Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS telah menarik sejumlah petempur dan peralatannya dari beberapa daerah di Aleppo, kota di timur laut Suriah. Para pemberontak dan warga setempat mengemukakan hal itu, sebagaimana dilaporkan sejumlah media, Selasa (10/2/2015).
Menurut para pemberontak dan warga, kelompok ISIS, yang baru-baru ini kehilangan wilayah karena jatuh ke tangan pasukan pemerintah Kurdi dan Suriah di sejumlah tempat lain di Suriah, menarik para petempur dan perangkat keras dari beberapa desa di timur laut Aleppo. Namun, kelompok itu belum sepenuhnya mundur dari daerah tersebut.
Lembaga Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, yang melacak perang itu dengan menggunakan jaringan sumber di lapangan, mengatakan bahwa ISIS telah menempatkan kembali pasukan dari provinsi Aleppo itu dalam pertempuran di wilayah yang lebih ke timur untuk melawan pasukan Kurdi dan kelompok pemberontak utama di Suriah.
Januari lalu, ISIS dipukul mundur dari kota Kobani oleh milisi Kurdi yang didukung serangan udara pimpinan AS. Pasukan pemerintah Suriah yang melancarkan serangan terpisah terhadap kelompok itu juga telah menimbulkan kerugian baru-baru ini.
"Ada penarikan taktis. Itu bukan penarikan penuh," kata pemimpin kelompok pemberontak utama, yang mengutip sejumlah kontak di daerah yang dikuasai ISIS di dekat Aleppo. Namun, dia mengatakan, ISIS tampaknya sedang mempersiapkan sebuah penarikan penuh. "Mereka masih ada, tetapi mereka telah menarik para milisi asing, peralatan berat, dan mengubah posisi mereka."
Empat pemberontak lainnya memberikan deskripsi serupa tentang gerakan ISIS, yang menguasai Suriah utara pada tahun lalu.
Lembaga Observatorium Suriah mengatakan, ISIS telah mengirimkan para petempur dari Aleppo untuk memperkuat garis depan dalam pertempuran dengan pasukan Kurdi dan kelompok sekutu oposisi Suriah yang melancarkan serangan baru terhadap kelompok itu. "Garis depan telah diperluas," kata Rami Abdulrahman, yang mengelola Lembaga Observatorium Suriah. Ia menambahkan, kelompok militan itu masih punya kontrol atas hamparan luas wilayah provinsi Aleppo.
Warga dan para aktivis di Aleppo mengatakan, mereka melihat konvoi ISIS mengevakuasi sejumlah desa kecil di timur laut Aleppo, dan menuju ke timur.
Sementara itu, John Cantlie, wartawan Inggris yang disandera di Suriah, telah muncul dalam video propaganda baru. Dalam video itu, dia mewawancarai seorang anggota militan yang menyerukan agar model serangan terhadap kantor Charlie Hebdo di Perancis diteruskan. Video itu menggunakan travelogue-style piece yang diambil di kota Aleppo.
Dalam video itu, Cantlie mewawancarai pria bersenjata tak dikenal yang berbahasa Perancis untuk meminta pendapatnya tentang pembantaian pada Januari lalu di kantor majalah satire di Paris itu, tempat dua pria bersenjata menewaskan 12 orang sebagai balas dendam atas publikasi kartun Nabi Muhammad oleh majalah itu.
Video itu merupakan yang terbaru dalam serangkaian publikasi ISIS yang menampilkan Cantlie, yang diculik pada November 2012. Dia mengatakan dalam video itu bahwa produk tersebut akan menjadi "film terakhir dalam seri itu". Keterangan itu dapat menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan Cantlie. (KOmpas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar