PBB Sebut Presiden Assad Lakukan Kejahatan Perang

Bukti baru telah ditemukan di Suriah yang mengindikasikan Presiden Bashar al-Assad dan anggota lingkaran dalamnya terlibat dalam kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Pernyataan ini disampaikan seorang pejabat tinggi PBB pada Senin, 2/11. Tuduhan datang sementara pemberontak Suriah, termasuk jihadis, merebut kota Kristen bersejarah Maalula di utara Damaskus.

Navi Pillay

"Sebuah penyelidikan PBB terkait pelanggaran hak asasi yang dilakukan selama 33 bulan konflik yang berlangsung brutal telah menghasilkan bukti besar adanya kejahatan yang sangat serius, kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Kepala HAM PBB, Navi Pillay di Jenewa.

"Bukti menunjukkan tanggung jawab di tingkat tertinggi pemerintahan, termasuk kepala negara," tegasnya.

Ini adalah bukti pertama kalinya oleh sebuah komisi PBB secara langsung menyebutkan keterlibatan Assad dalam kejahatan yang dilakukan selama perang sipil Suriah yang telah menewaskan lebih dari 126.000 orang.

Empat anggota tim investigasi PBB yang telah menyelidiki pelanggaran hak asasi sejak pertempuran pecah menuduh baik rezim maupun pemberontak melakukan kejahatan perang. Namun untuk pertama kalinya, mereka memasukkan Assad sebagai pelaku kejahatan .

Selama ini, dengan tidak adanya akses ke Suriah, para peneliti harus bergantung pada lebih dari 2.000 narasumber di negara-negara tetangga atau melalui telepon atau Skype.

Pillay mengatakan kepada wartawan di Jenewa nama-nama yang terlibat dalam kejahatan perang akan tetap dirahasiakan sampai ada lembaga yang kredibel untuk penyelidikan nasional atau internasional. Ia pun menegaskan kembali seruannya untuk kasus yang akan diserahkan kepada Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag untuk memastikan akuntabilitas.

"Skala kekejaman pelanggaran yang dilakukan oleh unsur-unsur dari kedua belah pihak hampir di luar yang diperkirakan," katanya. (JN)