NATO hari Senin menyatakan akan mengirim sejumlah penasihat ke Libya untuk membantu Tripoli memperkuat badan keamanan di tengah kekacauan dua tahun setelah kematian Muamar Gaddafi.
Aliansi Barat itu "setuju menanggapi secara positif permintaan Perdana Menteri Libya agar NATO membantu menuntun pembangunan lembaga pertahanan di Libya", kata Sekretaris Jendral NATO Anders Fogh Rasmussen dalam sebuah pernyataan, lapor AFP.
Ia mengatakan, organisasi itu "akan membentuk tim penasihat kecil untuk melakukan upaya ini" setelah permintaan Tripoli pada Juni.
Rasmussen mengungkapkan kekhawatiran yang meningkat dua pekan lalu ketika Perdana Menteri Libya Ali Zeidan diculik dalam waktu singkat.
Pemerintahan 40 tahun Gaddafi berakhir setelah Inggris dan Prancis memimpin pembentukan zona larangan terbang Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada 2011.
Uni Eropa belum lama ini mengirim pelatih ke Libya yang bertujuan memperkuat pengawasan perbatasan udara, laut dan darat.
Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rejim Muamar Gaddafi, dilanda pemboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat.
Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu.
Militan yang terkait dengan Al Qaida menyerang Konsulat AS di Benghazi yang menewaskan Duta Besar AS untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga warga lain Amerika pada 11 September 2012.
Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Gaddafi.
Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada 20 Oktober 2011.
NTC, yang memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi, mendeklarasikan "pembebasan" Libya tiga hari setelah penangkapan dan pembunuhan orang kuat itu pada 20 Oktober.
Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar