Hasil dari perundingan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia sangat tidak pasti, sementara Teheran terjebak dalam permintaan kontroversial untuk terkait hak untuk memperkaya uranium secara resmi .
Negosiator yang terus bekerja sampai malam, namun menjelang batas waktu efektif yang ditetapkan tak menghasilkan apa-apa, sementara Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan meninggalkan Jenewa pada Minggu pagi ini.
"Kami bersikeras pada hak untuk pengayaan yang harus secara jelas diakui dalam draf perjanjian," kata wakil menteri luar negeri Abbas Araqchi seperti dikutip wartawan Iran.
Banyak resolusi Dewan Keamanan PBB sejak 2006 telah menuntut Iran menghentikan semua kegiatan pengayaan uranium. Pengayaan uranium itu memiliki kegunaan sipil, tetapi juga dapat digunakan dalam senjata nuklir.
Negara-negara Barat khawatir bahwa mereka akan terjebak dalam perjanjian resi yang mendukung Iran menciptakan senjata nuklir. Mereka cemas kesepakatan interim yang sedang dibahas di Jenewa akan merusak resolusi PBB yang merupakan dasar hukum bagi sanksi-sanksi selama ini.
Araqchi meyakini negosiasi 11 jam berhasil menyelesaikan sebagian besar perbedaan pendapat. "Ada kemajuan hingga 98 persen dalam negosiasi. Tapi mungkin dua persen sisanya sangat penting dari isu-isu lainnya," tegasnya. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar