Militer Mesir
menghancurkan sedikitnya 30 terowongan di bawah perbatasan antara Mesir
dan Jalur Gaza, demikian kata sumber HAMAS, Minggu.
Sumber tersebut memberitahu Xinhua bahwa selama lebih dari tiga hari
belakangan, militer Mesir telah menghancurkan terowongan yang
kebanyakan berada di Permukiman Al-Barazil di Kota Kecil Rafah di bagian
selatan Jalur Gaza.
Warga di kota kecil itu menyatakan mereka melihat asap membubung ke
udara dari daerah tersebut dan mendengar suara ledakan sangat kuat.
Saksi
juga menjelaskan bahwa penghancuran terowongan itu adalah bagian dari
operasi besar yang dilancarkan oleh pasukan militer Mesir di daerah
tersebut.
Warga juga mengatakan mereka melihat buldozer Mesir sedang menghancurkan bangunan di perbatasan di wilayah Mesir.
Rumah-rumah
yang terletak di sepanjang perbatasan turut dihancurkan sebagai
persiapan untuk menciptakan zona larangan 500 meter di sepanjang
perbatasan dengan Jalur Gaza.
Sobhi radwan, Walikota Rafah, mengatakan kepada Xinhua bahwa apa
yang terjadi di daerah perbatasan "meningkatkan keprihatinan kami bahwa
militer Mesir bermaksud membentuk zona-larangan keamanan di sepanjang
perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir".
"Kendaraan Mesir melancarkan aksi yang tak pernah terjadi
sebelumnya, yaitu menghancurkan bangunan dan terowongan di perbatasan di
wilayah Mesir, tampaknya untuk mempersiapkan pembentukan zona-larangan
keamanan," kata Radwan.
Ditambahkannya, "Lebih dari 90 persen terowongan tak bisa dioperasikan akibat aksi itu."
Perkembangan yang berlangsung di daerah perbatasan antara Jalur Gaza
dan Mesir telah membuat Pemerintah HAMAS menyeru Mesir agar tidak
mendirikan zona-larangan keamanan, kata Juru Bicara Pemerintah HAMAS
Ihab Al-Ghussein.
"Zona-larangan keamanan tak pernah dapat dibentuk di antara saudara
atau di perbatasan dua negara bersaudara. Jalur Gaza adalah garis
pertama pertahanan buat Mesir dan hanya hal yang baik saja yang datang
dari situ," kata Al-Ghussein sembari berharap bahwa Mesir mau membangun
zona perdagangan bebas.
Aksi pasukan keamanan Mesir untuk menghancurkan terowongan di bawah
perbatasan telah berlangsung sejak protes 30 Juni, yang pada akhirnya
menggulingkan Presiden Mohamed Moursi setelah berkuasa satu tahun
setelah ia terpilih dalam pemilu yang demokratis.
Aksi itu meningkat setelah serangan militer berdarah terhadap militer Mesir di Sinai.
Segera setelah HAMAS melalui kekuatan menguasai Jalur Gaza pada
2007, Israel memberlakukan blokade ketat di daerah kantung pantai
tersebut. Untuk membangkang terhadap blokade Israel, rakyat Palestina
pun menggali ratusan terowongan guna memperolah makanan, obat, dan bahan
bakar dari Mesir. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar