Keputusan untuk menutup 22 kantor misi diplomatik Amerika Serikat di 22 negara diambil setelah intelijen AS berhasil menyadap pembicaraan para petinggi Al Qaeda.
Dalam pembicaraan telepon yang disadap pekan lalu itu, intelijen AS mendengarkan Ketua Al Qaeda Pakistan Ayman al Zawahiri dan pimpinan Al Qaeda Yaman Nasser al Wuhayshi merencanakan serangan fajar pada Minggu (4/8/2013).
Sejumlah petinggi intelijen AS mengatakan, rencana serangan itu adalah ancaman paling serius terhadap kepentingan AS dan Barat sejak serangan 11 September 2001.
"Hasil temuan ini sangat signifikan karena yang berbicara dalah tokoh-tokoh penting Al Qaeda. Mereka bahkan membicarakan waktu serangan," ujar sumber intelijen AS kepada harian The New York Times.
Namun, menurut sumber itu, tidak disebutkan lokasi yang akan diserang Al Qaeda.
Kabar ini muncul pada saat Pemerintah AS memperpanjang penutupan misi diplomatiknya di Timur Tengah dan Afrika hingga 10 Agustus mendatang karena ancaman keamanan.
Selain menutup perwakilannya di luar negeri, Kementerian Luar Negeri AS juga memperingatkan warganya yang bepergian ke luar negeri.
Kemenlu mengatakan, besar kemungkinan Al Qaeda akan mengincar aset-aset Pemerintah AS atau menyerang individu asal AS.
"Ini (penutupan kedubes) bukan sebuah indikasi adanya ancaman baru. Penutupan dilakukan semata kami sedang mengevaluasi dan mengambil langkah tepat untuk melindungi para pegawai kami, termasuk pekerja lokal dan pengunjung ke kantor kami," kata Juru Bicara Kemenlu AS, Jen Psaki.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan perwakilan AS di Abu Dhabi, Amman, Kairo, Riyadh, Dhahran, Jeddah, Doha, Dubai, Kuwait, Manama, Muskat, Sanaa, Tripoli, Antanarivi, Bujumbura, Djibouti, Khartoum, Kigali, dan Port Louis akan tutup mulai Senin hingga Sabtu mendatang.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Dhaka, Aljir, Nouakchott, Kabul, Herat, Mazar el Sharif, Baghdad, Basra, dan Erbil tetap buka pada Senin. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar