Jerman putuskan aktif perangi ISIS di Suriah dengan kirim jet intai Tornado dan kapal perang. Tujuannya bantu misi militer Perancis. Konstelasi perang di Suriah kini makin rumit.
Kanselir Jerman, Angela Merkel kini wujudkan janji solidaritasnya kepada presiden Perancis, Francois Hollande untuk membantu Perancis dengan segala daya yang dimiliki untuk perangi terorisme.
Jerman siap kirimkan pesawat jet intai Tornado yang juga memiliki perlengkapan standar senjata modern.
Selain itu Berlin juga akan mengirim sebuah kapal perangnya ke kawasan perairan Suriah. Seusai pertemuan dengan Hollande di Paris, Kamis (26/11/2015), Merkel mengatakan pihaknya siap menggelar perang melawan teroris.
Update Berita Militer, Pertahanan dan Keamanan Dunia
Minggu, 29 November 2015
Kamis, 26 November 2015
Militer Turki Tak Tahu Jet yang Ditembak Jatuh Itu Milik Rusia
Militer Turki menyatakan tak tahu bahwa jet yang mereka tembak jatuh pada Selasa (24/11) lampau itu adalah milik Rusia. Kini Turki siap bekerjasama dengan Rusia terkait insiden tersebut.
Sebagaimana dilansir AFP, Kamis (26/11/2015), Militer Turki berbicara pada Rabu (25/11) waktu setempat. Angkatan bersenjata Turki juga menyatakan telah membuat upaya penting untuk menemukan dan menyelamatkan para pilot usai jet Sukhoi (Su-24) itu ditembak jatuh.
"(Waktu itu) Asal negara pesawat itu kami tidak tahu... dan aturan keterlibatan telah secara otomatis digunakan," kata militer Turki dalam pernyataannya.
Pernyataan itu disiarkan usai ketegangan muncul antara Ankara dengan Moskow. NATO, aliansi yang menaungi Turki, juga telah mengimbau agar semua pihak bisa tenang.
Sebagaimana dilansir AFP, Kamis (26/11/2015), Militer Turki berbicara pada Rabu (25/11) waktu setempat. Angkatan bersenjata Turki juga menyatakan telah membuat upaya penting untuk menemukan dan menyelamatkan para pilot usai jet Sukhoi (Su-24) itu ditembak jatuh.
"(Waktu itu) Asal negara pesawat itu kami tidak tahu... dan aturan keterlibatan telah secara otomatis digunakan," kata militer Turki dalam pernyataannya.
Pernyataan itu disiarkan usai ketegangan muncul antara Ankara dengan Moskow. NATO, aliansi yang menaungi Turki, juga telah mengimbau agar semua pihak bisa tenang.
Label:
Konflik Eropa,
Pesawat Tempur,
Rusia,
Turki
Putin Sebut Penembakan Pesawat Rusia oleh Turki Tindakan Kriminal
Presiden Rusia Vladimir Putin menanggapi keras penembakan pesawat tempur
Su-24 oleh Turki. Putin menyebut penembakan ini sebagai tindakan
kriminal dan menegaskan tidak akan mentolerirnya.
"Saya memahami setiap negara memiliki kepentingan regional masing-masing dan kami selalu menghormati hal itu. Tapi kami tidak akan pernah mentolerir tindak kriminal seperti hari ini," tegas Putin dalam pernyataannya usai bertemu Raja Yordania Abdullah II, seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Rabu (25/11/2015).
Menurut Putin, insiden penembakan pesawat Rusia ini bagaikan penikaman dari belakang kepada Rusia yang tengah gencar memerangi terorisme di Suriah. "Kehilangan hari ini seperti penikaman dari belakang oleh kaki tangan teroris," sebutnya.
Dijelaskan Putin, pesawat tempur Su-24 itu sedang menjalankan misi melawan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Putin menyebut, pesawat itu terbang di atas wilayah Latakia, Suriah yang diyakini menjadi lokasi berkumpulnya militan ISIS.
"Saya memahami setiap negara memiliki kepentingan regional masing-masing dan kami selalu menghormati hal itu. Tapi kami tidak akan pernah mentolerir tindak kriminal seperti hari ini," tegas Putin dalam pernyataannya usai bertemu Raja Yordania Abdullah II, seperti dilansir kantor berita Rusia, TASS, Rabu (25/11/2015).
Menurut Putin, insiden penembakan pesawat Rusia ini bagaikan penikaman dari belakang kepada Rusia yang tengah gencar memerangi terorisme di Suriah. "Kehilangan hari ini seperti penikaman dari belakang oleh kaki tangan teroris," sebutnya.
Dijelaskan Putin, pesawat tempur Su-24 itu sedang menjalankan misi melawan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah. Putin menyebut, pesawat itu terbang di atas wilayah Latakia, Suriah yang diyakini menjadi lokasi berkumpulnya militan ISIS.
Selasa, 24 November 2015
Helikopter Militer AS Jatuh di Korsel, 2 Orang Tewas
Helikopter militer milik Amerika Serikat jatuh di pegunungan Provinsi Gangwon, Korea Selatan. Sedikitnya dua orang tewas dalam kecelakaan ini.
Disampaikan seorang juru bicara militer AS kepada AFP, Senin (23/11/2015), helikopter yang diyakini jenis AH-64 Apache ini jatuh di kota Wonju, yang berjarak 70 kilometer sebelah tenggara Seoul. Dua korban tewas disebut sebagai pilot helikopter dan satu awaknya.
Dituturkan seorang petugas pemadam kebakaran di Wonju, bahwa kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 18.22 waktu setempat. Helikopter tersebut jatuh di dekat rumah warga setempat, yang kemudian melaporkan insiden ini ke polisi.
Disampaikan seorang juru bicara militer AS kepada AFP, Senin (23/11/2015), helikopter yang diyakini jenis AH-64 Apache ini jatuh di kota Wonju, yang berjarak 70 kilometer sebelah tenggara Seoul. Dua korban tewas disebut sebagai pilot helikopter dan satu awaknya.
Dituturkan seorang petugas pemadam kebakaran di Wonju, bahwa kecelakaan ini terjadi sekitar pukul 18.22 waktu setempat. Helikopter tersebut jatuh di dekat rumah warga setempat, yang kemudian melaporkan insiden ini ke polisi.
Label:
Amerika,
Helikopter,
Korea Selatan
Putin Hapus Larangan Kerja Sama Nuklir dengan Iran
Presiden Vladimir Putin menghapus kebijakan pembatasan perusahaan Rusia untuk bekerja sama dengan Iran dalam bidang nuklir.
Hal itu diungkapkan Putin saat berkunjung ke Teheran, Iran, Senin (23/11/2015). Kunjungan Putin ini merupakan kali pertama sejak 2007.
Sebuah keputusan yang ditandatangani Putin pada Senin itu memungkinkan perusahaan Rusia membantu modifikasi sentrifugal di situs pengayaan Fordo dan membantu Teheran mendesain ulang reaktor air keras, Arak, milik Iran.
Berdasarkan keputusan itu, perusahaan Rusia kini bisa menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan uranium yang diperkaya sebanyak 300 kilogram hasil impor dari Iran.
Hal itu diungkapkan Putin saat berkunjung ke Teheran, Iran, Senin (23/11/2015). Kunjungan Putin ini merupakan kali pertama sejak 2007.
Sebuah keputusan yang ditandatangani Putin pada Senin itu memungkinkan perusahaan Rusia membantu modifikasi sentrifugal di situs pengayaan Fordo dan membantu Teheran mendesain ulang reaktor air keras, Arak, milik Iran.
Berdasarkan keputusan itu, perusahaan Rusia kini bisa menjalankan aktivitas yang berkaitan dengan uranium yang diperkaya sebanyak 300 kilogram hasil impor dari Iran.
Rabu, 18 November 2015
Jerman Tangkap 3 Orang Terkait Penyelidikan Serangan di Paris
Kepolisian Jerman mengatakan, mereka sedang menginterogasi 3 orang yang ditangkap di dekat kota Aachen setelah menerima informasi bahwa salah seorang diantaranya mungkin terkait dengan serangan teroris di Paris.
Juru bicara polisi Jerman, Werner Schneider, mengatakan ketiganya ditangkap pada Selasa (17/11/2015) pagi waktu setempat oleh tim SWAT di Alsdorf, di timur laut Aachen dan dekat perbatasan Belgia.
Dua orang perempuan dan satu laki-laki ditangkap setelah mereka meninggalkan sebuah pusat pencarian tenaga kerja pada sekitar pukul 09.30 pagi. Demikian menurut laporan media lokal.
Schneider mengatakan kepada saluran TV Jerman, n-tv, bahwa ia tidak dapat memberikan informasi rinci mengenai identitas orang-orang yang ditangkap karena mereka berkewarganegaraan asing.
Juru bicara polisi Jerman, Werner Schneider, mengatakan ketiganya ditangkap pada Selasa (17/11/2015) pagi waktu setempat oleh tim SWAT di Alsdorf, di timur laut Aachen dan dekat perbatasan Belgia.
Dua orang perempuan dan satu laki-laki ditangkap setelah mereka meninggalkan sebuah pusat pencarian tenaga kerja pada sekitar pukul 09.30 pagi. Demikian menurut laporan media lokal.
Schneider mengatakan kepada saluran TV Jerman, n-tv, bahwa ia tidak dapat memberikan informasi rinci mengenai identitas orang-orang yang ditangkap karena mereka berkewarganegaraan asing.
Inggris Buka Lowongan 1.900 Mata-mata Pasca Tragedi Paris
Inggris berencana merekrut 1.900 mata-mata dalam upayanya melawan ISIS pasca penembakan dan pemboman di Paris, Prancis, pekan lalu.
Dengan tambahan orang baru tersebut, total mata-mata di British intelligence atau biasa dikenal dengan MI6 akan bertambah 15% menjadi 15.000. Ini merupakan ekspansi terbesar MI6 setelah teror bom London pada 2005 lalu.
"Dengan maraknya serangan dari teroris, terutama di Belgia, Prancis, Tunisia dan lain-lain, Perdana Menteri memutuskan untuk menambah sumber daya untuk melawannya," kata Pemerintah Inggris dalam keterangan tertulis seperti dikutip CNN, Rabu (18/11/2015).
Dengan tambahan orang baru tersebut, total mata-mata di British intelligence atau biasa dikenal dengan MI6 akan bertambah 15% menjadi 15.000. Ini merupakan ekspansi terbesar MI6 setelah teror bom London pada 2005 lalu.
"Dengan maraknya serangan dari teroris, terutama di Belgia, Prancis, Tunisia dan lain-lain, Perdana Menteri memutuskan untuk menambah sumber daya untuk melawannya," kata Pemerintah Inggris dalam keterangan tertulis seperti dikutip CNN, Rabu (18/11/2015).
Label:
Intelijen,
Isu Terorisme,
Militer Inggris
Selasa, 17 November 2015
Jadi Tuan Rumah G20 2016, Xi Jinping Minta Dukungan Indonesia
China didaulat menjadi tuan rumah pertemuan G20 2016. Presiden China Xi Jinping meminta dukungan dari Indonesia.
Hal itu disampaikan langsung oleh Xi Jinping saat pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di sela acara G20, Antalya, Turki.
"China juga meminta dukungan Indonesia untuk keketuaan mereka tahun depan di G20, sekaligus topik atau fokus yang akan menjadi perhatian dari China," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Hotel IC Santai, Antalya, Turki, Senin (16/11/2015).
Bambang yang juga ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan itu mengatakan, China mengusulkan empat topik utama dalam pertemuan G20 mendatang.
Hal itu disampaikan langsung oleh Xi Jinping saat pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo di sela acara G20, Antalya, Turki.
"China juga meminta dukungan Indonesia untuk keketuaan mereka tahun depan di G20, sekaligus topik atau fokus yang akan menjadi perhatian dari China," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Hotel IC Santai, Antalya, Turki, Senin (16/11/2015).
Bambang yang juga ikut mendampingi Jokowi dalam pertemuan itu mengatakan, China mengusulkan empat topik utama dalam pertemuan G20 mendatang.
Prancis Duga Ada 10.000 Orang Lebih yang Berpotensi Jadi Pelaku Teror
Prancis mendaftar lebih dari 10 ribu orang yang diduga berpotensi sebagai pelaku radikalisme dan ancaman keamanan. Termasuk di dalamnya Omar Ismail Mostefai, pelaku bom bunuh diri di konser musik di Bataclan, Paris.
Mengacu kepada sumber di kepolisian, seperti dilansir AFP, Selasa (17/11/2015), mereka yang masuk daftar 'file S' (fiche S dalam bahasa Prancis), diperbaharui setiap harinya. S adalah singkatan untuk suspect atau orang yang berpotensi menjadi tersangka dan dapat membahayakan keamanan negara.
Sebanyak lebih dari 10 ribu orang tersebut dibagi ke dalam 15 kategori. Terdiri dari para hooligan hingga hingga para militan jihad yang baru kembali dari Irak dan Suriah. Para terduga pelaku akan masuk ke radar intelijen ketika mereka tertangkap atau pernah menjalani pemeriksaan.
Mengacu kepada sumber di kepolisian, seperti dilansir AFP, Selasa (17/11/2015), mereka yang masuk daftar 'file S' (fiche S dalam bahasa Prancis), diperbaharui setiap harinya. S adalah singkatan untuk suspect atau orang yang berpotensi menjadi tersangka dan dapat membahayakan keamanan negara.
Sebanyak lebih dari 10 ribu orang tersebut dibagi ke dalam 15 kategori. Terdiri dari para hooligan hingga hingga para militan jihad yang baru kembali dari Irak dan Suriah. Para terduga pelaku akan masuk ke radar intelijen ketika mereka tertangkap atau pernah menjalani pemeriksaan.
Label:
ISIS,
Isu Terorisme,
Militer Prancis
Jumat, 13 November 2015
Amerika Serikat Khawatirkan Ujicoba Senjata Hipersonik China
China melakukan tes rudal terbaru secara rahasia yang memicu spekulasi para pengamat bahwa Beijing sedang menjajal senjata hipersonik. Tes rudal rahasia itu telah membuat Amerika Serikat (AS) cemas karena dianggap sebagai ancaman terhadap teknologi Washington.
Tes rudal itu diluncurkan dari fasilitas Korla, sebuah situs yang jarang penduduknya di Provinsi Xinjiang, pada 30 Oktober 2015. Rudal yang diuji coba tersebut diduga melesat dengan kecepatan hipersonik. Foto-foto tentang manuver rudal yang berupa cahaya berbentuk spiral telah meramaikan media sosial China.
Pemerintah China di Beijing, telah mengakui soal peluncuran rudal itu sebagai bagian dari uji coba rudal pencegat. Namun, ketika ditanya tentang peluncuran rudal rahasia itu, Kedutaan China di Washington mengaku tidak memiliki informasi rinci.
”China mengadvokasi penggunaan teknologi damai luar angkasa dan menentang ruang persenjataan atau perlombaan senjata di ruang angkasa,” bunyi jawaban resmi Kedutaan China kepada Washington Free Beacon, Kamis (12/11/2015).
Tes rudal itu diluncurkan dari fasilitas Korla, sebuah situs yang jarang penduduknya di Provinsi Xinjiang, pada 30 Oktober 2015. Rudal yang diuji coba tersebut diduga melesat dengan kecepatan hipersonik. Foto-foto tentang manuver rudal yang berupa cahaya berbentuk spiral telah meramaikan media sosial China.
Pemerintah China di Beijing, telah mengakui soal peluncuran rudal itu sebagai bagian dari uji coba rudal pencegat. Namun, ketika ditanya tentang peluncuran rudal rahasia itu, Kedutaan China di Washington mengaku tidak memiliki informasi rinci.
”China mengadvokasi penggunaan teknologi damai luar angkasa dan menentang ruang persenjataan atau perlombaan senjata di ruang angkasa,” bunyi jawaban resmi Kedutaan China kepada Washington Free Beacon, Kamis (12/11/2015).
Rusia Ungkap Senjata Rahasia Untuk Lawan NATO
Sebuah proyek rahasia Kremlin tak sengaja dibocorkan stasiun televisi Rusia. Data bocoran itu mengungkap bahwa Rusia membuat senjata canggih baru yaitu torpedo nuklir yang diyakini untuk memotong radar NATO dan sistem pertahanan rudal musuh.
Kremlin pun dengan cepat mengkonfirmasi beberapa data rahasia yang tak sengaja dibocorkan stasiun televisi Rusia. Data yang disiarkan televisi itu ternyata materi cetak biru dari sebuah torpedo nuklir, dirancang untuk melawan instalasi pertahanan musuh
Bocoran rahasia senjata baru Rusia itu diperoleh ketika Presiden Vladimir Putin menggelar pertemuan dengan para pejabat militer di Sochi untuk membahas pengembangan kemampuan militer Rusia. Namun, dalam pertemuan itu hadir sejumlah kru televisi yang merekam data yang semestinya dilarang untuk dipublikasikan.
Cuplikan slide tentang torpedo nuklir senjata baru Rusia untuk melawan NATO. | (freebeacon.com) |
Kremlin pun dengan cepat mengkonfirmasi beberapa data rahasia yang tak sengaja dibocorkan stasiun televisi Rusia. Data yang disiarkan televisi itu ternyata materi cetak biru dari sebuah torpedo nuklir, dirancang untuk melawan instalasi pertahanan musuh
Bocoran rahasia senjata baru Rusia itu diperoleh ketika Presiden Vladimir Putin menggelar pertemuan dengan para pejabat militer di Sochi untuk membahas pengembangan kemampuan militer Rusia. Namun, dalam pertemuan itu hadir sejumlah kru televisi yang merekam data yang semestinya dilarang untuk dipublikasikan.
Amerika Serikat dan Rusia Harus Bersatu Lacak Sumber Dana ISIS
Kepala staf pemerintahan Kremlin, Sergey Ivanov mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Rusia harus terus bekerjasama untuk melawan arus pembiayaan bagi kelompok teroris. Hal itu diungkapkan oleh Ivanov saat melakukan pertemuan dengan Presiden Financial Action Task Force (FATF), Shin Je-Yoon.
"Penyelidikan terhadap sumber pembiayaan dari ISIS telah dilakukan pada tahun ini atas inisiatif AS dan dengan partisipasi aktif dari Rusia. Seharusnya, hal itu menjadi awal pekerjaan bersama untuk mengungkapkan negara, individu, dan badan hukum yang terlibat dalam mendukung keuangan ISIS," tutur Ivanov seperti dilansir dari laman Tass, Kamis (12/11/2015).
"Penyelidikan terhadap sumber pembiayaan dari ISIS telah dilakukan pada tahun ini atas inisiatif AS dan dengan partisipasi aktif dari Rusia. Seharusnya, hal itu menjadi awal pekerjaan bersama untuk mengungkapkan negara, individu, dan badan hukum yang terlibat dalam mendukung keuangan ISIS," tutur Ivanov seperti dilansir dari laman Tass, Kamis (12/11/2015).
Selasa, 03 November 2015
Inggris Mundur dari Koalisi Pimpinan Amerika Serikat
Perdana Menteri Inggris, David Cameron memutuskan untuk mundur sementara dari koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) dalam melakukan serangan terhadp ISIS di Suriah, dan mungkin juga di Irak. Langkah ini diambil Cameron setelah tidak mendapat dukungan dari Parlemen Inggris.
Saat ini Cameron memang tengah berusaha meningkatkan peran Inggris dalam melakukan serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, dan telah meminta dukungan dari Parleman mengenai hal ini. Namun, sayangnya Parlemen Inggris menolak, dengan alasan tidak jelasnya strategi dan tujuan dari serangan tersebut.
"Kami prihatin, Pemerintah berfokus pada memperluas serangan udara ke Suriah, tanpa ada kepastian keberhasilan serangan itu, dan tanpa rencana jangka panjang yang koheren dan untuk mengalahkan ISIS dan mengakhiri perang sipil di Suriah," ucap kepala komite Luar Negeri Parleman Inggris, Crispin Blunt.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron memutuskan untuk mundur sementara dari koalisi pimpinan AS dalam melakukan serangan terhadp ISIS di Suriah, dan mungkin juga di Irak. (Reuters) |
Saat ini Cameron memang tengah berusaha meningkatkan peran Inggris dalam melakukan serangan terhadap ISIS di Suriah dan Irak, dan telah meminta dukungan dari Parleman mengenai hal ini. Namun, sayangnya Parlemen Inggris menolak, dengan alasan tidak jelasnya strategi dan tujuan dari serangan tersebut.
"Kami prihatin, Pemerintah berfokus pada memperluas serangan udara ke Suriah, tanpa ada kepastian keberhasilan serangan itu, dan tanpa rencana jangka panjang yang koheren dan untuk mengalahkan ISIS dan mengakhiri perang sipil di Suriah," ucap kepala komite Luar Negeri Parleman Inggris, Crispin Blunt.
China Terbangkan 2 Jet Tempur Sebagai Sepon Rencana AS Kirimkan Kapal Perang di LCS
Amerika Serikat (AS) hendak mengirim kapal perang lagi di kawasan Laut China Selatan setelah sebelumnya kapal perang mereka, USS Lassen, patroli di dekat pulau buatan China di kawasan sengketa itu. Sedangkan China mengerahkan dua pesawat jet tempur untuk merespons tindakan AS yang dianggap sebagai aksi “provokasi”.
Pekan lalu, kapal perang USS Lassen, bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu dianggap menantang klaim teritorial China atas Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Seorang pejabat pertahanan AS pada hari Senin mengatakan kepada Reuters, bahwa Angkatan Laut AS akan melakukan patroli serupa. “Di wilayah sekitar dua kali seperempat atau sedikit lebih dari itu,” kata pejabat itu mengacu pada wilayah Laut China Selatan.
Pekan lalu, kapal perang USS Lassen, bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau-pulau buatan Beijing di Laut China Selatan. Tindakan itu dianggap menantang klaim teritorial China atas Laut China Selatan yang jadi sengketa.
Seorang pejabat pertahanan AS pada hari Senin mengatakan kepada Reuters, bahwa Angkatan Laut AS akan melakukan patroli serupa. “Di wilayah sekitar dua kali seperempat atau sedikit lebih dari itu,” kata pejabat itu mengacu pada wilayah Laut China Selatan.
Label:
Amerika,
China,
Kapal Perang,
Laut China Selatan,
Pesawat Tempur
Yu-71, Rudal Hipersonik Nuklir yang Dirahasiakan Rusia
Rusia saat ini bekerja untuk mengembangkan rudal hipersonik baru, yang dapat membawa hulu ledak nuklir. Rudal yang dirahasiakan Rusia itu bernama Yu-71.
Rudal itu merupakan bagian dari rencana Rusia untuk memodernisasi kekuatan rudal strategis negara itu. Pengembangan rudal Yu-71 itu di bawah proyek dengan kode nama “Project 4202”.
Menurut Jane Intelligence Review, rudal hipersonik Yu-71 memiliki kecepatan maksimum 11.200 kilometer per jam (sekitar 7.000 mph atau Mach 10), dan lihai bermanuver. Rusia sejauh ini telah melakukan empat kali uji coba rudal Yu-71, dengan uji coba terbaru pada 26 Februari 2015.
”(Rudal ) ini akan membuat Rusia mampu memberikan jaminan serangan skala kecil terhadap target pilihan. Jika ditambah dengan kemampuan untuk menembus pertahanan rudal, Moskow juga akan mempertahankan pilihan untuk meluncurkan serangan rudal tunggal,” bunyi laporan Jane Intelligence Review, Senin malam (29/6/2015).
Rudal itu merupakan bagian dari rencana Rusia untuk memodernisasi kekuatan rudal strategis negara itu. Pengembangan rudal Yu-71 itu di bawah proyek dengan kode nama “Project 4202”.
Menurut Jane Intelligence Review, rudal hipersonik Yu-71 memiliki kecepatan maksimum 11.200 kilometer per jam (sekitar 7.000 mph atau Mach 10), dan lihai bermanuver. Rusia sejauh ini telah melakukan empat kali uji coba rudal Yu-71, dengan uji coba terbaru pada 26 Februari 2015.
”(Rudal ) ini akan membuat Rusia mampu memberikan jaminan serangan skala kecil terhadap target pilihan. Jika ditambah dengan kemampuan untuk menembus pertahanan rudal, Moskow juga akan mempertahankan pilihan untuk meluncurkan serangan rudal tunggal,” bunyi laporan Jane Intelligence Review, Senin malam (29/6/2015).
Diprotes China, AS Sebut Pelayaran di Laut China Selatan Tak Langgar Hukum
Wakil penasihat keamanan nasional Amerika Serikat (AS), Ben Rhodes mengatakan akan ada aksi yang lebih besar dari negaranya untuk kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan. Laut China Selatan saat ini merupakan daerah yang sedang disengketakan.
"Kami menjunjung tinggi tentang prinsip kebebasan dalam navigasi. Kami akan menegakan itu," ujar Ben Rhodes seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (3/11/2015).
Rhodes mengungkapkan hal ini setelah kapal dengan rudal perusak milik AS berlayar dekat salah satu pulau buatan di Beijing di kawasan Laut China Selatan akhir pekan lalu. Kapal tersebut mengambil posisi sekitar 12 mil laut.
"Kami menjunjung tinggi tentang prinsip kebebasan dalam navigasi. Kami akan menegakan itu," ujar Ben Rhodes seperti dilansir dari kantor berita Reuters, Selasa (3/11/2015).
Rhodes mengungkapkan hal ini setelah kapal dengan rudal perusak milik AS berlayar dekat salah satu pulau buatan di Beijing di kawasan Laut China Selatan akhir pekan lalu. Kapal tersebut mengambil posisi sekitar 12 mil laut.
Jet Tempur Rusia Bombardir Kota Kuno Palmyra di Suriah
Angkatan Udara Rusia telah menggempur area yang dikuasai kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di dekat kota kuno Palmyra.
"Jet tempur (Sukhoi) Su-25 menghantam wilayah pertahanan ISIS di Tadmur di Provinsi Homs," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilansir dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Tadmur merupakan nama lain kota Palmyra yang dikenal masyarakat Arab.
"Hasil serangan langsung itu, benteng pertahanan, bunker bawah tanah dan artileri anti-serangan udara milik ISIS dihancurkan," lanjut pernyataan Kemenhan Rusia.
Ini merupakan pertama kalinya Rusia mengkonfirmasi serangan yang dilakukan di dekat situs Kebudayaan Dunia versi UNESCo tersebut. Sebelumnya, siaran televisi Pemerintah Suriah menayangkan serangan Rusia di kota bersejarah tersebut.
"Jet tempur (Sukhoi) Su-25 menghantam wilayah pertahanan ISIS di Tadmur di Provinsi Homs," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilansir dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Tadmur merupakan nama lain kota Palmyra yang dikenal masyarakat Arab.
"Hasil serangan langsung itu, benteng pertahanan, bunker bawah tanah dan artileri anti-serangan udara milik ISIS dihancurkan," lanjut pernyataan Kemenhan Rusia.
Ini merupakan pertama kalinya Rusia mengkonfirmasi serangan yang dilakukan di dekat situs Kebudayaan Dunia versi UNESCo tersebut. Sebelumnya, siaran televisi Pemerintah Suriah menayangkan serangan Rusia di kota bersejarah tersebut.
Label:
Konflik Timur Tengah,
Pesawat Tempur,
Rusia
Intelijen AS Sebut Tak Ada Bukti Aksi Teroris dalam Jatuhnya Pesawat Rusia
Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat, James Clapper, mengatakan bahwa tidak ada bukti mengenai keterlibatan teroris dalam jatuhnya pesawat Rusia di Mesir.
Clapper pun membantah klaim kelompok militan ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Airbus A321 milik maskapai Kogalymavia.
"Kami tidak punya bukti langsung mengenai keterlibatan teroris," ucap Clapper, dalam pertemuan pertahanan di Washington, seperti dikutip dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Rusia dan Mesir juga telah membantah mengenai dugaan jatuhnya pesawat di semenanjung Sinai akibat sabotase atau serangan yang dilancarkan ISIS. Meski begitu, Clapper menyatakan perlunya analisis berdasarkan kotak hitam pesawat.
"ISIS mengklaim bertanggung jawab, tapi kita tetapo belum mengetahuinya," ucap Clapper.
Clapper pun membantah klaim kelompok militan ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Airbus A321 milik maskapai Kogalymavia.
"Kami tidak punya bukti langsung mengenai keterlibatan teroris," ucap Clapper, dalam pertemuan pertahanan di Washington, seperti dikutip dari AFP, Selasa (3/11/2015).
Rusia dan Mesir juga telah membantah mengenai dugaan jatuhnya pesawat di semenanjung Sinai akibat sabotase atau serangan yang dilancarkan ISIS. Meski begitu, Clapper menyatakan perlunya analisis berdasarkan kotak hitam pesawat.
"ISIS mengklaim bertanggung jawab, tapi kita tetapo belum mengetahuinya," ucap Clapper.
Label:
Amerika,
Konflik Timur Tengah,
Rusia
Langganan:
Postingan (Atom)