Pistol yang standar digunakan oleh militer Rusia, PM (Pistol Makarov) dan MP-443 Grach akan segera digantikan oleh model baru yang dikembangkan oleh TsNIITochMash (Pusat Penelitian Institut Rekayasa Presisi), demikian disampaikan institut tersebut.
Pernyataan itu tak menjelaskan pistol apa tepatnya yang akan menjadi persenjataan baru militer Rusia, namun beberapa detil mengarah pada versi modifikasi pistol SPS (pistol Serdyukov), pistol paling mematikan sekaligus ergonomis Rusia.
Dirancang 'dari nol; di Rusia, SPS dianggap salah satu pistol modern terbaik di dunia. Namun, meskipun pistol ini tak dirahasiakan sepenuhnya, detailnya hanya diketahui oleh para pakar senjata.
Update Berita Militer, Pertahanan dan Keamanan Dunia
Selasa, 29 Desember 2015
Mengenal SPS, Pistol Pengawal Vladimir Putin
Dubes Rusia Tantang Media di Indonesia Terbitkan Foto Kejahatan Militer AS
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengkritik salah satu surat kabar di Indonesia yang dianggap telah menyebarkan berita fitnah sekaligus kampanye anti-Rusia di Indonesia. Demikian hal tersebut disampaikan sang dubes dalam sesi jumpa pers di atas kapal perang antipermukaan Rusia "Bystry" di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (28/12).
"Koran ini menerbitkan berita fitnah dengan karikatur, bukan foto asli, dan ini sangat disayangkan. Mereka berusaha menyalahkan Rusia atas dugaan menyerang warga sipil di Suriah. Media ini tak mau Rusia melawan terorisme ISIS di Suriah," kata Galuzin sambil menunjukkan potongan artikel dari salah satu surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia yang terbit pada hari itu.
"Saya sarankan kepada koran ini, daripada menerbitkan karikatur bodoh dan memalukan semacam ini, publikasikanlah foto-foto nyata yang menggambarkan berbagai objek sipil yang telah dibom militer AS berkali-kali di Afganistan, Pakistan, Irak, dan sebagainya. Itulah kejahatan yang sebenarnya dari militer AS, dan itulah yang seharusnya dilaporkan media, bukannya menyebarkan berita bohong mengenai Rusia," kata Galuzin menegaskan.
"Koran ini menerbitkan berita fitnah dengan karikatur, bukan foto asli, dan ini sangat disayangkan. Mereka berusaha menyalahkan Rusia atas dugaan menyerang warga sipil di Suriah. Media ini tak mau Rusia melawan terorisme ISIS di Suriah," kata Galuzin sambil menunjukkan potongan artikel dari salah satu surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia yang terbit pada hari itu.
"Saya sarankan kepada koran ini, daripada menerbitkan karikatur bodoh dan memalukan semacam ini, publikasikanlah foto-foto nyata yang menggambarkan berbagai objek sipil yang telah dibom militer AS berkali-kali di Afganistan, Pakistan, Irak, dan sebagainya. Itulah kejahatan yang sebenarnya dari militer AS, dan itulah yang seharusnya dilaporkan media, bukannya menyebarkan berita bohong mengenai Rusia," kata Galuzin menegaskan.
Masyarakat Lebanon Selalu Membutuhkan Prajurit TNI
Kehadiran prajurit TNI kontingen Garuda yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB (United Nations Interim Force in Lebanon/UNIFIL) memberi ketenangan bagi warga Lebanon. Masyarakat Lebanon selalu berharap ada prajurit TNI dalam penugasan pasukan perdamaian PBB (UN Peacekeepers) di Lebanon.
Hal itu disampaikan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (28/12).
Ia menjelaskan kehadiran pasukan TNI sangat dibutuhkan masyarakat Lebanon karena pasukan TNI sangat mudah untuk berinteraksi. Pasukan TNI juga patuh dan displin serta membantu banyak pekerjaan masyarakat Lebanon.
"Ini yang pernah disampaikan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon Jenderal Jean Qahwaji tentang kelebihan Prajurit TNI yang bertugas di Lebanon,” kata Tatang.
Hal itu disampaikan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (28/12).
Ia menjelaskan kehadiran pasukan TNI sangat dibutuhkan masyarakat Lebanon karena pasukan TNI sangat mudah untuk berinteraksi. Pasukan TNI juga patuh dan displin serta membantu banyak pekerjaan masyarakat Lebanon.
"Ini yang pernah disampaikan oleh Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon Jenderal Jean Qahwaji tentang kelebihan Prajurit TNI yang bertugas di Lebanon,” kata Tatang.
Rusia Pamerkan Kapal Perang Penghancur di Tanjung Priok
Destroyer Bystry milik Angkatan Laut bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Berlabuhnya kapal perang tipe penghancur milik negara ahli waris Uni Soviet itu merupakan bagian dari rangkaian kunjungan militer Rusia terutama di Asia Tenggara.
Kehadiran kapal perang Bystry di Indonesia, kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, merupakan wujud keharmonisan kerja sama militer di antara kedua negara. Destroyer Bystry berada di Tanjung Priok selama lima hari, sejak Natal pekan lalu hingga hari ini, Selasa (29/12).
"Kami ingin mempertahankan kerja sama yang selama ini dijalin Rusia dengan Indonesia. Kehadiran Bystry merupakan wujud dari intensitas komunikasi yang terus kami bangun," ujar Galuzin di atas kapal Bystry, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Galuzin tidak merinci kerja sama militer RI-Rusia yang dia maksud. Namun salah satunya, menurut Galuzin, adalah akan adanya latihan perang gabungan tahun depan di antara kedua negara yang berfokus pada teknik komunikasi dan strategi perang.
Kehadiran kapal perang Bystry di Indonesia, kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Y. Galuzin, merupakan wujud keharmonisan kerja sama militer di antara kedua negara. Destroyer Bystry berada di Tanjung Priok selama lima hari, sejak Natal pekan lalu hingga hari ini, Selasa (29/12).
Rusia memiliki lima kapal perang penghancur. Salah satunya bersandar di Tanjung Priok, Jakarta, selama lima hari. Ini kapal perusak di garis terdepan Angkatan Laut Rusia. CNN Indonesia/Gilang Fauzi |
"Kami ingin mempertahankan kerja sama yang selama ini dijalin Rusia dengan Indonesia. Kehadiran Bystry merupakan wujud dari intensitas komunikasi yang terus kami bangun," ujar Galuzin di atas kapal Bystry, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Galuzin tidak merinci kerja sama militer RI-Rusia yang dia maksud. Namun salah satunya, menurut Galuzin, adalah akan adanya latihan perang gabungan tahun depan di antara kedua negara yang berfokus pada teknik komunikasi dan strategi perang.
Senin, 28 Desember 2015
India Borong S-400 dan Jet Tempur Sukhoi Rusia
India bekerjasama dengan Rusia di bidang militer dan Perdana Menteri India, Narendra Modi menganggarkan dana US$ 150 miliar untuk upgrade persenjataan militer, termasuk untuk membeli sitem rudal pertahanan udara S-400 dari Rusia.
Menurut Jon Grevatt, analis Industri Pertahanan Asia Pasifik IHS Jane, mengatakan: “Rusia dan India memiliki kemitraan sangat kuat. Sementara Amerika Serikat (AS) hanya bisa berangan-angan,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Dia memproyeksikan, penjualan senjata dari AS bisa menyusut, sementara penjualan dari Rusia makin kuat. Sebab begitu banyak program yang dijalankan oleh kedua negara.
Menurut Jon Grevatt, analis Industri Pertahanan Asia Pasifik IHS Jane, mengatakan: “Rusia dan India memiliki kemitraan sangat kuat. Sementara Amerika Serikat (AS) hanya bisa berangan-angan,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.
Dia memproyeksikan, penjualan senjata dari AS bisa menyusut, sementara penjualan dari Rusia makin kuat. Sebab begitu banyak program yang dijalankan oleh kedua negara.
Label:
India,
Pesawat Tempur,
Rudal,
Rusia
Militer Nigeria Gagalkan Serangan Boko Haram
Setidaknya tujuh orang tewas ketika militer Nigeria berupaya menggagalkan serangan dari terduga militan Boko Haram di sebuah desa di negara bagian Borno.
Suara baku tembak dan ledakan terdengar di pada Minggu malam (27/12) di luar Maiduguri, ibu kota Borno, yang menjadi tempat lahirnya pemberontakan Boko Haram.
Tentara menghentikan terduga Boko Haram di desa Aldawari di pinggiran Maiduguri, menurut para saksi dan militer Nigeria.
"Kami baru saja keluar dari masjid setelah salat malam, ketika kami mulai mendengar suara tembakan…lalu tiba-tiba ada suara ledakan," kata nene Hassan, penduduk lokal. Ia menambahkan menyaksikan empat orang tewas dan lima lainnya terluka.
Suara baku tembak dan ledakan terdengar di pada Minggu malam (27/12) di luar Maiduguri, ibu kota Borno, yang menjadi tempat lahirnya pemberontakan Boko Haram.
Tentara menghentikan terduga Boko Haram di desa Aldawari di pinggiran Maiduguri, menurut para saksi dan militer Nigeria.
"Kami baru saja keluar dari masjid setelah salat malam, ketika kami mulai mendengar suara tembakan…lalu tiba-tiba ada suara ledakan," kata nene Hassan, penduduk lokal. Ia menambahkan menyaksikan empat orang tewas dan lima lainnya terluka.
Jumat, 25 Desember 2015
Jet Tempur Siluman PAK FA Rusia Diuji Coba pada 2018
PAK FA merupakan jet tempur kelas berat, dengan konfigurasi aerodinamis khusus di badan pesawat. Badan pesawat terdiri dari 70 persen material komposit, dan senjatanya tersimpan di dalam badan pesawat untuk mengurangi potensi terdeteksi oleh radar. Radar Byelka, dilengkapi dengan Active Electronically Scanned Array (AESA), dapat melacak empat target permukaan dan 30 target udara sekaligus, serta menembak delapan di antaranya.
Kerumitan teknis proyek ini membutuhkan periode bench-testing yang panjang bagi mesin baru, sehingga penyelesaian akhir program pesawat tempur generasi kelima secara keseluruhan diundur. Menurut Vladimir Prokhvatilov, pakar di Russian Academy of Military Sciences, mesin tersebut 'akan dioperasikan paling cepat 2025'.
Saat ini, lima prototipe PAK FA sudah terbang menggunakan mesin tahap pertama, AL-41F1. Mesin tersebut mampu menciptakan dorongan 86,3 kN, dan 147 kN di moda afterburner, namun karakteristik tersebut tak memenuhi standar pesawat tempur generasi kelima, atau rasio dorongan dan bobot, atau konsumsi bahan bakar.
Kerumitan teknis proyek ini membutuhkan periode bench-testing yang panjang bagi mesin baru, sehingga penyelesaian akhir program pesawat tempur generasi kelima secara keseluruhan diundur. Menurut Vladimir Prokhvatilov, pakar di Russian Academy of Military Sciences, mesin tersebut 'akan dioperasikan paling cepat 2025'.
Saat ini, lima prototipe PAK FA sudah terbang menggunakan mesin tahap pertama, AL-41F1. Mesin tersebut mampu menciptakan dorongan 86,3 kN, dan 147 kN di moda afterburner, namun karakteristik tersebut tak memenuhi standar pesawat tempur generasi kelima, atau rasio dorongan dan bobot, atau konsumsi bahan bakar.
Ranjau Baru Buatan Rusia Mampu Kenali Musuh
Ranjau antipersonil cerdas bernama “Medalon” akan segera hadir ke dalam persenjataan pasukan militer Rusia. Menurut pihak pengembang, Research Institute of Engineering (NIII), “Medalon” memiliki kekuatan destruktif yang besar, namun begitu ia tidak berbahaya bagi penduduk sipil.
Prinsip Operasi
Prinsip operasi ranjau modern yang baru saja selesai diuji ini adalah berdasarkan kecerdasan buatan.
“Kami memiliki semacam gate array, yang di situ kami letakkan lima hingga enam chip,” kata Direktur Umum Perusahaan NIII Igor Smirnov kepada para wartawan. “Itu merupakan salah satu elemen kecerdasan buatan, dan kami tidak menggunakan komponen impor apa pun.”
Ranjau dapat dipasang di setiap permukaan jalanan terbuka hingga di jalan setapak di hutan. Perangkat mematikan ini akan masuk ke dalam mode “tidur” sambil memindai situasi sekitar. Ranjau “Medalon” tidak memiliki ektensi sehingga keberadaannya tidak akan disadari oleh manusia. Meski begitu, ranjau ini dapat merasakan kedatangan manusia berkat sensor khusus yang dimilikinya.
Prinsip Operasi
Prinsip operasi ranjau modern yang baru saja selesai diuji ini adalah berdasarkan kecerdasan buatan.
“Kami memiliki semacam gate array, yang di situ kami letakkan lima hingga enam chip,” kata Direktur Umum Perusahaan NIII Igor Smirnov kepada para wartawan. “Itu merupakan salah satu elemen kecerdasan buatan, dan kami tidak menggunakan komponen impor apa pun.”
Ranjau dapat dipasang di setiap permukaan jalanan terbuka hingga di jalan setapak di hutan. Perangkat mematikan ini akan masuk ke dalam mode “tidur” sambil memindai situasi sekitar. Ranjau “Medalon” tidak memiliki ektensi sehingga keberadaannya tidak akan disadari oleh manusia. Meski begitu, ranjau ini dapat merasakan kedatangan manusia berkat sensor khusus yang dimilikinya.
Jumat, 04 Desember 2015
Rusia Akan Lindungi Pesawat dari Misil
Terdapat lebih dari satu juta MANPADS (sistem pertahanan udara yang mudah diangkut manusia) di dunia hari ini dan sulit untuk memahami berapa banyak yang ada di tangan teroris. Dalam beberapa tahun terakhir, MANPADS kerap diperjual-belikan di pasar gelap saat penggulingan rezim Qaddafi di Libya dan kehadiran ISIS di Suriah dan Irak.
Menurut Kementerian Luar Negeri AS, sejak 1970 hingga 2006, lebih dari 40 pesawat sipil ditembak jatuh oleh misil MANPADS, mengakibatkan lebih dari seribu orang korban tewas (termasuk korban di darat). Setiap transaksi MANPADS di pasar gelap akan meningkatkan ancaman munculnya senjata tersebut di dekat bandara sipil yang jauh dari pengawasan militer.
Pengalaman Dunia
Untuk menghindari peristiwa semacam itu, perusahaan teknologi mulai mengadaptasi sistem tempur yang sudah ada, menempatkannya pada pesawat sipil.
Menurut Kementerian Luar Negeri AS, sejak 1970 hingga 2006, lebih dari 40 pesawat sipil ditembak jatuh oleh misil MANPADS, mengakibatkan lebih dari seribu orang korban tewas (termasuk korban di darat). Setiap transaksi MANPADS di pasar gelap akan meningkatkan ancaman munculnya senjata tersebut di dekat bandara sipil yang jauh dari pengawasan militer.
Pengalaman Dunia
Untuk menghindari peristiwa semacam itu, perusahaan teknologi mulai mengadaptasi sistem tempur yang sudah ada, menempatkannya pada pesawat sipil.
Rusia Ubah Fokus Kerjasama ke Asia Tenggara
Sepanjang minggu lalu, PM Rusia Dmitry Medvedev menghadiri dua pertemuan kunci di wilayah Asia Pasifik, serta mengunjungi Kamboja. Kala perhatian media fokus pada pertemuan APEC di Manila pada 18 – 19 November lalu, pengamat Rusia menyatakan bahwa signifikansi kehadiran Medvedev dalam Konferensi Asia Timur di Kuala Lumpur tak boleh diabaikan.
Dapatkah tur sang perdana menteri tersebut di Asia meyakinkan para kaum skeptis bahwa rencana Rusia untuk melakukan 'pivot to Asia' memiliki substansi, bukan sekadar gaya? Upaya terbaru diplomasi menunjukkan bahwa meski langkah Rusia tertatih, tim Putin masih berharap dapat mencapai hasil gemilang, namun kini lebih selektif dalam melakukan pendekatannya.
Segera setelah menghadiri pertemuan KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Manila, Medvedev terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menghadiri Konferensi Asia Timur ke-10 yang dihadiri 18 negara. Konferensi tersebut merupakan wadah untuk menyatukan para anggota ASEAN dengan mitra 'luar', menunjukkan bahwa mereka setidaknya punya makna simbolis.
Medvedev juga membicarakan hubungan bilateral dengan Malaysia, lalu mengunjungi Kamboja, yang melalui evolusi dramatis menjadi lebih terbuka dengan dunia luar.
Dapatkah tur sang perdana menteri tersebut di Asia meyakinkan para kaum skeptis bahwa rencana Rusia untuk melakukan 'pivot to Asia' memiliki substansi, bukan sekadar gaya? Upaya terbaru diplomasi menunjukkan bahwa meski langkah Rusia tertatih, tim Putin masih berharap dapat mencapai hasil gemilang, namun kini lebih selektif dalam melakukan pendekatannya.
Segera setelah menghadiri pertemuan KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Manila, Medvedev terbang ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menghadiri Konferensi Asia Timur ke-10 yang dihadiri 18 negara. Konferensi tersebut merupakan wadah untuk menyatukan para anggota ASEAN dengan mitra 'luar', menunjukkan bahwa mereka setidaknya punya makna simbolis.
Medvedev juga membicarakan hubungan bilateral dengan Malaysia, lalu mengunjungi Kamboja, yang melalui evolusi dramatis menjadi lebih terbuka dengan dunia luar.
Rabu, 02 Desember 2015
Dugaan serangan teror, polisi Australia lakukan penggrebekan
Polisi menggerebek dua rumah di Sydney, Australia, menyusul dugaan ancaman serangan terhadap sebuah kantor polisi.
Salah satu rumah itu milik keluarga Talal Alameddine yang ditahan Oktober lalu terkait pembunuhan terkait teror terhadap seorang staf kepolisian di luar sebuah kantor polisi.
Alameddine dituding memberikan senjata bagi Farhad Jabar, 15, untuk digunakan membunuh akuntan polisi Curtis Cheng.
Polisi menyebut, dalam penggeledahan itu tak ditemukan "benda-benda mencurigakan."
Salah satu rumah itu milik keluarga Talal Alameddine yang ditahan Oktober lalu terkait pembunuhan terkait teror terhadap seorang staf kepolisian di luar sebuah kantor polisi.
Alameddine dituding memberikan senjata bagi Farhad Jabar, 15, untuk digunakan membunuh akuntan polisi Curtis Cheng.
Polisi menyebut, dalam penggeledahan itu tak ditemukan "benda-benda mencurigakan."
Selasa, 01 Desember 2015
Putin Sebut Turki Tembak SU-24 untuk Lindungi Pasokan Minyak dari ISIS
Rusia telah mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Turki sebagai buntut penembakan pesawat tempur Rusia Sukhoi SU-24 oleh F-16 milik Turki pada Selasa (24/11) lalu. Tak cukup sampai di situ, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut penembakan tersebut untuk melindungi pasokan minyak dari ISIS ke Turki.
"Kami punya setiap alasan untuk berpikir bahwa keputusan menembak jatuh pesawat kami didikte oleh keinginan untuk melindungi jalur pasokan minyak ke wilayah Turki," kata Putin.
Hal tersebut disampaikan Putin di sela Conference of Parties (COP) 21 PBB di Paris, Senin (30/11/2015). Agenda ini dihadiri oleh 150 pemimpin dunia termasuk Presiden RI Jokowi dan Presiden AS Barack Obama.
"Kami punya setiap alasan untuk berpikir bahwa keputusan menembak jatuh pesawat kami didikte oleh keinginan untuk melindungi jalur pasokan minyak ke wilayah Turki," kata Putin.
Hal tersebut disampaikan Putin di sela Conference of Parties (COP) 21 PBB di Paris, Senin (30/11/2015). Agenda ini dihadiri oleh 150 pemimpin dunia termasuk Presiden RI Jokowi dan Presiden AS Barack Obama.
Minggu, 29 November 2015
Jerman Kerahkan Jet Tornado Perangi ISIS di Suriah
Jerman putuskan aktif perangi ISIS di Suriah dengan kirim jet intai Tornado dan kapal perang. Tujuannya bantu misi militer Perancis. Konstelasi perang di Suriah kini makin rumit.
Kanselir Jerman, Angela Merkel kini wujudkan janji solidaritasnya kepada presiden Perancis, Francois Hollande untuk membantu Perancis dengan segala daya yang dimiliki untuk perangi terorisme.
Jerman siap kirimkan pesawat jet intai Tornado yang juga memiliki perlengkapan standar senjata modern.
Selain itu Berlin juga akan mengirim sebuah kapal perangnya ke kawasan perairan Suriah. Seusai pertemuan dengan Hollande di Paris, Kamis (26/11/2015), Merkel mengatakan pihaknya siap menggelar perang melawan teroris.
Kanselir Jerman, Angela Merkel kini wujudkan janji solidaritasnya kepada presiden Perancis, Francois Hollande untuk membantu Perancis dengan segala daya yang dimiliki untuk perangi terorisme.
Jerman siap kirimkan pesawat jet intai Tornado yang juga memiliki perlengkapan standar senjata modern.
Selain itu Berlin juga akan mengirim sebuah kapal perangnya ke kawasan perairan Suriah. Seusai pertemuan dengan Hollande di Paris, Kamis (26/11/2015), Merkel mengatakan pihaknya siap menggelar perang melawan teroris.
Label:
Isu Terorisme,
Jerman,
Pesawat Tempur
Kamis, 26 November 2015
Militer Turki Tak Tahu Jet yang Ditembak Jatuh Itu Milik Rusia
Militer Turki menyatakan tak tahu bahwa jet yang mereka tembak jatuh pada Selasa (24/11) lampau itu adalah milik Rusia. Kini Turki siap bekerjasama dengan Rusia terkait insiden tersebut.
Sebagaimana dilansir AFP, Kamis (26/11/2015), Militer Turki berbicara pada Rabu (25/11) waktu setempat. Angkatan bersenjata Turki juga menyatakan telah membuat upaya penting untuk menemukan dan menyelamatkan para pilot usai jet Sukhoi (Su-24) itu ditembak jatuh.
"(Waktu itu) Asal negara pesawat itu kami tidak tahu... dan aturan keterlibatan telah secara otomatis digunakan," kata militer Turki dalam pernyataannya.
Pernyataan itu disiarkan usai ketegangan muncul antara Ankara dengan Moskow. NATO, aliansi yang menaungi Turki, juga telah mengimbau agar semua pihak bisa tenang.
Sebagaimana dilansir AFP, Kamis (26/11/2015), Militer Turki berbicara pada Rabu (25/11) waktu setempat. Angkatan bersenjata Turki juga menyatakan telah membuat upaya penting untuk menemukan dan menyelamatkan para pilot usai jet Sukhoi (Su-24) itu ditembak jatuh.
"(Waktu itu) Asal negara pesawat itu kami tidak tahu... dan aturan keterlibatan telah secara otomatis digunakan," kata militer Turki dalam pernyataannya.
Pernyataan itu disiarkan usai ketegangan muncul antara Ankara dengan Moskow. NATO, aliansi yang menaungi Turki, juga telah mengimbau agar semua pihak bisa tenang.
Label:
Konflik Eropa,
Pesawat Tempur,
Rusia,
Turki
Putin Sebut Penembakan Pesawat Rusia oleh Turki Tindakan Kriminal
Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi keras penembakan pesawat tempur
Su-24 oleh Turki. Putin menyebut penembakan ini sebagai tindakan
kriminal dan menegaskan tidak akan mentolerirnya.
"Saya memahami setiap negara memiliki kepentingan regional masing-masing dan kami selalu menghormati hal itu. Tapi kami tidak akan pernah mentolerir tindak kriminal seperti hari ini," tegas Putin dalam pernyataannya usai bertemu Raja Yordania Abdullah II, seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Rabu (25/11/2015).
Menurut Putin, insiden penembakan pesawat Rusia ini bagaikan penikaman dari belakang kepada Rusia yang tengah gencar memerangi terorisme di Suriah. "Kehilangan hari ini seperti penikaman dari belakang oleh kaki tangan teroris," sebutnya.
Dijelaskan Putin, pesawat tempur Su-24 itu sedang menjalankan misi melawan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Putin menyebut, pesawat itu terbang di atas wilayah Latakia, Suriah yang diyakini menjadi lokasi berkumpulnya militan ISIS.
"Saya memahami setiap negara memiliki kepentingan regional masing-masing dan kami selalu menghormati hal itu. Tapi kami tidak akan pernah mentolerir tindak kriminal seperti hari ini," tegas Putin dalam pernyataannya usai bertemu Raja Yordania Abdullah II, seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Rabu (25/11/2015).
Menurut Putin, insiden penembakan pesawat Rusia ini bagaikan penikaman dari belakang kepada Rusia yang tengah gencar memerangi terorisme di Suriah. "Kehilangan hari ini seperti penikaman dari belakang oleh kaki tangan teroris," sebutnya.
Dijelaskan Putin, pesawat tempur Su-24 itu sedang menjalankan misi melawan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Putin menyebut, pesawat itu terbang di atas wilayah Latakia, Suriah yang diyakini menjadi lokasi berkumpulnya militan ISIS.
Selasa, 24 November 2015
Helikopter Militer AS Jatuh di Korsel, 2 Orang Tewas
Helikopter militer milik Amerika Serikat jatuh di pegunungan Provinsi Gangwon, Korea Selatan. Sedikitnya dua orang tewas dalam kecelakaan ini.
Disampaikan seorang juru bicara militer AS kepada AFP, Senin (23/11/2015), helikopter yang diyakini jenis AH-64 Apache ini jatuh di kota Wonju, yang berjarak 70 kilometer sebelah tenggara Seoul. Dua korban tewas disebut sebagai pilot helikopter dan satu awaknya.
Dituturkan seorang petugas pemadam kebakaran di Wonju, bahwa kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 18.22 waktu setempat. Helikopter tersebut jatuh di dekat rumah warga setempat, yang kemudian melaporkan insiden ini ke polisi.
Disampaikan seorang juru bicara militer AS kepada AFP, Senin (23/11/2015), helikopter yang diyakini jenis AH-64 Apache ini jatuh di kota Wonju, yang berjarak 70 kilometer sebelah tenggara Seoul. Dua korban tewas disebut sebagai pilot helikopter dan satu awaknya.
Dituturkan seorang petugas pemadam kebakaran di Wonju, bahwa kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 18.22 waktu setempat. Helikopter tersebut jatuh di dekat rumah warga setempat, yang kemudian melaporkan insiden ini ke polisi.
Label:
Amerika,
Helikopter,
Korea Selatan
Putin Hapus Larangan Kerja Sama Nuklir dengan Iran
Presiden Vladimir Putin menghapus kebijakan pembatasan perusahaan Rusia untuk bekerja sama dengan Iran dalam bidang nuklir.
Hal itu diungkapkan Putin saat berkunjung ke Teheran, Iran, Senin (23/11/2015). Kunjungan Putin ini merupakan kali pertama sejak 2007.
Sebuah keputusan yang ditandatangani Putin pada Senin itu memungkinkan perusahaan Rusia membantu modifikasi sentrifugal di situs pengayaan Fordo dan membantu Teheran mendesain ulang reaktor air keras, Arak, milik Iran.
Berdasarkan keputusan itu, perusahaan Rusia kini bisa menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan uranium yang diperkaya sebanyak 300 kilogram hasil impor dari Iran.
Hal itu diungkapkan Putin saat berkunjung ke Teheran, Iran, Senin (23/11/2015). Kunjungan Putin ini merupakan kali pertama sejak 2007.
Sebuah keputusan yang ditandatangani Putin pada Senin itu memungkinkan perusahaan Rusia membantu modifikasi sentrifugal di situs pengayaan Fordo dan membantu Teheran mendesain ulang reaktor air keras, Arak, milik Iran.
Berdasarkan keputusan itu, perusahaan Rusia kini bisa menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan uranium yang diperkaya sebanyak 300 kilogram hasil impor dari Iran.
Rabu, 18 November 2015
Jerman Tangkap 3 Orang Terkait Penyelidikan Serangan di Paris
Kepolisian Jerman mengatakan, mereka sedang menginterogasi 3 orang yang ditangkap di dekat kota Aachen setelah menerima informasi bahwa salah seorang diantaranya mungkin terkait dengan serangan teroris di Paris.
Juru bicara polisi Jerman, Werner Schneider, mengatakan ketiganya ditangkap pada Selasa (17/11/2015) pagi waktu setempat oleh tim SWAT di Alsdorf, di timur laut Aachen dan dekat perbatasan Belgia.
Dua orang perempuan dan satu laki-laki ditangkap setelah mereka meninggalkan sebuah pusat pencarian tenaga kerja pada sekitar pukul 09.30 pagi. Demikian menurut laporan media lokal.
Schneider mengatakan kepada saluran TV Jerman, n-tv, bahwa ia tidak dapat memberikan informasi rinci mengenai identitas orang-orang yang ditangkap karena mereka berkewarganegaraan asing.
Juru bicara polisi Jerman, Werner Schneider, mengatakan ketiganya ditangkap pada Selasa (17/11/2015) pagi waktu setempat oleh tim SWAT di Alsdorf, di timur laut Aachen dan dekat perbatasan Belgia.
Dua orang perempuan dan satu laki-laki ditangkap setelah mereka meninggalkan sebuah pusat pencarian tenaga kerja pada sekitar pukul 09.30 pagi. Demikian menurut laporan media lokal.
Schneider mengatakan kepada saluran TV Jerman, n-tv, bahwa ia tidak dapat memberikan informasi rinci mengenai identitas orang-orang yang ditangkap karena mereka berkewarganegaraan asing.
Inggris Buka Lowongan 1.900 Mata-mata Pasca Tragedi Paris
Inggris berencana merekrut 1.900 mata-mata dalam upayanya melawan ISIS pasca penembakan dan pemboman di Paris, Prancis, pekan lalu.
Dengan tambahan orang baru tersebut, total mata-mata di British intelligence atau biasa dikenal dengan MI6 akan bertambah 15% menjadi 15.000. Ini merupakan ekspansi terbesar MI6 setelah teror bom London pada 2005 lalu.
"Dengan maraknya serangan dari teroris, terutama di Belgia, Prancis, Tunisia dan lain-lain, Perdana Menteri memutuskan untuk menambah sumber daya untuk melawannya," kata Pemerintah Inggris dalam keterangan tertulis seperti dikutip CNN, Rabu (18/11/2015).
Dengan tambahan orang baru tersebut, total mata-mata di British intelligence atau biasa dikenal dengan MI6 akan bertambah 15% menjadi 15.000. Ini merupakan ekspansi terbesar MI6 setelah teror bom London pada 2005 lalu.
"Dengan maraknya serangan dari teroris, terutama di Belgia, Prancis, Tunisia dan lain-lain, Perdana Menteri memutuskan untuk menambah sumber daya untuk melawannya," kata Pemerintah Inggris dalam keterangan tertulis seperti dikutip CNN, Rabu (18/11/2015).
Label:
Intelijen,
Isu Terorisme,
Militer Inggris
Selasa, 17 November 2015
Jadi Tuan Rumah G20 2016, Xi Jinping Minta Dukungan Indonesia
China didaulat menjadi tuan rumah pertemuan G20 2016. Presiden China Xi Jinping meminta dukungan dari Indonesia.
Hal itu disampaikan langsung oleh Xi Jinping saat pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di sela acara G20, Antalya, Turki.
"China juga meminta dukungan Indonesia untuk keketuaan mereka tahun depan di G20, sekaligus topik atau fokus yang akan menjadi perhatian dari China," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Hotel IC Santai, Antalya, Turki, Senin (16/11/2015).
Bambang yang juga ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan itu mengatakan, China mengusulkan empat topik utama dalam pertemuan G20 mendatang.
Hal itu disampaikan langsung oleh Xi Jinping saat pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di sela acara G20, Antalya, Turki.
"China juga meminta dukungan Indonesia untuk keketuaan mereka tahun depan di G20, sekaligus topik atau fokus yang akan menjadi perhatian dari China," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Hotel IC Santai, Antalya, Turki, Senin (16/11/2015).
Bambang yang juga ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan itu mengatakan, China mengusulkan empat topik utama dalam pertemuan G20 mendatang.
Prancis Duga Ada 10.000 Orang Lebih yang Berpotensi Jadi Pelaku Teror
Prancis mendaftar lebih dari 10 ribu orang yang diduga berpotensi sebagai pelaku radikalisme dan ancaman keamanan. Termasuk di dalamnya Omar Ismail Mostefai, pelaku bom bunuh diri di konser musik di Bataclan, Paris.
Mengacu kepada sumber di kepolisian, seperti dilansir AFP, Selasa (17/11/2015), mereka yang masuk daftar 'file S' (fiche S dalam bahasa Prancis), diperbaharui setiap harinya. S adalah singkatan untuk suspect atau orang yang berpotensi menjadi tersangka dan dapat membahayakan keamanan negara.
Sebanyak lebih dari 10 ribu orang tersebut dibagi ke dalam 15 kategori. Terdiri dari para hooligan hingga hingga para militan jihad yang baru kembali dari Irak dan Suriah. Para terduga pelaku akan masuk ke radar intelijen ketika mereka tertangkap atau pernah menjalani pemeriksaan.
Mengacu kepada sumber di kepolisian, seperti dilansir AFP, Selasa (17/11/2015), mereka yang masuk daftar 'file S' (fiche S dalam bahasa Prancis), diperbaharui setiap harinya. S adalah singkatan untuk suspect atau orang yang berpotensi menjadi tersangka dan dapat membahayakan keamanan negara.
Sebanyak lebih dari 10 ribu orang tersebut dibagi ke dalam 15 kategori. Terdiri dari para hooligan hingga hingga para militan jihad yang baru kembali dari Irak dan Suriah. Para terduga pelaku akan masuk ke radar intelijen ketika mereka tertangkap atau pernah menjalani pemeriksaan.
Label:
ISIS,
Isu Terorisme,
Militer Prancis
Jumat, 13 November 2015
Amerika Serikat Khawatirkan Ujicoba Senjata Hipersonik China
China melakukan tes rudal terbaru secara rahasia yang memicu spekulasi para pengamat bahwa Beijing sedang menjajal senjata hipersonik. Tes rudal rahasia itu telah membuat Amerika Serikat (AS) cemas karena dianggap sebagai ancaman terhadap teknologi Washington.
Tes rudal itu diluncurkan dari fasilitas Korla, sebuah situs yang jarang penduduknya di Provinsi Xinjiang, pada 30 Oktober 2015. Rudal yang diuji coba tersebut diduga melesat dengan kecepatan hipersonik. Foto-foto tentang manuver rudal yang berupa cahaya berbentuk spiral telah meramaikan media sosial China.
Pemerintah China di Beijing, telah mengakui soal peluncuran rudal itu sebagai bagian dari uji coba rudal pencegat. Namun, ketika ditanya tentang peluncuran rudal rahasia itu, Kedutaan China di Washington mengaku tidak memiliki informasi rinci.
”China mengadvokasi penggunaan teknologi damai luar angkasa dan menentang ruang persenjataan atau perlombaan senjata di ruang angkasa,” bunyi jawaban resmi Kedutaan China kepada Washington Free Beacon, Kamis (12/11/2015).
Tes rudal itu diluncurkan dari fasilitas Korla, sebuah situs yang jarang penduduknya di Provinsi Xinjiang, pada 30 Oktober 2015. Rudal yang diuji coba tersebut diduga melesat dengan kecepatan hipersonik. Foto-foto tentang manuver rudal yang berupa cahaya berbentuk spiral telah meramaikan media sosial China.
Pemerintah China di Beijing, telah mengakui soal peluncuran rudal itu sebagai bagian dari uji coba rudal pencegat. Namun, ketika ditanya tentang peluncuran rudal rahasia itu, Kedutaan China di Washington mengaku tidak memiliki informasi rinci.
”China mengadvokasi penggunaan teknologi damai luar angkasa dan menentang ruang persenjataan atau perlombaan senjata di ruang angkasa,” bunyi jawaban resmi Kedutaan China kepada Washington Free Beacon, Kamis (12/11/2015).
Rusia Ungkap Senjata Rahasia Untuk Lawan NATO
Sebuah proyek rahasia Kremlin tak sengaja dibocorkan stasiun televisi Rusia. Data bocoran itu mengungkap bahwa Rusia membuat senjata canggih baru yaitu torpedo nuklir yang diyakini untuk memotong radar NATO dan sistem pertahanan rudal musuh.
Kremlin pun dengan cepat mengkonfirmasi beberapa data rahasia yang tak sengaja dibocorkan stasiun televisi Rusia. Data yang disiarkan televisi itu ternyata materi cetak biru dari sebuah torpedo nuklir, dirancang untuk melawan instalasi pertahanan musuh
Bocoran rahasia senjata baru Rusia itu diperoleh ketika Presiden Vladimir Putin menggelar pertemuan dengan para pejabat militer di Sochi untuk membahas pengembangan kemampuan militer Rusia. Namun, dalam pertemuan itu hadir sejumlah kru televisi yang merekam data yang semestinya dilarang untuk dipublikasikan.
Cuplikan slide tentang torpedo nuklir senjata baru Rusia untuk melawan NATO. | (freebeacon.com) |
Kremlin pun dengan cepat mengkonfirmasi beberapa data rahasia yang tak sengaja dibocorkan stasiun televisi Rusia. Data yang disiarkan televisi itu ternyata materi cetak biru dari sebuah torpedo nuklir, dirancang untuk melawan instalasi pertahanan musuh
Bocoran rahasia senjata baru Rusia itu diperoleh ketika Presiden Vladimir Putin menggelar pertemuan dengan para pejabat militer di Sochi untuk membahas pengembangan kemampuan militer Rusia. Namun, dalam pertemuan itu hadir sejumlah kru televisi yang merekam data yang semestinya dilarang untuk dipublikasikan.
Amerika Serikat dan Rusia Harus Bersatu Lacak Sumber Dana ISIS
Kepala staf pemerintahan Kremlin, Sergey Ivanov mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Rusia harus terus bekerjasama untuk melawan arus pembiayaan bagi kelompok teroris. Hal itu diungkapkan oleh Ivanov saat melakukan pertemuan dengan Presiden Financial Action Task Force (FATF), Shin Je-Yoon.
"Penyelidikan terhadap sumber pembiayaan dari ISIS telah dilakukan pada tahun ini atas inisiatif AS dan dengan partisipasi aktif dari Rusia. Seharusnya, hal itu menjadi awal pekerjaan bersama untuk mengungkapkan negara, individu, dan badan hukum yang terlibat dalam mendukung keuangan ISIS," tutur Ivanov seperti dilansir dari laman Tass, Kamis (12/11/2015).
"Penyelidikan terhadap sumber pembiayaan dari ISIS telah dilakukan pada tahun ini atas inisiatif AS dan dengan partisipasi aktif dari Rusia. Seharusnya, hal itu menjadi awal pekerjaan bersama untuk mengungkapkan negara, individu, dan badan hukum yang terlibat dalam mendukung keuangan ISIS," tutur Ivanov seperti dilansir dari laman Tass, Kamis (12/11/2015).
Selasa, 03 November 2015
Inggris Mundur dari Koalisi Pimpinan Amerika Serikat
Perdana Menteri Inggris, David Cameron memutuskan untuk mundur sementara dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dalam melakukan serangan terhadp ISIS di Suriah, dan mungkin juga di Irak. Langkah ini diambil Cameron setelah tidak mendapat dukungan dari Parlemen Inggris.
Saat ini Cameron memang tengah berusaha meningkatkan peran Inggris dalam melakukan serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, dan telah meminta dukungan dari Parleman mengenai hal ini. Namun, sayangnya Parlemen Inggris menolak, dengan alasan tidak jelasnya strategi dan tujuan dari serangan tersebut.
"Kami prihatin, Pemerintah berfokus pada memperluas serangan udara ke Suriah, tanpa ada kepastian keberhasilan serangan itu, dan tanpa rencana jangka panjang yang koheren dan untuk mengalahkan ISIS dan mengakhiri perang sipil di Suriah," ucap kepala komite Luar Negeri Parleman Inggris, Crispin Blunt.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron memutuskan untuk mundur sementara dari koalisi pimpinan AS dalam melakukan serangan terhadp ISIS di Suriah, dan mungkin juga di Irak. (Reuters) |
Saat ini Cameron memang tengah berusaha meningkatkan peran Inggris dalam melakukan serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, dan telah meminta dukungan dari Parleman mengenai hal ini. Namun, sayangnya Parlemen Inggris menolak, dengan alasan tidak jelasnya strategi dan tujuan dari serangan tersebut.
"Kami prihatin, Pemerintah berfokus pada memperluas serangan udara ke Suriah, tanpa ada kepastian keberhasilan serangan itu, dan tanpa rencana jangka panjang yang koheren dan untuk mengalahkan ISIS dan mengakhiri perang sipil di Suriah," ucap kepala komite Luar Negeri Parleman Inggris, Crispin Blunt.
China Terbangkan 2 Jet Tempur Sebagai Sepon Rencana AS Kirimkan Kapal Perang di LCS
Amerika Serikat (AS) hendak mengirim kapal perang lagi di kawasan Laut China Selatan setelah sebelumnya kapal perang mereka, USS Lassen, patroli di dekat pulau buatan China di kawasan sengketa itu. Sedangkan China mengerahkan dua pesawat jet tempur untuk merespons tindakan AS yang dianggap sebagai aksi “provokasi”.
Pekan lalu, kapal perang USS Lassen, bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu dianggap menantang klaim teritorial China atas Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Seorang pejabat pertahanan AS pada hari Senin mengatakan kepada Reuters, bahwa Angkatan Laut AS akan melakukan patroli serupa. “Di wilayah sekitar dua kali seperempat atau sedikit lebih dari itu,” kata pejabat itu mengacu pada wilayah Laut China Selatan.
Pekan lalu, kapal perang USS Lassen, bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu dianggap menantang klaim teritorial China atas Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Seorang pejabat pertahanan AS pada hari Senin mengatakan kepada Reuters, bahwa Angkatan Laut AS akan melakukan patroli serupa. “Di wilayah sekitar dua kali seperempat atau sedikit lebih dari itu,” kata pejabat itu mengacu pada wilayah Laut China Selatan.
Label:
Amerika,
China,
Kapal Perang,
Laut China Selatan,
Pesawat Tempur
Yu-71, Rudal Hipersonik Nuklir yang Dirahasiakan Rusia
Rusia saat ini bekerja untuk mengembangkan rudal hipersonik baru, yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Rudal yang dirahasiakan Rusia itu bernama Yu-71.
Rudal itu merupakan bagian dari rencana Rusia untuk memodernisasi kekuatan rudal strategis negara itu. Pengembangan rudal Yu-71 itu di bawah proyek dengan kode nama “Project 4202”.
Menurut Jane Intelligence Review, rudal hipersonik Yu-71 memiliki kecepatan maksimum 11.200 kilometer per jam (sekitar 7.000 mph atau Mach 10), dan lihai bermanuver. Rusia sejauh ini telah melakukan empat kali uji coba rudal Yu-71, dengan uji coba terbaru pada 26 Februari 2015.
”(Rudal ) ini akan membuat Rusia mampu memberikan jaminan serangan skala kecil terhadap target pilihan. Jika ditambah dengan kemampuan untuk menembus pertahanan rudal, Moskow juga akan mempertahankan pilihan untuk meluncurkan serangan rudal tunggal,” bunyi laporan Jane Intelligence Review, Senin malam (29/6/2015).
Rudal itu merupakan bagian dari rencana Rusia untuk memodernisasi kekuatan rudal strategis negara itu. Pengembangan rudal Yu-71 itu di bawah proyek dengan kode nama “Project 4202”.
Menurut Jane Intelligence Review, rudal hipersonik Yu-71 memiliki kecepatan maksimum 11.200 kilometer per jam (sekitar 7.000 mph atau Mach 10), dan lihai bermanuver. Rusia sejauh ini telah melakukan empat kali uji coba rudal Yu-71, dengan uji coba terbaru pada 26 Februari 2015.
”(Rudal ) ini akan membuat Rusia mampu memberikan jaminan serangan skala kecil terhadap target pilihan. Jika ditambah dengan kemampuan untuk menembus pertahanan rudal, Moskow juga akan mempertahankan pilihan untuk meluncurkan serangan rudal tunggal,” bunyi laporan Jane Intelligence Review, Senin malam (29/6/2015).
Diprotes China, AS Sebut Pelayaran di Laut China Selatan Tak Langgar Hukum
Wakil penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Ben Rhodes mengatakan akan ada aksi yang lebih besar dari negaranya untuk kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan. Laut China Selatan saat ini merupakan daerah yang sedang disengketakan.
"Kami menjunjung tinggi tentang prinsip kebebasan dalam navigasi. Kami akan menegakan itu," ujar Ben Rhodes seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (3/11/2015).
Rhodes mengungkapkan hal ini setelah kapal dengan rudal perusak milik AS berlayar dekat salah satu pulau buatan di Beijing di kawasan Laut China Selatan akhir pekan lalu. Kapal tersebut mengambil posisi sekitar 12 mil laut.
"Kami menjunjung tinggi tentang prinsip kebebasan dalam navigasi. Kami akan menegakan itu," ujar Ben Rhodes seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (3/11/2015).
Rhodes mengungkapkan hal ini setelah kapal dengan rudal perusak milik AS berlayar dekat salah satu pulau buatan di Beijing di kawasan Laut China Selatan akhir pekan lalu. Kapal tersebut mengambil posisi sekitar 12 mil laut.
Jet Tempur Rusia Bombardir Kota Kuno Palmyra di Suriah
Angkatan Udara Rusia telah menggempur area yang dikuasai kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di dekat kota kuno Palmyra.
"Jet tempur (Sukhoi) Su-25 menghantam wilayah pertahanan ISIS di Tadmur di Provinsi Homs," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilansir dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Tadmur merupakan nama lain kota Palmyra yang dikenal masyarakat Arab.
"Hasil serangan langsung itu, benteng pertahanan, bunker bawah tanah dan artileri anti-serangan udara milik ISIS dihancurkan," lanjut pernyataan Kemenhan Rusia.
Ini merupakan pertama kalinya Rusia mengkonfirmasi serangan yang dilakukan di dekat situs Kebudayaan Dunia versi UNESCo tersebut. Sebelumnya, siaran televisi Pemerintah Suriah menayangkan serangan Rusia di kota bersejarah tersebut.
"Jet tempur (Sukhoi) Su-25 menghantam wilayah pertahanan ISIS di Tadmur di Provinsi Homs," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilansir dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Tadmur merupakan nama lain kota Palmyra yang dikenal masyarakat Arab.
"Hasil serangan langsung itu, benteng pertahanan, bunker bawah tanah dan artileri anti-serangan udara milik ISIS dihancurkan," lanjut pernyataan Kemenhan Rusia.
Ini merupakan pertama kalinya Rusia mengkonfirmasi serangan yang dilakukan di dekat situs Kebudayaan Dunia versi UNESCo tersebut. Sebelumnya, siaran televisi Pemerintah Suriah menayangkan serangan Rusia di kota bersejarah tersebut.
Label:
Konflik Timur Tengah,
Pesawat Tempur,
Rusia
Intelijen AS Sebut Tak Ada Bukti Aksi Teroris dalam Jatuhnya Pesawat Rusia
Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, James Clapper, mengatakan bahwa tidak ada bukti mengenai keterlibatan teroris dalam jatuhnya pesawat Rusia di Mesir.
Clapper pun membantah klaim kelompok militan ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Airbus A321 milik maskapai Kogalymavia.
"Kami tidak punya bukti langsung mengenai keterlibatan teroris," ucap Clapper, dalam pertemuan pertahanan di Washington, seperti dikutip dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Rusia dan Mesir juga telah membantah mengenai dugaan jatuhnya pesawat di semenanjung Sinai akibat sabotase atau serangan yang dilancarkan ISIS. Meski begitu, Clapper menyatakan perlunya analisis berdasarkan kotak hitam pesawat.
"ISIS mengklaim bertanggung jawab, tapi kita tetapo belum mengetahuinya," ucap Clapper.
Clapper pun membantah klaim kelompok militan ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Airbus A321 milik maskapai Kogalymavia.
"Kami tidak punya bukti langsung mengenai keterlibatan teroris," ucap Clapper, dalam pertemuan pertahanan di Washington, seperti dikutip dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Rusia dan Mesir juga telah membantah mengenai dugaan jatuhnya pesawat di semenanjung Sinai akibat sabotase atau serangan yang dilancarkan ISIS. Meski begitu, Clapper menyatakan perlunya analisis berdasarkan kotak hitam pesawat.
"ISIS mengklaim bertanggung jawab, tapi kita tetapo belum mengetahuinya," ucap Clapper.
Label:
Amerika,
Konflik Timur Tengah,
Rusia
Jumat, 30 Oktober 2015
China Balas Gertak Amerika Serikat
Kementerian Luar Negeri China menuduh kapal perang USS Lassen secara ilegal memasuki kawasan perairan di kawasan terumbu karang Subi. "Manuver ini merupakan provokasi secara sengaja".
Kemenlu di Beijing juga langsung memanggil Duta Besar AS untuk China Max Baucus guna meminta penjelasan. Akibat peristiwa patroli kapal perang AS di kawasan Kepulauan Spratly itu, hubungan antara China dan AS kini menjadi tegang.
China mengklaim, kapal perangnya terus mengikuti USS Lassen dan memberi peringatan karena dinilai melanggar wilayah teritorialnya. Sejumlah petinggi militer di Beijing mengatakan, mereka kini menyiapkan armada kapal perangnya untuk menghadapi terulangnya provokasi semacam itu.
Kemenlu di Beijing juga langsung memanggil Duta Besar AS untuk China Max Baucus guna meminta penjelasan. Akibat peristiwa patroli kapal perang AS di kawasan Kepulauan Spratly itu, hubungan antara China dan AS kini menjadi tegang.
China mengklaim, kapal perangnya terus mengikuti USS Lassen dan memberi peringatan karena dinilai melanggar wilayah teritorialnya. Sejumlah petinggi militer di Beijing mengatakan, mereka kini menyiapkan armada kapal perangnya untuk menghadapi terulangnya provokasi semacam itu.
Label:
Amerika,
China,
Konflik Asia,
Laut China Selatan
Solusi Militer Tidak Mungkin untuk Sebagian Wilayah Timur Tengah
Sebuah solusi militer "tidak mungkin" diterapkan di beberapa bagian wilayah di Timur Tengah, kata Kepala CIA, John Brennan, Selasa (27/10/2015) waktu AS. Dia berpendapat, sulit membayangkan adanya sebuah pemerintah pusat yang efektif di beberapa negara di kawasan itu seperti yang ada sebelum konflik saat ini pecah.
Brennan mengatakan hal itu saat berbicara pada sebuah konferensi intelijen di Washington.
"Ketika saya melihat situasi Libya, Suriah, Irak dan Yaman, sulit bagi saya membayangkan sebuah pemerintah pusat di negara-negara itu yang akan mampu melakukan kontrol atas wilayah yang telah dibentuk pasca Perang Dunia II," kata Brennan. "Sebuah solusi militer tidak mungkin di negara-negara itu," tambahnya.
Brennan mengatakan hal itu saat berbicara pada sebuah konferensi intelijen di Washington.
"Ketika saya melihat situasi Libya, Suriah, Irak dan Yaman, sulit bagi saya membayangkan sebuah pemerintah pusat di negara-negara itu yang akan mampu melakukan kontrol atas wilayah yang telah dibentuk pasca Perang Dunia II," kata Brennan. "Sebuah solusi militer tidak mungkin di negara-negara itu," tambahnya.
Kamis, 29 Oktober 2015
Rusia bikin rekor, sehari gempur 118 basis militan di Suriah
Serangan udara militer Rusia di Suriah mencetak rekor tertinggi kemarin (28/10). Kurang dari 24 jam, pesawat Rusia menghancurkan 118 basis 'teroris' yang mengganggu pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad, sekutu dekat mereka.
Titik serangan itu berada di Provinsi Idlib, Homs, Hama, Aleppo, serta Latakia. Kemungkinan besar, dibanding menyerang ISIS, jet Rusia lebih fokus menghabisi markas Tentara Pembebasan Suriah (FSA), kelompok pemberontak Sunni yang didanai Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menolak merinci siapakah kelompok teror yang mereka maksud dalam serangan massif kemarin. Kendati begitu, mereka mengatakan intensitas pengiriman rudal meningkat berkat "adanya peningkatan data intelijen yang dikumpulkan dari pelbagai sumber," ujarnya seperti dilansir Stasiun Televisi Al Arabiya, Kamis (29/10).
Titik serangan itu berada di Provinsi Idlib, Homs, Hama, Aleppo, serta Latakia. Kemungkinan besar, dibanding menyerang ISIS, jet Rusia lebih fokus menghabisi markas Tentara Pembebasan Suriah (FSA), kelompok pemberontak Sunni yang didanai Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menolak merinci siapakah kelompok teror yang mereka maksud dalam serangan massif kemarin. Kendati begitu, mereka mengatakan intensitas pengiriman rudal meningkat berkat "adanya peningkatan data intelijen yang dikumpulkan dari pelbagai sumber," ujarnya seperti dilansir Stasiun Televisi Al Arabiya, Kamis (29/10).
Alasan Israel Abaikan Ancaman Teror dari ISIS
Israel sudah beberapa kali menjadi korban ancaman kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Contoh ancamannya berupa pesan dalam sebuah video berbahasa Ibrani.
Dalam video itu disampaikan ancaman, bahwa tak satu pun orang Yahudi yang akan tinggal di Israel. Video ini dirilis Jumat pekan lalu oleh militan ISIS dalam akun sosial media mereka.
Namun, sepertinya Israel tenang-tenang saja. Para pejabatnya menganggap ancaman itu seperti angin lalu, dan tak ada gerakan apapun dari para petinggi Negeri Zionis itu. Apa ya alasannya?
Usut punya usut, Israel sudah mengantisipasi keberadaan ISIS. Mereka telah menutup perbatasan sebelah utara dan selatan saat para militan menyamar sebagai migran ilegal ke Eropa.
Dalam video itu disampaikan ancaman, bahwa tak satu pun orang Yahudi yang akan tinggal di Israel. Video ini dirilis Jumat pekan lalu oleh militan ISIS dalam akun sosial media mereka.
Namun, sepertinya Israel tenang-tenang saja. Para pejabatnya menganggap ancaman itu seperti angin lalu, dan tak ada gerakan apapun dari para petinggi Negeri Zionis itu. Apa ya alasannya?
Usut punya usut, Israel sudah mengantisipasi keberadaan ISIS. Mereka telah menutup perbatasan sebelah utara dan selatan saat para militan menyamar sebagai migran ilegal ke Eropa.
Rabu, 28 Oktober 2015
Rusia Hantam 94 Target di Suriah dalam Sehari
Pesawat jet tempur Rusia menghantam 94 target di Suriah dalam 24 jam terakhir, yang merupakan jumlah terbanyak dalam satu hari sejak operasi pertama sebulan lalu.
"Dalam 59 misi sejak 24 jam terakhir, angkatan udara Rusia menghantam 94 teroris di provinsi Hama, Idlib, Latakia, Damaskus, Aleppo dan Deir Ezzor," lapor Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow, Senin (26/10/2015).
Moskow menegaskan operasi militer di Suriah dilakukan untuk menghabisi kelompok militan Islamic State (ISIS) dan teroris lainnya. Namun negara barat seperti Amerika Serikat (AS) mencurigai Rusia hanya fokus menyerang pemberontak moderat, yang merupakan musuh Presiden Bashar al-Assad.
Kemenhan Rusia mengatakan gelombang serangan terbaru menghancurkan sebuah pos komando dan satu markas "teroris" di Aleppo, dan juga tiga posisi bertahanan di dekat desa Salma di Latakia.
"Dalam 59 misi sejak 24 jam terakhir, angkatan udara Rusia menghantam 94 teroris di provinsi Hama, Idlib, Latakia, Damaskus, Aleppo dan Deir Ezzor," lapor Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow, Senin (26/10/2015).
Moskow menegaskan operasi militer di Suriah dilakukan untuk menghabisi kelompok militan Islamic State (ISIS) dan teroris lainnya. Namun negara barat seperti Amerika Serikat (AS) mencurigai Rusia hanya fokus menyerang pemberontak moderat, yang merupakan musuh Presiden Bashar al-Assad.
Kemenhan Rusia mengatakan gelombang serangan terbaru menghancurkan sebuah pos komando dan satu markas "teroris" di Aleppo, dan juga tiga posisi bertahanan di dekat desa Salma di Latakia.
Rumah Sakit Yaman Hancur Dihantam Serangan Udara Arab Saudi
Sebuah rumah sakit di Yaman yang dikelola oleh Medecins Sans Frontieres (MSF) dihantam serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.
"Fasilitas MSF di Saada, Yaman dihantam oleh beberapa serangan udara pada Senin (26/10/2015)," pernyataan pihak MSF, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/10/2015).
"Serangan terjadi di saat pasien dan staf medis berada di dalam fasilitas itu," lanjut pihak MSF. (MetroNews)
Saingi Putin, Obama Berencana Kirim Pasukan untuk Perangi ISIS
residen Amerika Serikat (AS) Barack Obama akhirnya mengirim pasukan untuk melawan kelompok Islamic State (ISIS). Pengirim dilakukan di saat Rusia melancarkan serangan udara ke wilayah kekuatan ISIS.
Rencananya, pasukan yang dikirim tersebut adalah pasukan operasi khusus yang ditujukan ke Suriah. Selain itu, Obama juga direncanakan untuk mengirim helikopter tempur di wilayah Irak, demi mengimbangi operasi militer Rusia, yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (28/10/2015), pemerintahan Obama terus mendapatkan tekanan untuk melayangkan tindakan lebih tegas terhadap ISIS, khususnya setelah kelompok itu mengambil alih Kota Ramadi, Irak.
Rencananya, pasukan yang dikirim tersebut adalah pasukan operasi khusus yang ditujukan ke Suriah. Selain itu, Obama juga direncanakan untuk mengirim helikopter tempur di wilayah Irak, demi mengimbangi operasi militer Rusia, yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin.
Seperti dilansir Associated Press, Rabu (28/10/2015), pemerintahan Obama terus mendapatkan tekanan untuk melayangkan tindakan lebih tegas terhadap ISIS, khususnya setelah kelompok itu mengambil alih Kota Ramadi, Irak.
Label:
Amerika,
Konflik Timur Tengah,
Rusia
Amerika Serikat Siap Perang dengan Tiongkok
Ketegangan di kawasan rawan konflik, Laut China Selatan, meningkat drastis kemarin (27/10), akibat manuver Amerika Serikat. Militer Negeri Paman Sam itu mengirim kapal penghancur USS Lassen mendekati kepulauan Spratly, wilayah hasil reklamasi pemerintah China.
Kapal ini sempat mencapai jarak 12 mil laut dari terumbu karang Subi, di pinggir Spratly. Akibat kehadiran kapal itu, China langsung menyiagakan kapal perang mereka untuk membuntuti USS Lassen.
Kapal perang AS ini dianggap Beijing, sebagai "aksi sepihak yang berupaya memiliterisasi kawan Laut China Selatan," tulis Kementerian Pertahanan China dalam situs resminya, seperti dilansir USA Today.
"China mendesak AS menghormati posisi China, segera memperbaiki kesalahan ini, dan tidak mengambil langkah berbahaya atau provokatif di masa mendatang yang dapat mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional China," imbuh keterangan tertulis Beijing.
Kapal ini sempat mencapai jarak 12 mil laut dari terumbu karang Subi, di pinggir Spratly. Akibat kehadiran kapal itu, China langsung menyiagakan kapal perang mereka untuk membuntuti USS Lassen.
Kapal perang AS ini dianggap Beijing, sebagai "aksi sepihak yang berupaya memiliterisasi kawan Laut China Selatan," tulis Kementerian Pertahanan China dalam situs resminya, seperti dilansir USA Today.
"China mendesak AS menghormati posisi China, segera memperbaiki kesalahan ini, dan tidak mengambil langkah berbahaya atau provokatif di masa mendatang yang dapat mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional China," imbuh keterangan tertulis Beijing.
Label:
Amerika,
China,
Kapal Perang,
Konflik Asia,
Laut China Selatan
Australia Akan Hadapi Tekanan untuk Gabung Patroli AS di Laut China Selatan
Pakar Pertahanan percaya bahwa Australia akan menghadapi tekanan untuk bergabung dengan patrol maritim yang dipimpin Amerika Serikat (AS) ketika ketegangan di Laut China Selatan meningkat.
AS telah mengirimkan rudal perusak untuk menantang batas teritorial 12 mil laut yang diklaim China di sekitar pulau buatan mereka di atas perairan yang tengah disengketakan.
Langkah ini dilakukan untuk memancing kemarahan Pemerintah China, yang baru-baru ini menyatakan bahwa pihak mereka tidak akan mengizinkan negara manapun untuk melanggar wilayah mereka di kepulauan Spratly.
Patroli itu dilakukan hanya beberapa minggu menjelang serangkaian KTT Asia-Pasifik yang berencana dihadiri Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping, pada paruh kedua November.
AS telah mengirimkan rudal perusak untuk menantang batas teritorial 12 mil laut yang diklaim China di sekitar pulau buatan mereka di atas perairan yang tengah disengketakan.
Langkah ini dilakukan untuk memancing kemarahan Pemerintah China, yang baru-baru ini menyatakan bahwa pihak mereka tidak akan mengizinkan negara manapun untuk melanggar wilayah mereka di kepulauan Spratly.
Patroli itu dilakukan hanya beberapa minggu menjelang serangkaian KTT Asia-Pasifik yang berencana dihadiri Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping, pada paruh kedua November.
Label:
Amerika,
Australia,
China,
Laut China Selatan,
Militer Asia Pasifik
Selasa, 27 Oktober 2015
Amerika Serikat Akan Kirim Kapal Perusak ke Laut China Selatan
Angkatan Laut Amerika Serikat berencana mengirimkan kapal perusak dengan peluncur rudal ke wilayah 12 mil laut, atau sektar 22,2 km dari pulau buatan yang dibangun oleh China di Laut Cina Selatan. Langkah ini dinilai merupakan salah satu langkah AS untuk menantang klaim China di salah satu jalur laut tersibuk di dunia itu.
Dilaporkan Reuters, seorang pejabat pertahanan AS menyatakan kapal perusak USS Lassen akan mulai berpatroli pada Selasa (27/10) pagi waktu setempat di dekat terumbu karang Subi dan Mischief di kepulauan Spratly, pulau yang dibuat China dengan cara pengerukan sejak 2014.
Patroli kapal perusak itu akan menjadi salah satu tantangan AS yang paling serius di sekitar batas teritorial yang diklaim China. Langkah ini dinilai akan memantik kemarahan Beijing, yang pada bulan lalu mengatakan "tidak akan pernah mengizinkan negara manapun" melanggar teritorial perairan dan wilayah udara di Spratly.
Dilaporkan Reuters, seorang pejabat pertahanan AS menyatakan kapal perusak USS Lassen akan mulai berpatroli pada Selasa (27/10) pagi waktu setempat di dekat terumbu karang Subi dan Mischief di kepulauan Spratly, pulau yang dibuat China dengan cara pengerukan sejak 2014.
Patroli kapal perusak itu akan menjadi salah satu tantangan AS yang paling serius di sekitar batas teritorial yang diklaim China. Langkah ini dinilai akan memantik kemarahan Beijing, yang pada bulan lalu mengatakan "tidak akan pernah mengizinkan negara manapun" melanggar teritorial perairan dan wilayah udara di Spratly.
Label:
Amerika,
Laut China Selatan,
Marinir
Senin, 26 Oktober 2015
Pangkalan Militer Raksasa Rusia di Arktik Hampir Rampung
Proyek pembangunan pangkalan militer raksasa Rusia di Arktik hampir rampung. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan proyek pangkalan militer besar-besaran itu sudah mencapai 97 persen.
Kawasan Arktik selama ini diperebutkan negara-negara besar, terutama Rusia dan Amerika Serikat. Sebab, wilayah itu kaya minyak dan mineral alam lainnya.
Pangkalan militer Rusia besar-besaran di Arktik itu dibangun di Alexandra Land, bagian dari kepulauan Franz Josef. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tim konstruksi telah membangun jalan di pulau terpencil dengan menggunakan teknologi terbaru untuk menghindari hilangnya energi.
Pangkalan militer tersebut diklaim akan menjadi tempat nyaman untuk menampung 150 tentara Rusia selama 18 bulan karena terdapat senyawa yang dikenal sebagai “The Arctic Trefoil”. Di pangalan itu tersedia stok makanan, bahan bakar dan penyimpanan pakaian.
Kawasan Arktik selama ini diperebutkan negara-negara besar, terutama Rusia dan Amerika Serikat. Sebab, wilayah itu kaya minyak dan mineral alam lainnya.
Pangkalan militer Rusia besar-besaran di Arktik itu dibangun di Alexandra Land, bagian dari kepulauan Franz Josef. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tim konstruksi telah membangun jalan di pulau terpencil dengan menggunakan teknologi terbaru untuk menghindari hilangnya energi.
Pangkalan militer tersebut diklaim akan menjadi tempat nyaman untuk menampung 150 tentara Rusia selama 18 bulan karena terdapat senyawa yang dikenal sebagai “The Arctic Trefoil”. Di pangalan itu tersedia stok makanan, bahan bakar dan penyimpanan pakaian.
2 Polisi Turki dan 7 Anggota ISIS Tewas dalam Baku Tembak
Baku tembak terjadi antara polisi Turki dengan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) saat penggerebekan puluhan rumah di wilayah Turki sebelah tenggara. Sedikitnya dua polisi Turki dan tujuh anggota ISIS tewas dalam baku tembak ini.
Dituturkan sumber keamanan setempat, seperti dilansir Reuters, Senin (26/10/2015), bentrokan yang terjadi di kota Diyarbakir, distrik Kayapinar ini masih terus berlanjut. Empat personel kepolisian Turki mengalami luka-luka dalam bentrokan itu.
Sedangkan tiga militan di antaranya berhasil ditangkap hidup-hidup oleh polisi setempat.
Sebuah video yang dirilis kantor berita Turki, Dogan News Agency menunjukkan dua kendaraan lapis baja milik kepolisian Turki bergerak ke arah deretan rumah. Suara tembakan terdengar di dalam video itu.
Dituturkan sumber keamanan setempat, seperti dilansir Reuters, Senin (26/10/2015), bentrokan yang terjadi di kota Diyarbakir, distrik Kayapinar ini masih terus berlanjut. Empat personel kepolisian Turki mengalami luka-luka dalam bentrokan itu.
Sedangkan tiga militan di antaranya berhasil ditangkap hidup-hidup oleh polisi setempat.
Sebuah video yang dirilis kantor berita Turki, Dogan News Agency menunjukkan dua kendaraan lapis baja milik kepolisian Turki bergerak ke arah deretan rumah. Suara tembakan terdengar di dalam video itu.
Korea Selatan Tembak Kapal Korea Utara
Oktober tahun lalu, kapal Korea Selatan dan Utara sempat saling melepas tembakan di dekat Pulau Yeonpyeong.
Angkatan Laut Korea Selatan melancarkan serangan tembakan ke arah kapal Korea Utara yang memasuki wilayahnya, lapor kantor berita Yonhap.
Lima tembakan dilepas pada pukul 15.30 atau 06.30 GMT Sabtu (24/10) ketika kapal patroli melintasi batas maritim de facto.
Pemerintah Korea Utara mempertanyakan batas maritim di Laut Kuning itu dan sebelumnya juga sudah pernah melanggarnya.
Pyongyang menyatakan penembakan tersebut sebagai 'provokasi serius'.
Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan kapal tersebut melakukan operasi 'rutin'.
Angkatan Laut Korea Selatan melancarkan serangan tembakan ke arah kapal Korea Utara yang memasuki wilayahnya, lapor kantor berita Yonhap.
Lima tembakan dilepas pada pukul 15.30 atau 06.30 GMT Sabtu (24/10) ketika kapal patroli melintasi batas maritim de facto.
Pemerintah Korea Utara mempertanyakan batas maritim di Laut Kuning itu dan sebelumnya juga sudah pernah melanggarnya.
Pyongyang menyatakan penembakan tersebut sebagai 'provokasi serius'.
Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan kapal tersebut melakukan operasi 'rutin'.
Rabu, 21 Oktober 2015
Cegah insiden di Suriah, AS-Rusia teken nota kesepahaman
Pemerintah Amerika Serikat dan Rusia menandatangani nota kesepahaman yang ditujukan meminimalkan risiko kontak antara pesawat-pesawat kedua negara di wilayah udara Suriah.
Penandatanganan dilakukan setelah muncul beberapa kasus yang oleh Washington dikatakan sebagai tindakan "ceroboh dan tidak profesional" yang dilakukan pilot-pilot Rusia dengan menerbangkan pesawat terlalu dekat ke posisi pesawat Amerika.
Pekan lalu para pejabat AS mengatakan pesawat dari kedua negara "memasuki ruang pertempuran yang sama" dan hanya berjarak beberapa kilometer saja.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Peter Cook, mengatakan nota kesepahaman ini memuat prosedur yang harus diikuti oleh para awak pesawat, termasuk terbang dalam jarak yang aman dengan pesawat-pesawat lain dan menjaga komunikasi secara terus menerus dengan petugas di darat.
Penandatanganan dilakukan setelah muncul beberapa kasus yang oleh Washington dikatakan sebagai tindakan "ceroboh dan tidak profesional" yang dilakukan pilot-pilot Rusia dengan menerbangkan pesawat terlalu dekat ke posisi pesawat Amerika.
Pekan lalu para pejabat AS mengatakan pesawat dari kedua negara "memasuki ruang pertempuran yang sama" dan hanya berjarak beberapa kilometer saja.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Peter Cook, mengatakan nota kesepahaman ini memuat prosedur yang harus diikuti oleh para awak pesawat, termasuk terbang dalam jarak yang aman dengan pesawat-pesawat lain dan menjaga komunikasi secara terus menerus dengan petugas di darat.
Label:
Amerika,
Konflik Timur Tengah,
Pesawat Tempur,
Rusia
Kanada akan tarik pesawat tempur dari Suriah dan Irak
Perdana Menteri Kanada yang baru terpilih, Justin Trudeau, memastikan bahwa dia akan menarik mundur armada pesawat tempur dari operasi militer melawan kelompok milisi ISIS di Irak dan Suriah.
Keputusan Trudeau itu disampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama beberapa jam setelah memimpin Partai Liberal memenangi pemilihan umum.
“Saya berkomitmen untuk terus terlibat dalam cara yang bertanggung jawab dalam memahami betapa penting peran Kanada pada peperangan melawan ISIS. Namun, dia (Barack Obama) memahami komitmen yang saya buat terkait mengakhiri misi,” kata Trudeau kepada wartawan di Ottawa, Selasa (20/10) waktu setempat.
Keputusan Trudeau itu disampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama beberapa jam setelah memimpin Partai Liberal memenangi pemilihan umum.
“Saya berkomitmen untuk terus terlibat dalam cara yang bertanggung jawab dalam memahami betapa penting peran Kanada pada peperangan melawan ISIS. Namun, dia (Barack Obama) memahami komitmen yang saya buat terkait mengakhiri misi,” kata Trudeau kepada wartawan di Ottawa, Selasa (20/10) waktu setempat.
Label:
Irak,
Kanada,
Konflik Timur Tengah,
Pesawat Tempur,
Suriah
Reuni Keluarga Korea yang Terpisahkan oleh Perang
Ratusan warga Korea Selatan berangkat ke utara untuk melakukan perjumpaan yang langka dengan keluarga yang terpisah sejak Perang Korea.
Reuni keluarga yang terdiri dari serangkaian perjumpaan selama sepekan, akan dilangsungkan di sebuah resor di Gunung Kumgang, dekat perbatasan.
Ribuan keluarga terpisahkan dengan sedikit kontak atau tanpa kontak sama sekali sejak perang berakhir tahun 1953.
Pertemuan antar keluarga beberapa kali berlangsung sejak 1988, dan tergantung dari situasi hubungan antara kedua negara.
Reuni keluarga yang terdiri dari serangkaian perjumpaan selama sepekan, akan dilangsungkan di sebuah resor di Gunung Kumgang, dekat perbatasan.
Ribuan keluarga terpisahkan dengan sedikit kontak atau tanpa kontak sama sekali sejak perang berakhir tahun 1953.
Pertemuan antar keluarga beberapa kali berlangsung sejak 1988, dan tergantung dari situasi hubungan antara kedua negara.
Selasa, 20 Oktober 2015
4 Senjata Canggih Rusia Untuk Habisi ISIS di Suriah
Federasi Rusia mulai awal Oktober resmi terjun memerangi Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Pangkalan udara di Heymin, Suriah, menjadi titik utama pengiriman jet Sukhoi SU-25 buat membombardir markas-markasmilitan khilafah yang dianggap merongrong sekutu mereka, Presiden Suriah Basyar al-Assad.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menuding operasi militer Rusia di Suriah lebih banyak bertujuan mengamankan posisi Assad. Sejak awal Oktober, menurut intelijen AS, lebih dari 90 persen target yang dibom jet tempur Rusia justru basis kelompok pemberontak Sunni.
Laporan ini berbeda dari janji Presiden Vladimir Putin yang beralasan mengirim bermacam alutsista ke Suriah untuk menghancurkan militan (ISIS) serta teroris lainnya.
Dubes Rusia membantah bila serangan di Suriah membunuh warga sipil dan anak kecil, maupun lebih banyak menyerang markas pemberontak Suriah. Dia menuding isu-isu itu dilontarkan oleh media Barat.
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menuding operasi militer Rusia di Suriah lebih banyak bertujuan mengamankan posisi Assad. Sejak awal Oktober, menurut intelijen AS, lebih dari 90 persen target yang dibom jet tempur Rusia justru basis kelompok pemberontak Sunni.
Laporan ini berbeda dari janji Presiden Vladimir Putin yang beralasan mengirim bermacam alutsista ke Suriah untuk menghancurkan militan (ISIS) serta teroris lainnya.
Dubes Rusia membantah bila serangan di Suriah membunuh warga sipil dan anak kecil, maupun lebih banyak menyerang markas pemberontak Suriah. Dia menuding isu-isu itu dilontarkan oleh media Barat.
Jet Tempur F-16 AS Kena Tembak Taliban di Afghanistan
Jet tempur F-16 milik Amerika Serikat tertembak saat menjalankan misi di
Afghanistan. Insiden semacam ini tergolong langka terjadi pada jet
tempur AS yang banyak digunakan dalam misi di beberapa negara.
Dituturkan pejabat militer AS yang enggan disebut namanya kepada AFP, Senin (19/10/2015), jet tempur seharga US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun ini mengalami kerusakan cukup signifikan usai ditembak saat mengudara. Jet tempur ini terpaksa membuang tangki bahan bakar dan amunisinya sebelum kembali ke pangkalan.
Serangan ini terjadi pada Selasa (13/10) pekan lalu di distrik Sayid Karam, Provinsi Paktia, yang diketahui dikuasai oleh Taliban. Hingga kini, Taliban melakukan perlawanan terhadap pasukan NATO yang dipimpin AS sejak tahun 2001 lalu. Dalam pernyataannya melalui Twitter, Taliban mengklaim sebagai pihak yang menembak jet tempur AS tersebut.
Foto yang didapat AFP dan dilihat oleh pakar militer yang berbasis di London J Chacko menunjukkan bahwa jet tempur ini kehilangan dua tangkinya yang biasa digunakan saat memperpanjang penerbangan, kemudian kehilangan rudal udara-ke-darat dan dua bom yang tidak memiliki pengendali jarak jauh.
Dituturkan pejabat militer AS yang enggan disebut namanya kepada AFP, Senin (19/10/2015), jet tempur seharga US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun ini mengalami kerusakan cukup signifikan usai ditembak saat mengudara. Jet tempur ini terpaksa membuang tangki bahan bakar dan amunisinya sebelum kembali ke pangkalan.
Serangan ini terjadi pada Selasa (13/10) pekan lalu di distrik Sayid Karam, Provinsi Paktia, yang diketahui dikuasai oleh Taliban. Hingga kini, Taliban melakukan perlawanan terhadap pasukan NATO yang dipimpin AS sejak tahun 2001 lalu. Dalam pernyataannya melalui Twitter, Taliban mengklaim sebagai pihak yang menembak jet tempur AS tersebut.
Foto yang didapat AFP dan dilihat oleh pakar militer yang berbasis di London J Chacko menunjukkan bahwa jet tempur ini kehilangan dua tangkinya yang biasa digunakan saat memperpanjang penerbangan, kemudian kehilangan rudal udara-ke-darat dan dua bom yang tidak memiliki pengendali jarak jauh.
Label:
Amerika,
Konflik Timur Tengah,
Pesawat Tempur,
Taliban
Jumat, 16 Oktober 2015
Jelang pilkada serentak, Menko Polhukam yakin TNI-Polri Loyal dan tunduk pada UU
Pesawat tempur Turki menembak jatuh drone misterius yang mengudara di wilayah udaranya, dekat perbatasan Suriah. Menanggapi hal ini, pejabat Amerika Serikat meyakini drone itu milik Rusia yang sedang menjalankan misi militer di Suriah.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (16/10/2015), militer Turki menyatakan jet tempurnya telah menembak jatuh sebuah pesawat misterius yang terus mengudara di wilayah udaranya, meskipun telah diperingatkan sebanyak tiga kali. Penembakan ini sesuai dengan aturan yang berlaku.
Televisi setempat, NTV melaporkan pesawat misterius ini masuk hingga sejauh 3 kilometer ke wilayah udara Turki. "Itu sebuah drone. Kami berusaha mengidentifikasi asal negaranya," ucap seorang pejabat senior Turki kepada Reuters.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (16/10/2015), militer Turki menyatakan jet tempurnya telah menembak jatuh sebuah pesawat misterius yang terus mengudara di wilayah udaranya, meskipun telah diperingatkan sebanyak tiga kali. Penembakan ini sesuai dengan aturan yang berlaku.
Televisi setempat, NTV melaporkan pesawat misterius ini masuk hingga sejauh 3 kilometer ke wilayah udara Turki. "Itu sebuah drone. Kami berusaha mengidentifikasi asal negaranya," ucap seorang pejabat senior Turki kepada Reuters.
Kamis, 15 Oktober 2015
Jet Rusia Terbang Dekat Pesawat AS di Suriah
Pemerintah Rusia mengatakan salah satu jet tempurnya telah mendekati sebuah pesawat koalisi pimpinan Amerika Serikat di Suriah untuk proses identifikasi.
Kejadian ini merupakan kekhawatiran AS, yang khawatir jet Rusia dan AS dapat bertabrakan karena padatnya misi penerbangan di Suriah.
"Pilot kami berbelok dan terbang ke jarak antara dua hingga tiga kilometer (dari pesawat), tapi bukan untuk melukai seseorang, tapi untuk mengidentifikasi objek itu milik siapa," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, seperti dilansir AFP, Rabu (14/10/2015).
Konashenkov mengatakan ini "bukan kali pertamanya" kejadian seperti itu terjadi. Pilot Rusia disebutnya kerap melihat langsung pesawat jet dan drone AS di langit Suriah.
Kejadian ini merupakan kekhawatiran AS, yang khawatir jet Rusia dan AS dapat bertabrakan karena padatnya misi penerbangan di Suriah.
"Pilot kami berbelok dan terbang ke jarak antara dua hingga tiga kilometer (dari pesawat), tapi bukan untuk melukai seseorang, tapi untuk mengidentifikasi objek itu milik siapa," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, seperti dilansir AFP, Rabu (14/10/2015).
Konashenkov mengatakan ini "bukan kali pertamanya" kejadian seperti itu terjadi. Pilot Rusia disebutnya kerap melihat langsung pesawat jet dan drone AS di langit Suriah.
Label:
Amerika,
ISIS,
Pesawat Tempur,
Rusia,
Suriah
Langganan:
Postingan (Atom)