Menlu AS John Kerry mengunjungi Kairo. Kunjungan pertama ke Mesir paska penggulingan Mohammed Mursi ini pun mengundang sejumlah tanda tanya. Apa saja motivasi atau maksud terselubung kunjungan ini? Berikut ini sejumlah spekulasinya.
Sebagaimana tersirat dalam berita sebelumnya, Amerika mendesak transisi politik Mesir yang berkelanjutan, inklusif dan demokratis. Namun harus diakui, Kairo sekarang ini ingin mereposisi kebijakan luar negerinya yaitu untuk "melayani kepentingan nasional".
Juru bicara Kemenlu Mesir Badr Abdelaty pernah mengatakan Mesir kini memiliki hubungan yang kuat dengan AS dan Uni Eropa. "Kami ingin membuka dengan yang lain untuk memperluas pilihan kami," tegasnya. Dalam konteks pernyataan Abdelaty ini, kunjungan AS perlu dilihat sebagai cara Amerika yang ingin tetap dominan di Mesir.
Tujuan lain kunjungan ini yaitu keinginan AS menguji kemajuan isu-isu yang "penting" bagi dan untuk Amerika Serikat, seperti kebebasan berkumpul dan kebebasan pers, perlindungan minoritas, partisipasi masyarakat sipil dan hak asasi manusia (HAM).
Dalam konteks militer, Kerry berusaha untuk menenangkan kemarahan Mesir atas suspensi bantuan AS. Apalagi mau tidak mau harus diakui AS, Mesir adalah sekutu kunci di Timur Tengah. Stabilitas regional berdasarkan perjanjian perdamaian 1979 dengan Israel harus dipelihara agar kepentingan AS di Timur Tengah tidak teranggu.
Ini artinya, kunjungan John Kerry ke Mesir kali ini tidak semata-mata ingin melihat kemajuan transisi politik yang terjadi. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar