Olimpiade Musim Dingin di Sochi, Rusia, akan berlangsung 7-23 Februari 2013. Meledaknya dua bom di Volgograd tak pelak memicu kekhawatiran akan adanya serangan militan Islam dalam kompetisi olahraga dunia yang diikuti oleh sekitar 85 negara dan 2.500 atlet itu.
Presiden Vladimir Putin yang mempertaruhkan harga dirinya pada Olimpiade Sochi, memerintahkan keamanan diperketat di seluruh penjuru Rusia. Putin juga langsung menggelar pertemuan dengan Kepala Badan Intelijen Rusia (FSB), Alexander Bortnikov.
Sementara itu, AS menawarkan kerjasama lebih erat dengan Rusia untuk mengamankan para atlet, penonton, dan seluruh personel maupun pengunjung Olimpiade Sochi. Sebelumnya dalam tragedi bom Boston Maraton di AS, April 2013, Moskow juga bekerjasama dengan Washington.
Dua kakak-beradik tersangka pelaku pengeboman Boston Maraton, Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev, merupakan warga Chechnya yang pernah tinggal di Dagestan, Kaukasus Utara. Mereka bersama kedua orangtuanya memperoleh suaka dari AS sekitar tahun 2002-2004, dan sejak itu tinggal di Cambridge, Massachusetts. Di masa lalu, Rusia pernah mengeluhkan negara-negara Barat yang tidak menganggap militan Kaukasus Utara sebagai ancaman.
Bantuan untuk Rusia tak hanya ditawarkan oleh AS. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan terkejut dan sedih dengan serangan di Volgograd. “Saya telah memulis surat kepada Presiden Putin. Inggris akan membantu Rusia dengan cara apapun yang kami bisa,” kata Cameron lewat akun Twitter-nya.
Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach, mengutuk serangan keji terhadap orang-orang tak bersalah di Volgograd. Dia juga telah mengirim surat kepada Putin untuk menyampaikan belasungkawa sekaligus keyakinannya bahwa Rusia akan tetap menggelar olimpiade yang aman di Sochi. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar