“Saya tidak akan menyembunyikan rahasia apapun. Itu komitmen saya terhadap para pemimpin dunia, dan saya ingin membuat KTT G20 tahun depan menjadi yang terbaik yang pernah digelar,” kata Abbott. Ia ingin memanfaatkan posisi Australia sebagai Ketua KTT G20 tahun depan agar dapat dijadikan contoh bagi negara lain.
Kecurigaan publik terhadap kemungkinan Australia akan menyadap para pemimpin negara yang hadir dalam KTT G20 cukup beralasan. Selain karena terbongkarnya skandal penyadapan oleh intelijen Australia dengan memanfaatkan gedung kedutaan besar dan konsulat jenderal mereka di beberapa negara, penyadapan dalam KTT G20 bukan hal baru.
Pemerintah Rusia yang menjadi tuan rumah KTT G20 tahun 2013 di St. Petersburg, juga dituduh menyadap komunikasi para delegasi yang hadir di acara itu. Intelijen Rusia disebut memasang alat penyadap di USB dan charger ponsel yang dijadikan souvenir pada acara itu. USB tersebut di dalamnya telah dipasangi piranti lunak yang dapat menyedot data-data dari komputer delegasi, dan mengirim data-data tersebut ke pusat data milik Rusia.
Belum lagi, pemerintah Kanada mengizinkan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) menyadap komunikasi para pemimpin negara di KTT G20 tahun 2010 di Toronto, Kanada. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar