Amerika Serikat siap memarahi sekutu utamanya yaitu Israel dan Arab Saudi dan terus mengamankan kesepakatan nuklir dengan Iran, meskipun kegagalan pembicaraan terlah terjadi di Jenewa.
Sementara Teheran tetap berada di bawah tekanan untuk mencapai kesepakatan cepat dengan negara-negara besar, para analis melihat Washington sangat ingin mengambil keuntungan dari kesediaan Iran untuk menegosiasikan kesepakatan dan mencegah konflik di masa depan di Timur Tengah.
Perundingan tiga hari yang melelahkan antara Iran, Amerika Serikat, China, Rusia, Inggris, Perancis dan Jerman berakhir Minggu pagi tanpa kesepakatan.
Padahal beberapa pihak telah berharap untuk mencapai kesepakatan yang akan mengekang program nuklir Teheran dalam bentuk pertukaran untuk bantuan sanksi.
"Dengan mencari kesepakatan di Jenewa , AS mencoba untuk pergi sedikit terlalu jauh, terlalu cepat, Itu semua disebabkan oleh antusiasme Iran," terang Hussein Ibish, seorang rekan senior di Satuan Tugas Amerika untuk Palestina.
"Ini benar-benar konvergensi AS dan keinginan Iran untuk menghindari konfrontasi lebih dalam atas nuklir," imbuhnya.
Alireza Nader, seorang analis kebijakan internasional senior di RAND Corporation think-tank, mempertanyakan dugaan bahwa Amerika Serikat "bergegas" untuk mencapai kesepakatan dengan Iran.
"Saya tidak berpikir posisi AS telah berubah dalam beberapa bulan terakhir," kata Nader. "Apa yang kita lihat sekarang adalah kesediaan Iran untuk bernegosiasi."
Iran tertarik untuk melihat pelonggaran sanksi.
Analis bersikeras bahwa Israel dan Arab Saudi tetap tegas menentang kesepakatan antara Washington dan Teheran. "Baik Israel dan Saudi telah menunjukkan pada publik bahwa mereka ingin Amerika Serikat berperang melawan Iran," kata Trita Parsi, Presiden National American Council Iran.
"Jika ada kesepakatan, tidak akan ada perang, itu sebabnya mereka marah."
Nader juga mencatat kecemasan Israel dan Arab Saudi yaitu kesepakatan AS-Iran akan membahayakan kepentingan strategis jangka panjang mereka.
"Mereka khawatir hubungan Iran-Amerika yang meningkatkan merugikan mereka," kata Nader. "Kemungkinan Iran memainkan peran lebih besar dalam urusan regional menciptakan kecemasan bagi Israel dan Arab Saudi." (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar