Jumat, 30 Oktober 2015

China Balas Gertak Amerika Serikat


Kementerian Luar Negeri China menuduh kapal perang USS Lassen secara ilegal memasuki kawasan perairan di kawasan terumbu karang Subi. "Manuver ini merupakan provokasi secara sengaja".

Kemenlu di Beijing juga langsung memanggil Duta Besar AS untuk China Max Baucus guna meminta penjelasan. Akibat peristiwa patroli kapal perang AS di kawasan Kepulauan Spratly itu, hubungan antara China dan AS kini menjadi tegang.


China Balas Gertak Amerika Serikat

China mengklaim, kapal perangnya terus mengikuti USS Lassen dan memberi peringatan karena dinilai melanggar wilayah teritorialnya. Sejumlah petinggi militer di Beijing mengatakan, mereka kini menyiapkan armada kapal perangnya untuk menghadapi terulangnya provokasi semacam itu.


Solusi Militer Tidak Mungkin untuk Sebagian Wilayah Timur Tengah


Sebuah solusi militer "tidak mungkin" diterapkan di beberapa bagian wilayah di Timur Tengah, kata Kepala CIA, John Brennan, Selasa (27/10/2015) waktu AS. Dia berpendapat, sulit membayangkan adanya sebuah pemerintah pusat yang efektif di beberapa negara di kawasan itu seperti yang ada sebelum konflik saat ini pecah.

Solusi Militer Tidak Mungkin untuk Sebagian Wilayah Timur Tengah

Brennan mengatakan hal itu saat berbicara pada sebuah konferensi intelijen di Washington.

"Ketika saya melihat situasi Libya, Suriah, Irak dan Yaman, sulit bagi saya membayangkan sebuah pemerintah pusat di negara-negara itu yang akan mampu melakukan kontrol atas wilayah yang telah dibentuk pasca Perang Dunia II," kata Brennan. "Sebuah solusi militer tidak mungkin di negara-negara itu," tambahnya.


Kamis, 29 Oktober 2015

Rusia bikin rekor, sehari gempur 118 basis militan di Suriah


Serangan udara militer Rusia di Suriah mencetak rekor tertinggi kemarin (28/10). Kurang dari 24 jam, pesawat Rusia menghancurkan 118 basis 'teroris' yang mengganggu pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad, sekutu dekat mereka.

Rusia bikin rekor, sehari gempur 118 basis militan di Suriah

Titik serangan itu berada di Provinsi Idlib, Homs, Hama, Aleppo, serta Latakia. Kemungkinan besar, dibanding menyerang ISIS, jet Rusia lebih fokus menghabisi markas Tentara Pembebasan Suriah (FSA), kelompok pemberontak Sunni yang didanai Amerika Serikat dan Arab Saudi.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menolak merinci siapakah kelompok teror yang mereka maksud dalam serangan massif kemarin. Kendati begitu, mereka mengatakan intensitas pengiriman rudal meningkat berkat "adanya peningkatan data intelijen yang dikumpulkan dari pelbagai sumber," ujarnya seperti dilansir Stasiun Televisi Al Arabiya, Kamis (29/10).


Alasan Israel Abaikan Ancaman Teror dari ISIS


Israel sudah beberapa kali menjadi korban ancaman kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Contoh ancamannya berupa pesan dalam sebuah video berbahasa Ibrani.

Dalam video itu disampaikan ancaman, bahwa tak satu pun orang Yahudi yang akan tinggal di Israel. Video ini dirilis Jumat pekan lalu oleh militan ISIS dalam akun sosial media mereka.


Alasan Israel Abaikan Ancaman Teror dari ISIS
Benjamin Netanyahu. ©REUTERS

Namun, sepertinya Israel tenang-tenang saja. Para pejabatnya menganggap ancaman itu seperti angin lalu, dan tak ada gerakan apapun dari para petinggi Negeri Zionis itu. Apa ya alasannya?

Usut punya usut, Israel sudah mengantisipasi keberadaan ISIS. Mereka telah menutup perbatasan sebelah utara dan selatan saat para militan menyamar sebagai migran ilegal ke Eropa.


Rabu, 28 Oktober 2015

Rusia Hantam 94 Target di Suriah dalam Sehari


Pesawat jet tempur Rusia menghantam 94 target di Suriah dalam 24 jam terakhir, yang merupakan jumlah terbanyak dalam satu hari sejak operasi pertama sebulan lalu.

"Dalam 59 misi sejak 24 jam terakhir, angkatan udara Rusia menghantam 94 teroris di provinsi Hama, Idlib, Latakia, Damaskus, Aleppo dan Deir Ezzor," lapor Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow, Senin (26/10/2015). 



Moskow menegaskan operasi militer di Suriah dilakukan untuk menghabisi kelompok militan Islamic State (ISIS) dan teroris lainnya. Namun negara barat seperti Amerika Serikat (AS) mencurigai Rusia hanya fokus menyerang pemberontak moderat, yang merupakan musuh Presiden Bashar al-Assad.

Kemenhan Rusia mengatakan gelombang serangan terbaru menghancurkan sebuah pos komando dan satu markas "teroris" di Aleppo, dan juga tiga posisi bertahanan di dekat desa Salma di Latakia.


Rumah Sakit Yaman Hancur Dihantam Serangan Udara Arab Saudi


Rumah Sakit Yaman Hancur Dihantam Serangan Udara Arab Saudi


Sebuah rumah sakit di Yaman yang dikelola oleh Medecins Sans Frontieres (MSF) dihantam serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

"Fasilitas MSF di Saada, Yaman dihantam oleh beberapa serangan udara pada Senin (26/10/2015)," pernyataan pihak MSF, seperti dikutip Reuters, Selasa (27/10/2015).

"Serangan terjadi di saat pasien dan staf medis berada di dalam fasilitas itu," lanjut pihak MSF. (MetroNews)

Saingi Putin, Obama Berencana Kirim Pasukan untuk Perangi ISIS


residen Amerika Serikat (AS) Barack Obama akhirnya mengirim pasukan untuk melawan kelompok Islamic State (ISIS). Pengirim dilakukan di saat Rusia melancarkan serangan udara ke wilayah kekuatan ISIS.

Saingi Putin, Obama Berencana Kirim Pasukan untuk Perangi ISIS

Rencananya, pasukan yang dikirim tersebut adalah pasukan operasi khusus yang ditujukan ke Suriah. Selain itu, Obama juga direncanakan untuk mengirim helikopter tempur di wilayah Irak, demi mengimbangi operasi militer Rusia, yang diperintahkan oleh Presiden Vladimir Putin.

Seperti dilansir Associated Press, Rabu (28/10/2015), pemerintahan Obama terus mendapatkan tekanan untuk melayangkan tindakan lebih tegas terhadap ISIS, khususnya setelah kelompok itu mengambil alih Kota Ramadi, Irak.

Amerika Serikat Siap Perang dengan Tiongkok


Ketegangan di kawasan rawan konflik, Laut China Selatan, meningkat drastis kemarin (27/10), akibat manuver Amerika Serikat. Militer Negeri Paman Sam itu mengirim kapal penghancur USS Lassen mendekati kepulauan Spratly, wilayah hasil reklamasi pemerintah China.

Kapal ini sempat mencapai jarak 12 mil laut dari terumbu karang Subi, di pinggir Spratly. Akibat kehadiran kapal itu, China langsung menyiagakan kapal perang mereka untuk membuntuti USS Lassen.


Amerika Serikat Siap Perang dengan Tiongkok

Kapal perang AS ini dianggap Beijing, sebagai "aksi sepihak yang berupaya memiliterisasi kawan Laut China Selatan," tulis Kementerian Pertahanan China dalam situs resminya, seperti dilansir USA Today.

"China mendesak AS menghormati posisi China, segera memperbaiki kesalahan ini, dan tidak mengambil langkah berbahaya atau provokatif di masa mendatang yang dapat mengancam kedaulatan dan kepentingan nasional China," imbuh keterangan tertulis Beijing.


Australia Akan Hadapi Tekanan untuk Gabung Patroli AS di Laut China Selatan


Pakar Pertahanan percaya bahwa Australia akan menghadapi tekanan untuk bergabung dengan patrol maritim yang dipimpin Amerika Serikat (AS) ketika ketegangan di Laut China Selatan meningkat.

AS telah mengirimkan rudal perusak untuk menantang batas teritorial 12 mil laut yang diklaim China di sekitar pulau buatan mereka di atas perairan yang tengah disengketakan.


Foto satelit menunjukkan pembangunan yang dilakukan Pemerintah China atas sebuah pulau yang berada di terumbu karang Cuarteron di Laut China Selatan. (Foto: Asia Maritime Transparency Initiative/Centre for Strategic and International Studies)
Langkah ini dilakukan untuk memancing kemarahan Pemerintah China, yang baru-baru ini menyatakan bahwa pihak mereka tidak akan mengizinkan negara manapun untuk melanggar wilayah mereka di kepulauan Spratly.

Patroli itu dilakukan hanya beberapa minggu menjelang serangkaian KTT Asia-Pasifik yang berencana dihadiri Presiden AS Barack Obama dan Presiden China Xi Jinping, pada paruh kedua November.


Selasa, 27 Oktober 2015

Amerika Serikat Akan Kirim Kapal Perusak ke Laut China Selatan


Angkatan Laut Amerika Serikat berencana mengirimkan kapal perusak dengan peluncur rudal ke wilayah 12 mil laut, atau sektar 22,2 km dari pulau buatan yang dibangun oleh China di Laut Cina Selatan. Langkah ini dinilai merupakan salah satu langkah AS untuk menantang klaim China di salah satu jalur laut tersibuk di dunia itu.

Amerika Serikat Akan Kirim Kapal Perusak ke Laut China Selatan
Kapal Perusak AS, USS Lassen (DDG 82) (Kanan) berada dalam formasi dengan ROKS Sokcho (PCC 778) pada latihan bersama Foal Eagle 2015, di perairan timur semenanjung Korea. (Reuters/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class Martin Wright)

Dilaporkan Reuters, seorang pejabat pertahanan AS menyatakan kapal perusak USS Lassen akan mulai berpatroli pada Selasa (27/10) pagi waktu setempat di dekat terumbu karang Subi dan Mischief di kepulauan Spratly, pulau yang dibuat China dengan cara pengerukan sejak 2014.

Patroli kapal perusak itu akan menjadi salah satu tantangan AS yang paling serius di sekitar batas teritorial yang diklaim China. Langkah ini dinilai akan memantik kemarahan Beijing, yang pada bulan lalu mengatakan "tidak akan pernah mengizinkan negara manapun" melanggar teritorial perairan dan wilayah udara di Spratly.


Senin, 26 Oktober 2015

Pangkalan Militer Raksasa Rusia di Arktik Hampir Rampung


Proyek pembangunan pangkalan militer raksasa Rusia di Arktik hampir rampung. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan proyek pangkalan militer besar-besaran itu sudah mencapai 97 persen.

Kawasan Arktik selama ini diperebutkan negara-negara besar, terutama Rusia dan Amerika Serikat. Sebab, wilayah itu kaya minyak dan mineral alam lainnya.


Pangkalan Militer Raksasa Rusia di Arktik Hampir Rampung

Pangkalan militer Rusia besar-besaran di Arktik itu dibangun di Alexandra Land, bagian dari kepulauan Franz Josef. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, tim konstruksi telah membangun jalan di pulau terpencil dengan menggunakan teknologi terbaru untuk menghindari hilangnya energi.

Pangkalan militer tersebut diklaim akan menjadi tempat nyaman untuk menampung 150 tentara Rusia selama 18 bulan karena terdapat senyawa yang dikenal sebagai “The Arctic Trefoil”. Di pangalan itu tersedia stok makanan, bahan bakar dan penyimpanan pakaian.


2 Polisi Turki dan 7 Anggota ISIS Tewas dalam Baku Tembak


Baku tembak terjadi antara polisi Turki dengan militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) saat penggerebekan puluhan rumah di wilayah Turki sebelah tenggara. Sedikitnya dua polisi Turki dan tujuh anggota ISIS tewas dalam baku tembak ini.

2 Polisi Turki dan 7 Anggota ISIS Tewas dalam Baku Tembak

Dituturkan sumber keamanan setempat, seperti dilansir Reuters, Senin (26/10/2015), bentrokan yang terjadi di kota Diyarbakir, distrik Kayapinar ini masih terus berlanjut. Empat personel kepolisian Turki mengalami luka-luka dalam bentrokan itu.

Sedangkan tiga militan di antaranya berhasil ditangkap hidup-hidup oleh polisi setempat.

Sebuah video yang dirilis kantor berita Turki, Dogan News Agency menunjukkan dua kendaraan lapis baja milik kepolisian Turki bergerak ke arah deretan rumah. Suara tembakan terdengar di dalam video itu.


Korea Selatan Tembak Kapal Korea Utara


Oktober tahun lalu, kapal Korea Selatan dan Utara sempat saling melepas tembakan di dekat Pulau Yeonpyeong.

Angkatan Laut Korea Selatan melancarkan serangan tembakan ke arah kapal Korea Utara yang memasuki wilayahnya, lapor kantor berita Yonhap.


Korea Selatan Tembak Kapal Korea Utara

Lima tembakan dilepas pada pukul 15.30 atau 06.30 GMT Sabtu (24/10) ketika kapal patroli melintasi batas maritim de facto.

Pemerintah Korea Utara mempertanyakan batas maritim di Laut Kuning itu dan sebelumnya juga sudah pernah melanggarnya.

Pyongyang menyatakan penembakan tersebut sebagai 'provokasi serius'.

Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan kapal tersebut melakukan operasi 'rutin'.


Rabu, 21 Oktober 2015

Cegah insiden di Suriah, AS-Rusia teken nota kesepahaman


Pemerintah Amerika Serikat dan Rusia menandatangani nota kesepahaman yang ditujukan meminimalkan risiko kontak antara pesawat-pesawat kedua negara di wilayah udara Suriah.

Penandatanganan dilakukan setelah muncul beberapa kasus yang oleh Washington dikatakan sebagai tindakan "ceroboh dan tidak profesional" yang dilakukan pilot-pilot Rusia dengan menerbangkan pesawat terlalu dekat ke posisi pesawat Amerika.


Cegah insiden di Suriah, AS-Rusia teken nota kesepahaman

Pekan lalu para pejabat AS mengatakan pesawat dari kedua negara "memasuki ruang pertempuran yang sama" dan hanya berjarak beberapa kilometer saja.

Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Peter Cook, mengatakan nota kesepahaman ini memuat prosedur yang harus diikuti oleh para awak pesawat, termasuk terbang dalam jarak yang aman dengan pesawat-pesawat lain dan menjaga komunikasi secara terus menerus dengan petugas di darat.


Kanada akan tarik pesawat tempur dari Suriah dan Irak


Perdana Menteri Kanada yang baru terpilih, Justin Trudeau, memastikan bahwa dia akan menarik mundur armada pesawat tempur dari operasi militer melawan kelompok milisi ISIS di Irak dan Suriah.

Operasi militer melawan ISIS di Irak dan Suriah diikuti sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
Operasi militer melawan ISIS di Irak dan Suriah diikuti sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.

Keputusan Trudeau itu disampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Barack Obama beberapa jam setelah memimpin Partai Liberal memenangi pemilihan umum.

“Saya berkomitmen untuk terus terlibat dalam cara yang bertanggung jawab dalam memahami betapa penting peran Kanada pada peperangan melawan ISIS. Namun, dia (Barack Obama) memahami komitmen yang saya buat terkait mengakhiri misi,” kata Trudeau kepada wartawan di Ottawa, Selasa (20/10) waktu setempat.


Reuni Keluarga Korea yang Terpisahkan oleh Perang


Ratusan warga Korea Selatan berangkat ke utara untuk melakukan perjumpaan yang langka dengan keluarga yang terpisah sejak Perang Korea.

Reuni keluarga yang terdiri dari serangkaian perjumpaan selama sepekan, akan dilangsungkan di sebuah resor di Gunung Kumgang, dekat perbatasan.



Ribuan keluarga terpisahkan dengan sedikit kontak atau tanpa kontak sama sekali sejak perang berakhir tahun 1953.

Pertemuan antar keluarga beberapa kali berlangsung sejak 1988, dan tergantung dari situasi hubungan antara kedua negara.


Selasa, 20 Oktober 2015

4 Senjata Canggih Rusia Untuk Habisi ISIS di Suriah


Federasi Rusia mulai awal Oktober resmi terjun memerangi Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Pangkalan udara di Heymin, Suriah, menjadi titik utama pengiriman jet Sukhoi SU-25 buat membombardir markas-markasmilitan khilafah yang dianggap merongrong sekutu mereka, Presiden Suriah Basyar al-Assad.

4 Senjata Canggih Rusia Untuk Habisi ISIS di Suriah

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menuding operasi militer Rusia di Suriah lebih banyak bertujuan mengamankan posisi Assad. Sejak awal Oktober, menurut intelijen AS, lebih dari 90 persen target yang dibom jet tempur Rusia justru basis kelompok pemberontak Sunni.

Laporan ini berbeda dari janji Presiden Vladimir Putin yang beralasan mengirim bermacam alutsista ke Suriah untuk menghancurkan militan (ISIS) serta teroris lainnya.

Dubes Rusia membantah bila serangan di Suriah membunuh warga sipil dan anak kecil, maupun lebih banyak menyerang markas pemberontak Suriah. Dia menuding isu-isu itu dilontarkan oleh media Barat.


Jet Tempur F-16 AS Kena Tembak Taliban di Afghanistan


Jet tempur F-16 milik Amerika Serikat tertembak saat menjalankan misi di Afghanistan. Insiden semacam ini tergolong langka terjadi pada jet tempur AS yang banyak digunakan dalam misi di beberapa negara.

Dituturkan pejabat militer AS yang enggan disebut namanya kepada AFP, Senin (19/10/2015), jet tempur seharga US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun ini mengalami kerusakan cukup signifikan usai ditembak saat mengudara. Jet tempur ini terpaksa membuang tangki bahan bakar dan amunisinya sebelum kembali ke pangkalan.


Jet Tempur F-16 AS Kena Tembak Taliban di Afghanistan

Serangan ini terjadi pada Selasa (13/10) pekan lalu di distrik Sayid Karam, Provinsi Paktia, yang diketahui dikuasai oleh Taliban. Hingga kini, Taliban melakukan perlawanan terhadap pasukan NATO yang dipimpin AS sejak tahun 2001 lalu. Dalam pernyataannya melalui Twitter, Taliban mengklaim sebagai pihak yang menembak jet tempur AS tersebut.

Foto yang didapat AFP dan dilihat oleh pakar militer yang berbasis di London J Chacko menunjukkan bahwa jet tempur ini kehilangan dua tangkinya yang biasa digunakan saat memperpanjang penerbangan, kemudian kehilangan rudal udara-ke-darat dan dua bom yang tidak memiliki pengendali jarak jauh.


Jumat, 16 Oktober 2015

Jelang pilkada serentak, Menko Polhukam yakin TNI-Polri Loyal dan tunduk pada UU


Pesawat tempur Turki menembak jatuh drone misterius yang mengudara di wilayah udaranya, dekat perbatasan Suriah. Menanggapi hal ini, pejabat Amerika Serikat meyakini drone itu milik Rusia yang sedang menjalankan misi militer di Suriah.

jet-tempur-turki-tembak-jatuh-drone-misterius

Seperti dilansir Reuters, Jumat (16/10/2015), militer Turki menyatakan jet tempurnya telah menembak jatuh sebuah pesawat misterius yang terus mengudara di wilayah udaranya, meskipun telah diperingatkan sebanyak tiga kali. Penembakan ini sesuai dengan aturan yang berlaku.

Televisi setempat, NTV melaporkan pesawat misterius ini masuk hingga sejauh 3 kilometer ke wilayah udara Turki. "Itu sebuah drone. Kami berusaha mengidentifikasi asal negaranya," ucap seorang pejabat senior Turki kepada Reuters.


Kamis, 15 Oktober 2015

Jet Rusia Terbang Dekat Pesawat AS di Suriah


Pemerintah Rusia mengatakan salah satu jet tempurnya telah mendekati sebuah pesawat koalisi pimpinan Amerika Serikat di Suriah untuk proses identifikasi.

Kejadian ini merupakan kekhawatiran AS, yang khawatir jet Rusia dan AS dapat bertabrakan karena padatnya misi penerbangan di Suriah. 


Jet Rusia Terbang Dekat Pesawat AS di Suriah

"Pilot kami berbelok dan terbang ke jarak antara dua hingga tiga kilometer (dari pesawat), tapi bukan untuk melukai seseorang, tapi untuk mengidentifikasi objek itu milik siapa," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, seperti dilansir AFP, Rabu (14/10/2015).

Konashenkov mengatakan ini "bukan kali pertamanya" kejadian seperti itu terjadi. Pilot Rusia disebutnya kerap melihat langsung pesawat jet dan drone AS di langit Suriah.


18 Serangan Udara Koalisi AS Bombardir ISIS


Kelompok militan Islamic State (ISIS) terkena 18 serangan udara koalisi Amerika Serikat di Irak dan Suriah.

Menurut laporan Pasukan Gugus Tugas Gabungan, seperti dilaporkan Reuters, Rabu (14/10/2015), 16 serangan dilakukan di Irak, dan mengenai unit taktis, kendaraan, posisi tempur, persenjataan, gedung dan gudang senjata di dekat delapan kota. 


18 Serangan Udara Koalisi AS Bombardir ISIS

Sementara di Suriah, serangan rutin menghantam dua unit taktis, sebuah kendaraan dan satu gedung dekat kota Al Hawl dan Ar Raqqa.

Akhir pekan kemarin, pesawat AS dan Rusia terbang berdekatan dalam operasi melawan ISIS di Suriah. Sejak Rusia memulai serangan di Suriah pada 30 September, AS khawatir tabrakan udara sewaktu-waktu terjadi.


Helikopter Mi-24 Rusia Unjuk Gigi di Suriah


Setelah Rusia memulai serangan udaranya di Suriah, rezim Presiden Bashar al-Assad dan pemberontak sama-sama mengunggah serangkaian video dari aksi helikopter canggih Mi-24.

Helikopter ini merupakan tipe hybrid yang dapat digunakan sebagai moda transportasi prajurit dan juga penyerangan. 


Helikopter Mi-24 Rusia Unjuk Gigi di Suriah

Dalam beberapa video, terlihat Mi-24 atau dikenal juga sebagai Hind, terbang sangat rendah, terkadang hanya setinggi pepohonan. Helikopter ini juga biasa terbang berpasangan.

Pilot Suriah sudah lama menerbangkan berbagai helikopter buatan Rusia. Namun dalam kasus ini, para pengamat melihat Mi-24 dikendalikan piilot Rusia, karena kemampuan teknisnya juga berbeda jauh dengan pilot Suriah. Helikopter yang ikut serta dalam misi Rusia kali ini merupakan tipe baru dari Mi-24s.


Dua Petinggi Garda Revolusi Iran Tewas di Suriah


Petinggi Garda Revolusi Iran kembali tewas di Suriah. Kali ini dua perwira Garda Revolusi dilaporkan tewas di negara yang dilanda konflik itu.

Menurut Kantor Berita Iran, Tasnim, kedua pejabat senior ini tewas dalam misi yang berlangsung pada Senin (12/10/2015). Kematian keduanya dilaporkan menjelang serangan ofensif pasukan Suriah yang didukung Iran terhadp kelompok Islamic State (ISIS).


Dua Petinggi Garda Revolusi Iran Tewas di Suriah

"Mayor Jenderal Farshad Hasounizadeh dan Brigadir Hamid Mokhtarband, yang merupakan komandan dari Pasukan Garda Revolusi Islam (IRGC), meninggal dalam misi," lapor Kantor Berita Tasnim, seperti dikutip Reuters, Rabu (14/10/2015).

Namun tidak disebutkan oleh Tasnim lokasi dari misi yang menyebabkan keduanya meninggal.


Keterlibatan Intelijen Rusia dalam perang Melawan ISIS di Irak


Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow turut membantu memerangi militan di Irak setelah mendapat restu dari Baghdad.

"Merupakan hal penting dalam mendukung kerja sama antara pemerintah Irak dan Kurdistan Irak dalam memerangi terorisme. Kami melakukannya dengan restu pemerintah lokal," ujar Lavrov, dalam kunjungannya di Oulum Finlandia, Rabu (14/10/2015). 


Keterlibatan Intelijen Rusia dalam perang Melawan ISIS di Irak

Lavrov juga mengatakan pusat intelijen di Baghdad saat ini diisi staf Rusia, Irak, Iran dan juga Suriah. Pusat intelijen ini juga masih mau menerima staf negara lain.


Jet Tempur Rusia Hancurkan 40 Infrastruktur ISIS


Pesawat jet tempur Rusia menghantam 40 posisi kelompok militan Islamic State (ISIS) dalam 24 jam terakhir di Suriah.

"Dari pangkalan udara Hmeimim, kru Su-32, Su-24M dan Su-25M melancarkan 41 serangan terhadap 40 infrastruktur ISIS di Aleppo, Idlib, Latakia, Hama dan Deir Ezzor," ucap Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (14/10/2015). 


Jet Tempur Rusia Hancurkan 40 Infrastruktur ISIS

Dalam serangan di Aleppo, bomber Rusia menghancurkan beberapa fasilitas yang biasa digunakan ISIS dalam membuat bahan peledak dan bom mobil.

"Gedung-gedung ini biasa digunakan untuk merencanakan aksi teror di beberapa kota Suriah," sebut juru bicara Kemenhan Rusia Igor Konashenkov, seperti dilansir AFP.

Di Hreitan, Aleppo, pesawat Rusia menghancurkan sebuah gudang amunisi ISIS. Bengkel yang biasa dipakai ISIS untuk memasangkan mortir, senapan mesin dan sistem anti-pesawat di dekat Aleppo juga dihancurkan.


Arab Saudi Borong Ratusan Rudal Patriot AS


Arab Saudi memborong 320 rudal Patriot PAC-3 buatan Lockheed Martin Corp yang disepakati dengan Amerika Serikat pekan lalu. Saudi juga akan membeli sistem anti-rudal jarak jauh buatan Lockheed dalam waktu dekat.

Menurut staf senior Lockheed kepada Reuters, Rabu (14/10), kesepakatan pekan lalu itu adalah bagian dari rencana pembelian 600 rudal Patriot AS oleh Saudi senilai US$5,4 miliar atau lebih dari Rp72,8 triliun yang disetujui dalam pembicaraan kedua negara Juli lalu.


Arab Saudi Borong Ratusan Rudal Patriot AS

Arab Saudi, sekutu dekat AS di Timur Tengah, saat ini berpartisipasi dalam upaya koalisi pembasmi ISIS di Suriah serta memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Rudal Patriot PAC-3 yang ampuh menghadang pesawat tempur dan rudal musuh saat ini digunakan oleh AS, Belanda, Jerman, Jepang, Taiwan dan Uni Emirat Arab.


Selasa, 13 Oktober 2015

Negara Eropa Satu Per Satu Tinggalkan Wajib Militer


 Isu wajib militer kembali mengemuka di Indonesia dengan munculnya istilah bela negara yang diusung pemerintah. Kementerian Pertahanan RI disebut akan mewajibkan bela negara terhadap 100 juta warga negara Indonesia.

Namun di Eropa, wajib militer mulai ditinggalkan. Banyak negara anggota Uni Eropa kini mengandalkan tentara profesional untuk mempertahankan negara, tidak dengan melatih rakyatnya untuk angkat senjata.


Negara Eropa Satu Per Satu Tinggalkan Wajib Militer

Media Deutsche Welle menuliskan, dari 28 negara anggota NATO, 23 di antaranya telah menanggalkan wajib militer. Sementara itu 21 negara Uni Eropa telah menghapuskan wajib militer. Negara Eropa yang masih menerapkan wajib militer adalah Austria, Cyprus, Denmark, Finlandia, Norwegia, Swiss, Moldova, Turki dan Estonia.

Perancis adalah negara pertama di Eropa yang menghapuskan wajib militer pada tahun 2001, disusul oleh negara lainnya di kawasan. Jerman memutuskan menghapuskannya pada 2011, namun wajib militer masih masuk dalam konstitusi dan bisa kembali diterapkan jika situasi darurat terjadi di negara itu.


India, AS, Jepang Gelar Latihan Angkatan Laut Gabungan


India, Jepang dan Amerika Serikat memulai latihan angkatan laut gabungan selama sepekan yang dimulai Senin kemarin. Latihan yang secara resmi akan rutin dilakukan setiap tahun disinyalir memicu protes dari China yang menganggap AS menggalang dukungan di Asia untuk melawan klaim mereka di Laut China Selatan.

India, AS, Jepang Gelar Latihan Angkatan Laut Gabungan

Sumber pemerintah India kepada Reuters mengatakan latihan ini akan dilakukan oleh ketiga negara setiap tahunnya selama delapan tahun di Teluk Bengal. Latihan dengan sandi Malabar ini adalah yang pertama kalinya dilakukan sejak tahun 2007 setelah China melancarkan protes. China saat itu mengatakan bahwa AS mencoba membentuk aliansi pertahanan serupa NATO di Asia.

Namun Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa latihan gabungan ini adalah bentuk peningkatan hubungan strategis dengan Jepang dan AS, tidak ada hubungannya dengan klaim China di Laut China Selatan.


Senin, 12 Oktober 2015

Konflik di Suriah Bisa Sulut Perang Dunia Ketiga


Konflik di Suriah bisa menyulut perang dunia ketiga. Hal itu berdasarkan dari pengamatan atas ketegangan internasional yang berpusat di Suriah.

Ketika pasukan yang dipimpin Amerika Serikat mengumumkan mereka telah melakukan 24 serangan ke kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Rusia mengklaim sudah melancarkan 55 pukulan ke kelompok tersebut, dan Presiden Vladimir Putin menganggap serangan AS tak membuahkan hasil.


Konflik di Suriah Bisa Sulut Perang Dunia Ketiga

Namun sejumlah kelompok pemberontak di Suriah mengklaim bahwa serangan udara Moskwa yang dibarengi serangan darat dari pasukan Presiden Suriah Bashar Assad menyasar juga ke kelompok yang tak berhubungan dengan ISIS, termasuk pejuang yang dilatih AS.

Sementara langit Suriah menjadi sangat ramai. Para komandan militer khawatir bentrokan kapal tempur, helikopter, drone, rudal dan artileri kian meningkat dan bisa berdampak global.


Rusia Persenjatai Iran dengan Rudal Anti Jet Tempur


Rusia dilaporkan akan mempersenjatai Iran dengan rudal anti jet tempur yang akan dikirim akhir tahun ini. Rudal dari darat-ke-udara S-300 akan menjadi yang sistem pertahanan yang paling canggih yang pernah dimiliki oleh Iran.

Diberitakan Wall Street Journal, WSJ, Minggu (11/10), S-300 termasuk dalam kategori senjata "pertahanan" dan tidak masuk dalam materi sanksi PBB terhadap Iran. Sistem S-300 dilengkapi radar yang mampu mendeteksi serangan hingga radius 290 kilometer dan melacak lebih dari 100 pesawat.


Rusia Persenjatai Iran dengan Rudal Anti Jet Tempur

Semua komponen S-300 bisa diletakkan di atas truk dan bergerak dalam hitungan menit.

Sistem ini dilengkapi enam unit yang terdiri dari radar pemandu dan lebih dari delapan peluncur yang bisa menampung empat rudal yang mampu melesat hingga jarak 144 kilometer. Setiap unitnya bisa menembak enam target dalam waktu bersamaan atau satu batalion yang terdiri dari 36 pesawat dalam satu waktu.


Serangan Bom Guncang Turki, Setidaknya 86 Orang Meninggal Dunia


Setidaknya 86 orang tewas ketika dua tersangka pelaku bom bunuh diri meledakkan diri dalam aksi unjuk rasa aktivis pro-Kurdi dan sayap kiri di luar stasiun kereta api utama Ankara pada Sabtu (10/10), hanya beberapa minggu menjelang pemilihan umum Turki.

Dilaporkan Reuters, puluhan jenazah terbaring di jalanan dan hanya ditutupi oleh bendera dan spanduk para demonstran kelompok oposisi Partai Demokratik Rakyat (HDP) sesaat setelah ledakan. Ceceran darah dan potongan tubuh terlihat di berbagai sudut jalan.


Serangan Bom Guncang Turki, Setidaknya 86 Orang Meninggal Dunia

"Seperti serangan teror lainnya, serangan di stasiun kereta api Ankara menargetkan persatuan, kebersamaan, persaudaraan dan masa depan kita," kata Presiden Tayyip Erdogan dalam sebuah pernyataan yang menyerukan "solidaritas dan tekad" pasca serangan itu.

Menteri Kesehatan, Mehmet Muezzinoglu menyatakan dalam konferensi pers bahwa korban tewas mencapai 86 orang, sementara korban luka mencapai 186 orang, 28 orang di antaranya kini menjalani perawatan intensif.


Iran Sukses Uji Coba Rudal Balistik Presisi Tinggi


Iran sukses melakukan uji coba rudal balistik dengan presisi tinggi terbaru mereka. Rudal ini adalah kemajuan Iran dalam meningkatkan akurasi serangan jarak jauh.

Diberitakan Reuters, Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan mengatakan bahwa rudal bernama Emad ini lebih baik dari rudal Iran sebelumnya.


Iran Sukses Uji Coba Rudal Balistik Presisi Tinggi

"Rudal Emad mampu menyerang sasaran dengan presisi tingkat tinggi dan benar-benar menghancurkan mereka," ujar Dehghan yang dikutip dari IRNA.

Anthony Cordesman, peneliti dari lembaga Center for Strategic and International Studies, CSIC, menuliskan Januar lalu bahwa Emad yang tengah dikembangkan Iran saat itu mampu mencapai jarak 1.700 kilometer dengan tingkat akurasi 500 meter dengan membawa beban 750 kilogram.


Sabtu, 10 Oktober 2015

Sebanyak 70 Persen Militer Korea Selatan Gunakan Kosmetik


Bagi pria di Korea Selatan, perawatan wajah dan kosmetik adalah bagian dari keseharian. Bahkan bisa jadi, upaya dan uang yang mereka keluarkan setara atau lebih banyak dari wanita dalam "mempercantik" diri.

Terdengar memang aneh, apalagi di tengah paradigma maskulinitas dan kejantanan kaum Adam. Namun pria Korsel rela merogoh kocek dalam-dalam untuk perawatan kulit dan penampilan mereka.


Sebanyak 70 Persen Militer Korea Selatan Gunakan Kosmetik

Bahkan menurut data Euromonitor, pria Korsel adalah pengguna produk perawatan kulit nomor satu per kapita di seluruh dunia. Nomor dua adalah Swedia, namun jumlahnya masih kalah empat kali lipat dibanding Korsel.

Tidak heran industri ini berkembang pesat dengan prediksi peningkatan hampir 50 persen dalam lima tahun ke depan. Nilai industri ini juga telah mencapai lebih dari US$1 miliar.


Kim Jong Un: Korea Utara Siap Perang dengan Amerika


Korea Utara menandai ulang tahun ke-70 dari Partai Pekerja yang berkuasa pada Sabtu (10/10) dengan parade militer besar-besaran yang dihadiri oleh pemimpin tertinggi Kim Jong Un. Dalam parade tersebut, Kim menyatakan negaranya siap melawan setiap perang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat.

Kim Jong Un: Korea Utara Siap Perang dengan Amerika
Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un menyatakan negaranya siap melawan setiap perang yang dilancarkan oleh Amerika Serikat. (Dok. CNN)

Ribuan tentara berbaris tegak di bawah langit biru musim gugur di Kim Il Sung Square, pusat kota di Pyongyang yang dinamai dari kakek Kim Jong Un dan pendiri Korut. Sementara, Kim muncul dengan santai dan percaya diri, dan meluncurkan pidatonya.

Kim didampingi oleh pejabat senior Partai Komunis China, Liu Yunshan dan sejumlah pejabat senior Korut. Sesekali terlihat Kim berbagai tawa dengan Liu sepanjang acara.

"Persenjataan revolusioner milik Partai menunjukkan kita siap melawan segala jenis perang yang dilancarkan oleh kaum imperialis AS," kata Kim dalam pidatonya, yang penuh pujian terhadap pemimpin Korut masa lalu dan partai yang berkuasa.


Berenang atau Tenggelam: Australia Butuh Kapal Selam Rusia


Memiliki karakter siluman dan sangat tenang, kapal selam Rusia juga memiliki daya tahan yang kuat, persyaratan yang disampaikan oleh Defence White Paper Australia. Setelah kegagalan Collins, Canberra perlu mengubah paradigma strategi kapal selamnya.


Armada kapal selam Australia tengah menghadapi masalah yang besar. Diganggu oleh masalah reliabilitas hampir sejak Collins menyentuh air pada 1996, enam kapal kelas Collins yang diproduksi Australia hampir mengembuskan nafas terakhir mereka. Namun, kapal selam modern yang akan menggantikan Collins masih jauh, karena kepemimpinan politik dan militer negara tersebut belum bisa memutuskan apa yang sesungguhnya mereka inginkan.

Pemerintah Australia kesulitan mengambil keputusan karena tak berpengalaman mencari perangkat militer berefek deterent sangat tinggi. Australia juga tak punya uang tunai untuk membayar biaya penggantian sebesar 36 miliar dolar AS, yang diperkirakan akan meningkat dua atau tiga kali lipat ketika kita memperhitungkan faktor biaya operasional sepanjang pemakaian perangkat tersebut.


Jumat, 09 Oktober 2015

Tak Dapatkan Teknologi Inti Program Jet Tempur RI-Korsel Mandek


Hanya enam bulan setelah program pesawat tempur Korea Selatan, KF-X, diluncurkan dengan biaya sekitar 15 miliar dolar Amerika Serikat, program itu menemui kebuntuan terkait transfer teknologi dengan pemerintah Amerika Serikat.

Seturut www.defense-aerospace.com, dikutip di Jakarta, Jumat, KF-X terkait penjualan 40 unit F-35A Lighting II buatan Lockheed Martin, Amerika Serikat, kepada Korea Selatan dengan skema foreign military sales. 


Tak Dapatkan Teknologi Inti Program Jet Tempur RI-Korsel Mandek

Lokcheed Martin menawarkan menyediakan 21 teknologi yang diperlukan untuk membangun KF-X sebagai bagian dari offset F-X III.

Lockheed Martin ditetapkan sebagai mitra utama KF-X yang dari sisi Korea Selatan digerakkan Korea Aerospace Indutries. Kemitraan KAI-Lockheed Martin sebelumnya telah berjalan dengan T-50 Golden Eagle, yang secara kasat mata sangat mirip dengan F-16 Fighting Falcon.


Kamis, 08 Oktober 2015

FBI dan Moldova Gagalkan Transaksi Nuklir ISIS, Ada Rusia di Balik Itu?


Transaksi ilegal zat radioaktif atau yang akrab disebut nuklir yang melibatkan kelompok teroris ternyata tidak hanya ada di film. Bahkan, yang terakhir, kepolisian Moldova dan FBI berhasil menggagalkan penyelundupan nuklir ke kelompok militan Negara Islam (IS) atau lebih dikenal dengan sebutan ISIS. 

FBI dan Moldova Gagalkan Transaksi Nuklir ISIS, Ada Rusia di Balik Itu

''Kasus (jual beli zat radioaktif di pasar gelap) ini masih mungkin akan bertambah,'' ujar Constantin Malic, salah seorang pejabat polisi yang ikut menangani kasus tersebut.

Rabu (7/10) Associated Press melaporkan bahwa kasus terakhir terjadi pada Februari lalu. Para penyelundup itu diduga berkaitan dengan Rusia. Khususnya, KGB alias badan pusat keamanan Uni Soviet (kini Rusia).


Amerika Serikat Yakini Korea Utara Mampu Luncurkan Nuklir


Pemerintah Amerika Serikat (AS) percaya bahwa Korea Utara (Korut) mampu meluncurkan senjata nuklir ke daratan AS, namun AS siap menghadang serangan tersebut, kata pejabar tinggi tentara AS, Rabu.

Amerika Serikat Yakini Korea Utara Mampu Luncurkan Nuklir

Dilaporkan Reuters, Laksamana Bill Gortney, Panglima Komando Utara dan Komando Pertahanan Penerbangan Amerika Utara AS, mengatakan sepakat dengan penilaian intelijen AS bahwa Korut memiliki senjata nuklir, yang dapat diperkecil kemudian dimasukkan dalam roket, yang bisa mencapai daratan AS jika diluncurkan.

"Kami menilai bahwa mereka memiliki kemampuan sampai ke tanah air ini dengan senjata nuklir berasal dari roket," kata Gortnet pada acara Dewan Atlantik.

Gortney menambahkan bahwa sangat sulit menduga gerak-gerik pemimpin Korut Kim Jong Un, namun militer AS siap menanggapi jika putra presiden Korut sebelumnya -Kim Jong-il- itu meluncurkan senjata nuklir.


Tentara Pembunuh Osama bin Laden Siap Hadapi Ancaman ISIS


Mantan anggota Navy Seal, Robert O'Neill, menyatakan tak gentar menghadapi ancaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang akan membunuhnya. O'Neill mengatakan jauh-jauh hari sudah memikirkan dampaknya sebelum membunuh Osama bin Laden.

Tentara Pembunuh Osama bin Laden Siap Hadapi Ancaman ISIS

"Saya sudah siap untuk ini (ancaman ISIS) sejak kami membunuh Osama bin Laden," kata O'Neill saat diwawancara Fox News, dikutip The Mirror online.

Dia mengklaim sudah mendapat jaminan perlindungan dari FBI dan otoritas Pemerintah Amerika Serikat.

"Saya tahu kami memiliki orang-orang di pemerintah dan FBI yang berusaha untuk melacak mereka (anggota ISIS), dan saya tahu bagaimana melindungi diri sendiri," kata O'Neill.


Rabu, 07 Oktober 2015

Korea Selatan Kembangkan Teknologi Inti Untuk Project KF-X


Korea Selatan berjanji akan terus maju dengan proyek KF-X untuk mengembangkan jet tempur buatan sendiri pada tahun 2025 seperti yang sudah dijadwalkan, meskipun gagal untuk mendapatkan empat teknologi inti yang terdapat pada pesawat siluman F-35 Lockheed Martin.

Defense Acquisition Program Administration (Dapa) mengatakan akan mendirikan sebuah organisasi yang bertugas khusus untuk mengelola proyek jet tempur pada tahun ini.


Korea Selatan Kembangkan Teknologi Inti Untuk Project KF-X

“Dapa saat ini sedang melakukan konsultasi dengan kementerian terkait tentang pembentukan organisasi yang bertanggung jawab penuh pada proyek KF-X,” kata seorang pejabat kepada wartawan.

Langkah ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa proyek senilai 8,5 triliun won mungkin tidak akan dilanjutkan setelah Lockheed menolak untuk mentransfer empat teknologi inti ke Korea dengan alasan keamanan.



Satelit GF-4 Cina Mampu Lacak Keberadaan Kapal Induk Amerika


Cina siap untuk meluncurkan satelit Gaofen-4 ke ruang angkasa, yang akan mampu melacak setiap kapal induk AS yang disebar di seluruh dunia sebelum akhir 2015, lapor China Youth Daily.

Satelit GF-4 Cina Mampu Lacak Keberadaan Kapal Induk Amerika

Selama Krisis Selat Taiwan pada tahun 1996, Cina menembakkan rudal di Selat Taiwan yang kemudian di respon secara tegas oleh Angkatan Laut AS, China kemudian menyadari bahwa misinya untuk “membebaskan” Taiwan tidak akan pernah berhasil tanpa mengalahkan kapal induk AS.



Kamis, 01 Oktober 2015

PBB Akhirnya Akui Kedaulatan Palestina


Sejarah tercipta bagi Palestina, saat bendera kebangsaannya berkibar di Markas PBB untuk pertama kalinya, Rabu (30/9/2015). Pengibaran bendera ini dilakukan tak lama setelah Presiden Palestina Mahmoud Abbas berpidato dalam Majelis Umum PBB, yang menyerukan solusi bagi dua negara, yaitu Palestina dan Israel.

PBB Akhirnya Akui Kedaulatan Palestina

Mahmoud Abbas bersama Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon memimpin seremoni pengibaran bendera negara Palestina di Rose Garden. Dengan demikian, PBB secara resmi mengakui Palestina sebagai negara pemantau non-anggota yang benderanya berkibar di Markas PBB. Selain Palestina, negara pemantau non-anggota lain yang benderanya dapat dikibarkan di Markas PBB adalah Vatikan.

“Dalam momen bersejarah ini, saya menyerukan kepada rakyat Palestina di mana pun, kibarkan bendera milik rakyat Palestina tinggi-tinggi karena ini merupakan simbol dari identitas kami,” kata Abbas. “Ini merupakan hari yang membanggakan,” ucapnya.