Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un |
Sony, yang memproduksi The Interview, sempat mengumumkan pembatalan pemutaran film ini setelah menjadi korban peretasan, namun kemudian memutuskan mengedarkan film tersebut. Korea Utara menganggap perubahan sikap Sony ini atas campur tangan Presiden AS.
Karena hal ini, pihak Korea Utara bahkan menyebut Presiden AS Barack Obama "monyet" dan menyalahkan pihak AS atas kerusakan jaringan internet yang terjadi di negara itu.
Seperti dilansir Reuters, Minggu, 28 Juru Bicara Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara menyatakan bahwa Obama harus bertanggung jawab atas keputusan yang diambil Sony yang akhirnya mengedarkan aksi komedi "The Interview", yang menggambarkan plot untuk membunuh Kim.
"Obama selalu sembrono saat bicara dan bertindak seperti monyet di hutan tropis," kata seorang juru bicara yang tidak disebutkan namanya untuk komisi itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita resmi KCNA seperti dilansir Reuters.
Di Hawaii, di mana Obama berlibur, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan, hingga kini pihak Obama belum berkomentar mengenai pernyataan Korea Utara terbaru yang menyalahkan Amerika Serikat untuk pemadaman internet dan menghina presiden.
Sony membatalkan rilis film ketika jaringan bioskop besar menolak untuk menyaring itu menyusul ancaman kekerasan dari hacker, tapi kemudian menyebarkan rilis terbatas setelah Obama mengatakan Sony mengalah pada tekanan Korea Utara.
Sebelumnya, situs internet utama Korea Utara mengalami gangguan akhir minggu lalu, termasuk mengalami pemadaman internet total hampir sembilan jam, sebelum bisa diperbaiki sebagian pada Selasa, 23 Desember lalu.
Tapi jaringan mobile internet dan 3G lumpuh lagi pada Sabtu malam, kata kantor berita resmi China Xinhua melaporkan, dan pemerintah Korea Utara menyalahkan Amerika Serikat untuk ketidakstabilan sistemik dalam jaringan negara.
Dyn Penelitian, sebuah perusahaan AS yang memantau infrastruktur telekomunikasi, mengatakan pada Sabtu bahwa akses internet Korea Utara telah dipulihkan setelah pemadaman nasional yang berlangsung lebih dari lima jam.
Jim Cowie, kepala ilmuwan Dyn, mengatakan itu adalah pemadaman total yang muncul untuk memutuskan akses di seluruh bangsa, dan pemulihan juga segera dilakukan.
"Itu bisa saja sesuatu yang rutin seperti pemeliharaan atau bisa saja merupakan kelanjutan dari hal-hal yang kita lihat dalam seminggu terakhir, yang tampak lebih seperti serangan," kata Cowie.
Dalam pernyataannya pada hari Sabtu, Korea Utara kembali menolak tuduhan oleh Federal Bureau of Investigation bahwa Korea Utara berada di balik serangan cyber pada Sony Pictures, dan menuntut Amerika Serikat menunjukkan bukti untuk tuduhan tersebut.
Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara juga menyatakan bahwa AS hanya berani bermain di belakang.
"Amerika Serikat, dengan kekuatan fisiknya tidak punya malu bermain petak umpet seperti anak-anak dengan hidung meler, mulai mengganggu operasi Internet dari media utama republik kita," katanya.
Dalam komentar terpisah, Korea Utara membantah terlibat dalam serangan cyber pada operator pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan, dan menyebut tudingan itu bagian dari kampanye kotor dari para pemimpin Korea Selatan yang tidak populer.
Seorang pejabat Korea Selatan menyelidiki serangan pekan ini, yang menyebabkan kebocoran data internal dari Korea Hydro and Nuclear Power, mengatakan Seoul tidak mengesampingkan keterlibatan Korea Utara. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar