beberapa baris di belakang Kerry dan pejabat pemerintahan Obama yang lain.
Demonstran lainnya, Diane Wilson, mantan petugas kesehatan Angkatan Darat Amerika Serikat selama Perang Vietnam, mengatakan sidang ini mengingatkannya pada situasi tahun 2002 ketika dia dan demonstran lainnya datang ke Kongres untuk menentang rencana pemerintahan George W. Bush untuk perang terhadap Irak. (Tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar