Kamis, 29 Oktober 2015

Alasan Israel Abaikan Ancaman Teror dari ISIS


Israel sudah beberapa kali menjadi korban ancaman kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Contoh ancamannya berupa pesan dalam sebuah video berbahasa Ibrani.

Dalam video itu disampaikan ancaman, bahwa tak satu pun orang Yahudi yang akan tinggal di Israel. Video ini dirilis Jumat pekan lalu oleh militan ISIS dalam akun sosial media mereka.


Alasan Israel Abaikan Ancaman Teror dari ISIS
Benjamin Netanyahu. ©REUTERS

Namun, sepertinya Israel tenang-tenang saja. Para pejabatnya menganggap ancaman itu seperti angin lalu, dan tak ada gerakan apapun dari para petinggi Negeri Zionis itu. Apa ya alasannya?

Usut punya usut, Israel sudah mengantisipasi keberadaan ISIS. Mereka telah menutup perbatasan sebelah utara dan selatan saat para militan menyamar sebagai migran ilegal ke Eropa.


Justru para petinggi Negeri Zionis ini lebih takut jika Palestina dimasuki oleh ISIS dan pemberontak lainnya.

"Bagi Israel, pertumbuhan penduduk Palestina, serta adanya pengaruh ISIS di sana yang lebih menakutkan," kata Lina Khatib, seorang pengamat Israel yang berbasis di London, mengutip laman Al Arabiya.

Saat ini, fokus pemerintah Israel bukan pada ancaman ISIS, melainkan pada Palestina. Menurut mereka, Palestina merupakan ancaman besar bagi Israel. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, bahkan sempat mengeluarkan pernyataan Palestina harus bertanggung jawab atas Holocaust.

Dalam pernyataan dalam pidatonya di hadapan Kongres Zionis, dia mengatakan pembantaian Yahudi oleh Nazi akibat bisikan seorang ulama Palestina.

"Adolf Hitler, pimpinan Nazi, memperoleh ide melenyapkan warga Yahudi dari Mufti Yerusalem Haj Amin Al-Husseini," ujarnya.

Tanpa menyebut sumber teorinya, Netanyahu mengklaim Hitler awalnya tidak berniat memusnahkan penduduk dari etnis Yahudi di seantero Eropa, melainkan cuma mengusir mereka di wilayah Jerman.

"Kemudian Haj Amin al-Husseini menemui Hitler dan bilang, 'Kalau kamu mengusir Yahudi maka merek semua akan ke sini (Palestina)," kata Netanyahu.

"Hitler lalu bertanya,' Apa yang harus saya lakukan?' Mufti itu menjawab, Bakar mereka."

Sementara itu, kini ISIS memposisikan dirinya sebagai pendukung rakyat Palestina. Padahal pada Juli lalu, mereka mengancam akan membantai Hamas di Gaza, hal itu dikatakan dalam video yang mereka rilis.

Sorotan Israel akan gerak-gerik ISIS berkurang lantaran sepertinya kelompok militan itu tak tahu mana kawan dan mana lawan. Terbukti dengan setidaknya 51 warga Palestina tewas di Yerusalem dan Tepi Barat, akibat serangan mereka.

"Israel memahami dengan baik urusan yang harus mereka kerjakan. Urusan ISIS bagi mereka tidak akan bertahan jangka panjang, namun konflik dengan Palestina akan tetap terjadi sampai waktu yang tak bisa ditentukan," seru akademisi Amerika yang mengurusi bidang perdamaian Israel-Palestina, Dr. Alon Ben Meir.

Walaupun begitu, Ben mengatakan, sebenarnya ISIS dan Israel memiliki tujuan yang sama di Timur Tengah.

"Saya pikir, Israel dan ISIS bisa menemukan kesamaan, terutama dalam penentangan mereka terhadap Hamas," tutup dia. (Merdeka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar