Presiden AS Barack Obama berjanji untuk mempertimbangkan keprihatinan Pakistan pasca perang Afghanistan. Hal ini ditegaskannya menanggapi seruan Perdana Menteri Nawaz Sharif agar AS mengakhiri serangan drone.
Obama pun bertemu Sharif di Gedung Putih. AS menyatakan memberi bantuan militer sebesar US$ 1,6 miliar. Dengan bantuan ini, pasukan AS bersiap untuk menarik diri dari Afghanistan tahun depan. Obama juga berjanji untuk membantu Afghanistan yang "stabil dan aman, dan kedaulatannya dihormati.
"Saya yakin bahwa denngan kerja sama, kita dapat mencapai tujuan yang baik untuk Afghanistan, tetapi juga membantu untuk melindungi Pakistan dalam jangka panjang," kata Obama di Kantor Oval.
Banyak warga Afghanistan melihat Pakistan dengan penuh kecurigaan karena dukungan masa lalu bagi rezim Taliban yang digulingkan dalam invasi pimpinan AS yang diikuti serangan 11 September 20011 lalu.
Dalam pernyataan bersama, kedua pemimpin mendesak Taliban untuk bergabung dengan proses politik dan masuk ke dalam dialog dengan pemerintah Afghanistan.
Catatan khusus dari Sharif, ia mendesak diakhirinya serangan pesawat tak berawak AS terhadap para ekstremis yang telah membuat marah banyak warga Pakistan yang melihatnya sebagai pelanggaran kedaulatan negara.
Ia juga menyerukan kerjasama kontra-terorisme yang lebih besar dengan Washington. Sharif mengatakan,"Saya juga membicarakan masalah drone dalam pertemuan kami menekankan perlunya upaya mengakhiri serangan seperti itu."
Secara umum Obama dan Sharif menekankan bahwa kemitraan kami abadi didasarkan pada prinsip menghormati kedaulatan dan integritas teritorial. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar