Kapal Induk AS USS George Washington tiba di Filipina pada Kamis (14/11) lalu dengan dilengkapi helikopter angkut dan pesawat-pesawat jenis lainnya. Pihak Amerika menegaskan pengerahan kapal induk ini sebagai pusat operasi bantuan yang mencakup distribusi bantuan makanan, air, dan obatan-obatan untuk korban Topan Haiyan yang memang ditangani lambat.
Lebih mengejutkan lagi, seorang petinggi militer Amerika Serikat di Filipina Jenderal Paul Kennedy menegaskan dengan kedatangan kapal induk USS George Washington maka jumlah helikopter yang tersedia bertambah tiga kali lipat.
Menurut situs Angkatan Laut AS, kapal induk yang membawa 5.000 pelaut dan lebih dari 80 pesawat, datang dari Hong Kong untuk kunjungan pelabuhan. Mendahului USS George Washington adalah Carrier Air Wing Lima (CVW-5).
Namun, masih belum jelas apakah operator AS lainnya sudah memasuki pantai Filipina. US Navy mengatakan bahwa pesawat akan didampingi kapal penjelajah USS Antietam (CG 54) dan USS Cowpens (CG 63), dan USS Mustin (DDG 89), bersama dengan pasokan kapal USNS Charles Drew (T-AKE-10) dan USS Lassen (DDG 82).
"CVW-5 adalah pesawat yang dirancang untuk melakukan berbagai fungsi termasuk bantuan bencana dan termasuk mengangkut "Golden Falcons", Helikopter Tempur Laut Skuadron 12 MH-60S Seahawk dan "Saberhawks" Helikopter Maritime Mogok Skuadron 77MH-60R Seahawk," kata Angkatan Laut AS.
AS juga telah memerintahkan kapal rumah sakit USNS Mercy (T-AH 19) mendukung upaya bantuan bencana yang sedang berlangsung di negara itu. Pengerahan kekuatan militer secara besar-besaran ini tentu mengundang decak kagum, tetapi sekaligus tanda tanya.
AS pernah memiliki dua pangkalan militer di dekat Manila, Clark Air Base dan Subic Naval Base. Dua pangkalan itu ditutup pada 1992 di tengah meningkatnya sentimen anti-AS dan sengketa sewa. Berdasarkan kesepakatan baru pada 1999, pasukan AS kembali ke Filipina untuk menggelar latihan militer bersama setiap tahun. Bisa jadi pengerahan kekuatan lautnya kali ini dimaksudkan untuk merayu Filipina memberikan pangkalan militernya lagi untuk Amerika. Pelambatan pemulangan tim dan crew beserta peralatan bantuan bisa menjadi strategi jitu dari pihak AS untuk merengek pangkalan militer lagi pada Filipina. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar