Pemerintah Brasil dengan tegas menolak solusi militer demi menghentikan pertikaian Suriah. Adalah Presiden Brasil Dilma Rousseff yang mengatakan hal itu, kemarin, sebagaimana warta AP pada Sabtu (24/8/2013). "Komunitas internasional harus membuat banyak upaya untuk menuntaskan konflik itu," katanya menegaskan.
Pada bagian lain, Brasil, imbuh Rousseff mengecam serangan pada Rabu (21/8/2013), di kawasan Damaskus, ibu kota Suriah. Insiden yang menewaskan 1.193 orang itu diduga dilancarkan dengan penggunaan senjata kimia.
Kelompok oposisi Suriah menuding rezim Presiden Bashar al-Assad membunuh rakyatnya sendiri dengan senjata kimia. Namun, Pemerintah Suriah sudah membantah tudingan ini. "Pemerintah Brasil mengucapkan dukacita dan solidaritas kepada para keluarga korban. Brasil juga meminta PBB dan Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia melakukan investigasi independen secepatnya," kata Dilma Rousseff.
Krisis Suriah pecah pada Maret 2011. Lantaran perang saudara itu, pengungsian besar-besaran warga sipil Suriah merebak ke berbagai negara tetangga ke Turki, Lebanon, dan Jordania. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar