Komisi I DPR memertanyakan penempatan 2.500 prajurit Korps Marinir Amerika Serikat (AS) di Pulau Christmas di perairan Samudera Hindia.
Komisi I memertanyakan penempatan Marinir AS, saat pertemuan dengan perwakilan Kongres AS yang dipimpin Ketua Kongres AS untuk Bidang Luar Negeri Edward Royce, di Gedung DPR, Senin (19/8/2013).
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Husnan Bey Fananie menjelaskan, dalam pertemuan dengan delegasi kongres AS, DPR secara khusus menyoroti dan memertanyakan keberadaan 2.500 prajurit Marinir AS yang ditempatkan di pulau yang masuk wilayah Australia.
"Saya tanyakan apa alasan kuat dan argumentasinya penempatan marinir AS di pulau tersebut kepada mereka," kata Husnan kepada KONTAN seusai pertemuan.
Sayang, jawaban Edward, menurut Husnan sangat normatif dan diplomatis. Ia mengatakan pasukan Marinir AS ditempatkan atas dasar kerja sama militer yang dijalani dengan Australia, dan membantu negara-negara di kawasan Asia saat menghadapi bencana alam.
"Buat saya, jawaban itu tidak memuaskan dan tetap mengganjal. Karena, tidak mungkin sesederhana itu," tutur Husnan.
Husnan yakin AS memiliki agenda besar dalam penempatan pasukannya di Australia, baik dalam jangka pendek dan panjang.
Ia berargumentasi, bahwa berdasarkan data yang ia kumpulkan, serta pemberitaan dari media Australia, penempatan pasukan Marinir AS di pulau tersebut, memang sengaja dilakukan untuk memata-matai negara-negara di kawasan Asia, termasuk Indonesia.
"Karena itu, perlu saya ingatkan pada pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada," imbaunya. (Tribun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar