AS menutup kantor kedutaannya di Yaman menyusul adanya ancaman serangan |
Ancaman serangan ini menurut mereka dilakukan oleh al-Qaida dan kelompok militan lainnya.
Dalam peringatannya, mereka mengatakan al-Qaida dan sejumlah kelompok militan kemungkinan telah merencanakan penyerangan terhadap sejumlah fasilitas AS.
Mereka mengatakan dalam serangannya kelompok militan bisa menyasar hotel, kegiatan, pertunjukan olahraga dan banyak tempat lainnya.
Soal bentuk serangannya, Kementerian Luar Negeri AS mengatakan antara lain serangan bunuh diri, pembunuhan, penculikan, pembajakan dan pemboman.
Dalam peringatan tersebut mereka juga menyampaikan sejumlah daerah yang kemungkinan menjadi sasaran teror di Eropa, Asia, Afrika dan Timur Tengah.
Siaga tinggi
Mereka mengingatkan kepada warga AS soal upaya penyerangan yang terjadi terhadap sistem tranportasi dan fasilitas untuk turis di Moskow, London dan New York.
Kementerian Luar Negeri sebelumnya mendapat peringatan ancaman dari kelompok yang menamakan dirinya Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner, yang mengatakan akan melakukan serangan lanjutan setelah aksi pengeboman terhadap kedutaan AS di Ankara, Turki.
Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri AS juga mengutip keterangan dari 'informasi yang kredibel' untuk menunjukan adanya indikasi kelompok teroris yang tengah menyasar kepentingan AS di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Kementerian Luar Negeri AS meminta seluruh warga negara yang sedang berpergian atau tinggal di luar negeri untuk mengambil sejumlah langkah yang dianggap tepat guna meningkatkan kemanan pribadi mereka.
"Fasilitas milik pemerintah AS di luar negeri saat ini berada dalam keadaan siaga tinggi," kata Kementerian Luar Negeri AS.
Pemerintah AS sebelumnya juga telah memberikan peringatan serupa beberapa waktu lalu dan melakukan Klik penutupan kegiatan di sejumlah kantor kedutaan mereka.
Belakangan kedutaan AS di sejumlah negara kembali dibuka namun tetap Klik menutup kedutaannya di Yaman.
Terakhir pemerintah AS memerintahkan petugas pemerintahan non-inti untuk Klik meninggalkan Lebanon.
Tindakan tersebut dilakukan terkait dengan "ketegangan yang terjadi saat ini", tetapi AS tidak menyebut langsung soal krisis Suriah. (BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar