Demikian ungkapan Hagel dalam jumpa wartawan yang digelar pada
Minggu 25 Agustus 2013, di Gedung Kementerian Pertahanan Malaysia,
seperti dikutip laman Wall Street Journal. Menurut dia, daripada berfokus kepada konflik sengketa lahan, lebih baik berinvestasi kepada kemitraan keamanan.
"Karena kerja sama dan kemitraan akan mendukung pencapaian tujuan
ekonomi negara. Keamanan adalah landasan penting bagi keamanan," ujar
Hagel.
Sementara itu, untuk perdagangan, Hagel melanjutkan, tidak mungkin
dapat berlangsung apabila dilakukan dengan kekerasan. Masyarakat pun
dikatakan Hagel, juga tidak dapat menjalani kehidupan normal di bawah
ancaman tindak terorisme.
Hagel melanjutkan, kemitraan adalah langkah penting untuk
menghadapi permasalahan regional seperti penanganan terhadap aksi
terorisme, pembajakan atau bencana alam. Oleh sebab itu, dia berharap
dapat menjalin kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara di Asia
Tenggara.
"Mitra kami di kawasan Asia Tenggara memahami bahwa tantangan dan
ancaman kompleks ini tidak dapat dituntaskan seorang diri. Konflik itu
butuh keinginan politis bilateral dan multilateral serta kapasitas untuk
mengatasi hal itu," imbuh Hagel.
Menurut laporan WSJ, kunjungan Hagel ke Asia Tenggara membawa tiga
misi, yakni memperluas latihan tradisional militer, membuat kerja sama
bilateral menjadi multilateral, dan kerja sama multilateral menjadi luas
lagi.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin, merujuk
pernyataan Hagel kepada konflik sengketa lahan yang kini tengah dialami
Malaysia dengan Filipina. "Sangat penting untuk membangun kepercayaan di
antara para pemimpin negara," kata Hishammuddin.
Kunjungan Hagel ke Malaysia merupakan rangkaian turnya dalam pekan
ini ke beberapa negara di Asia Tenggara. Usai berkunjung ke Malaysia,
dia akan menjejakkan kakinya di Indonesia selama dua hari, yakni pada
26-27 Agustus 2013.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menerima kedatangan Hagel di
kantornya pada pukul 14.00 WIB. Hagel juga dijadwalkan bertemu dengan
Menhan RI, Purnomo Yusgiantoro di Gedung Kemhan.
Mereka akan melakukan pembicaraan bilateral menyangkut beberapa isu
antara lain pembahasan soal isu keamanan global dan regional, rencana
penyelenggaraan latihan penanganan terorisme yang akan diselenggarakan
tahun ini, pembelian alutsista TNI, dan pengembangan kapasitas personel
kedua negara dalam bidang teknis kemiliteran maupun keamanan nasional.
Tujuan utama kehadiran Hagel di kawasan Asia Tenggara, karena ingin
menghadiri pertemuan Menhan ASEAN yang akan berlangsung di Brunei
Darussalam pada 29-30 Agustus 2013. Selain Hagel, Menhan China, Jenderal
Chang Wanquan dijadwalkan turut hadir dalam forum tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar