Rusia telah mengembangkan rudal hipersonik jenis baru, yang dipercaya belum ada tandingannya untuk saat ini, bahkan oleh sistem pertahanan tercanggih milik Amerika Serikat sekalipun.
Dilansir dari cnbc.com, hampir 20 rudal hipersonik tebaru milik Rusia telah dipindahkan dan akan diuji coba dalam waktu dekat, ini menandakan tonggak bersejarah baru bagi program senjata hipersonik Kremlin, ungkap pejabat yang memiliki pengetahuan langsung tentang laporan intelijen Amerika.
Seseorang yang hanya mau disebut sebagai anonimus tersebut telah berbicara kepada CNBC bahwa, “Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki ambisi untuk mengembangkan senjata-senjata ini dan mereka telah memprioritaskan program khusus ini.
Rusia pada dasarnya menentukan bahwa mereka merasa cocok dengan desain yang telah dikembangkan dan sekarang akan fokus pada penyetelan target sasaran dan akurasi senjata melalui pengujian, ” paparnya.
Rudal hipersonik udara-ke-darat yag dijuluki dengan "Kinzhal," yang berarti "belati" dalam bahasa Rusia, telah diuji setidaknya tiga kali. Pada bulan Juli, Kremlin berhasil menguji rudal ini dengan sasaran hampir sejauh 500 mil. Terlebih lagi, dalam laporan intelijen AS lainnya, menurut sebuah sumber, rudal hipersonik dipasang dan diluncurkan 12 kali dari jet tempur MiG-31 Rusia. Selain itu, pesawat bomber strategis milik Rusia tengah dipersiapkan untuk melakukan pengujian ruadal hipersonik ini.
Pengembangan Rudal Hipersonik S-500 Rusia
Saat ini kremlin tengah mengmbangkan sistem antirudal canggih terbaru dari keluarga seri S. Seperti yang kita ketahui rusia telah berhasil memproduksi rudal-rudal seri S yang sangat diperhitungkan di dunia militer seperti Rudal S-300 dan Rudal S-400 yang sangat ditakuti oleh militer-militer dunia barat lainnya.
Pada tahun 2020 Militer Rusia akan diperkuat dengan rudal baru S-500 yang saat ini tengah dalam masa pengembangan dan pengujian. Nantinya, sistem antirudal S-500 akan dapat mengeliminasi misil dan pesawat musuh yang berada pada ketinggian 100 km atau hampir mencapai ruang angkasa. Tidak ada sistem pertahanan udara mana pun saat ini yang memiliki jangkauan sejauh itu.
Selain itu, ada pula 40N6, rudal jarak jauh terpisah yang sedang dikembangkan untuk sistem pertahanan udara baru tersebut. Kepala pelacak otomatisnya yang baru akan memungkinkan rudal tersebut untuk “bermain-main” di orbit Bumi sambil mengidentifikasi secara independen target di ruang angkasa sebelum mencegatnya. Dulu, semua fungsi ini dilakukan oleh radar yang merupakan bagian dari sistem pertahanan udara terkait. Kini, rudal yang baru pada dasarnya akan memiliki “otaknya” sendiri.
Pada saat yang sama, sistem radar akan terus memandu masing-masing 40N6. Namun, radar akan melakukan fungsi-fungsi khusus untuk meningkatkan akurasi. Misalnya, ada radar-radar yang akan bertanggung jawab untuk mencari pesawat tempur dan helikopter, menyusuri medan dengan rudal jelajah, melayangkan rudal balistik dari ketinggian, dan menyasar musuh yang berada di dekat ruang angkasa.
Para desainer kini tengah bereksperimen dengan hulu ledak yang berbeda untuk 40N6, tetapi sejauh ini mereka tak berkomentar apa-apa. Unit 40N6 itu sendiri akan dapat terbang ke targetnya dengan kecepatan hipersonik hingga Mach 9 (10.800 km/jam).
Menurut informasi dari sumber terbuka, sistem S-500 mampu menyasar target dari jarak 500 km. Sebagai perbandingan, jangkauan sebenarnya dari sistem pertahanan udara versi sebelumnya (S-400 Triumf) adalah 600 km. Yang jelas, belum diketahui berapa jangkauan maksimum yang akan dimiliki S-500.
Perbedaan utama antara S-500 dan semua sistem asing serupa adalah kisaran 360 derajatnya. Pesaing terdekatnya, MIM-104 Patriot Amerika, hanya dapat menyasar target ke arah yang telah ditentukan pada sudut 180 derajat. Apalagi, operator membutuhkan sekitar setengah jam untuk mengerahkan peluncur Patriot dan menempatkan mereka dalam posisi menembak.
Ini adalah waktu yang sangat lama ketika rudal meluncur ke arah Anda dengan kecepatan lebih dari beberapa ribu kilometer per jam. Selain itu, jangkauan maksimum sistem Amerika adalah 200 km, sedangkan jangkauan S-500 sudah mencapai 500 km dan diharapkan bisa lebih jauh pada saat sistem tersebut terintegrasi ke dalam tentara. (CNBC, RBTH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar