Filipina pada Rabu mengatakan pesawat mata-mata Amerika Serikat memberikan laporan penting intelijen tentang kegiatan militer China di wilayah sengketa Laut China Selatan.
Pesawat Angkatan Laut AS P-3 Orion sering terbang di atas wilayah yang dikatakan Filipina wilayah hukumnya tapi China mengerahkan kapal militernya, kata Menteri Luar Negeri Filipina Albert del Rosario.
"Saya pikir hal itu sangat penting untuk kami," kata del Rosario kepada wartawan ketika ditanya mengenai nilai informasi yang dikumpulkan oleh pesawat mata-mata.
"Kami memiliki kepentingan dalam hal yang terjadi di wilayah zona ekonomi ekslusif kami, dalam landas kontinental kami, dan kami ingin untuk diketahui jika ada gangguan," ujarnya.
China mengklaim hampir semua wilayah laut, bahkan perairan dekat Filipina dan tetangganya.
Analis telah lama memperingatkan bahwa klaim tumpang tindih China dengan Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Taiwan dapat menimbulkan konflik bersenjata.
Tensi meningkat dalam beberapa tahun terakhir setelah China mengadopsi diplomatik agresif dan taktik militer untuk menegaskan klaimnya atas perairan yang kaya sumber daya.
Filipina telah berulang kali menyerukan pada Amerika Serikat, mantan penjajah dan sekutu militer terdekatnya, untuk membantu dalam melawan China.
Sementara AS menegaskan tidak akan ambil bagian dalam sengketa wilayah Laut China Selatan, mereka akan membantu dalam meningkatkan kemampuan militer Filipina.
Ketika ditanya apakah pesawat mata-mata pengawasan terhadap China mungkin menggetarkan dengan Amerika terkait `desakan netralitas dalam sengketa maritim", del Rosario menekankan hubungan dekat AS-Filipina.
Dia mencontohkan sekutu memiliki perjanjian pertahanan bersama, yang menyerukan pada setiap pihak untuk membantu yang lain ketika terjadi agresi dari luar, demikian AFP. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar