Kalangan DPR mulai khawatir dengan pembukaan pangkalan baru militer AS di Pulau Cocos, diiringi dengan penempatan pasukan marinir sebanyak 2.500 prajurit di pulau yang berdekatan dengan Pulau Chrismast, Australia, Samudra Hindia tersebut.
Dilihat dari peta, Pulau Cocos diperkirakan hanya berjarak sekitar 5 mil laut di barat daya Pulau Jawa atau sekitar 1.272 km dari Ibu Kota Jakarta.
Dihitung-hitung dengan menggunakan pesawat tempur, jarak tempuh Pulau Cocos ke Jakarta diperkirakan hanya butuh waktu puluhan menit. (foto/ilustrasi: at-communication)
Untuk itu, anggota Komisi I DPR RI (F-PPP) Husnan Bey Fananie melihat pangkalan baru militer dan penempatan pasukan di pulau itu bukan tanpa maksud dan tujuan.
"Pemerintah dan rakyat Indonesia harus waspada. Karena pasukan itu tidak ubahnya sebagai pasukan spy drone atau pasukan mata-mata (striking drone), pasukan yang ditempatkan sebagai pasukan penyerang nantinya," kata Husnan.
Saat menerima kunjungan Ketua Kongres Amerika Serikat untuk Bidang Luar Negeri Edward Royce di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (19/8/2013), Husnan mengaku dirinya ikut menyoroti dan mempertanyakan soal keberadaan 2.500 marinir AS yang ditempatkan di Pulau Cocos.
Sebab, dari berbagai informasi yang didapatkan, keberadaan Marinir AS di pulau tersebut, memang sengaja untuk memata-matai negara-negara di kawasan Asia, khususnya Indonesia sendiri.
"Saya tanyakan apa alasan kuatnya dan argumentasinya penempatan marinir AS di pulau tersebut. Namun jawabannya sangat normatif dan diplomatis, bahwa pasukan marinir ditempatkan atas dasar kerja sama militer AS dengan militer Australia, juga untuk membantu negara-negara di kawasan Asia saat menghadapi bencana alam," tuturnya.
Atas jawaban itu, politisi PPP itu puas namun tetap mengganjal. Karena, tidak mungkin sesederhana itu penempatan pasukan marinir AS di Australia dalam skala sebesar itu.
"Menurut saya, pasti memang AS memiliki agenda besar dalam penempatan pasukannya di Australia, baik dalam jangka pendek dan panjang," jelasnya. (Bisnis)
Pulau2 terluar NKRI hrs dimanfaatkan sbg pertahanan terdepan, contoh AS menggunakan Cocos Islands sbg pulau kekuatan militer terdepan sbg kegiatan militer dan NKRI merasakan akan adanya gerakan2 militer AS di pulau Cocos. Ini mrpk referensir kita bahwa pulau terluar dpt dimanfaatkan sbg kontrol/pengawasan, juga sbg pameran kekuatan militer kita dan sbg alat pertahanan terdepan NKRI. Salam.....................
BalasHapus