Untuk mengganti armada SU-22 yang sudah lama, Angkatan Udara Vietnam berencana membeli jet tempur penyerang kelas berat SU-34 Fullback Rusia, sebagai armada bomber masa depan.
Rencana itu telah dikonfirmasi oleh bagian eksport Ukroboronprom Grup (Ukraina) dalam laporan di “potensi militer Vietnam”. Dengan demikian, Vietnam dapat membeli pesawat tempur Su-34 dan beberapa senjata modern lainnya, dari negara eks Uni Soviet dan negara Eropa Timur lainnya.
Kabarnya ini bukan pertama kalinya tentang spekulasi kemungkinan Vietnam membeli pesawat tempur Su-34. 8 Januari 2013, kantor berita Itar Tass Rusia juga melaporkan informasi ini.
Update Berita Militer, Pertahanan dan Keamanan Dunia
Selasa, 28 Juli 2015
Vietnam Siap Beli Bomber SU-34
Label:
Militer Asia Pasifik,
Pesawat Tempur,
Rudal
Minggu, 26 Juli 2015
Rusia Respon AS dengan Kirim Bomber Supersonik
Pemerintah Amerika Serikat (AS) terus melakukan pelatihan militer ke negara-negara Eropa. Pemerintah Rusia pun meresponsnya dengan mengirim pesawat pengebom supersonik ke Krimea untuk memperkuat pertahanan.
Seperti diberitakan Sputnik, Sabtu (25/7/2015), Badan Pertahanan Rusia diharapkan akan menerima enam pesawat pengebom jarak jauh jenis Tu-22M3 modern pada akhir 2015. Namun, tanggal pasti pengiriman ke Laut Hitam belum dipublikasikan.
Pesawat Tu-22M3 menawarkan jangkauan maksimum 4.200 mil dan memiliki radius tempur 1.500 mil. Pesawat itu dipersenjatai dengan 23 mm GSH-23 meriam di bagian ekor pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh. Kemudian, rudal jarak jauh antikapal yang disebut Raduga Kh-22 dan rudal udara atau Raduga Kh-15.
Bomber Tu-22M3 Rusia |
Seperti diberitakan Sputnik, Sabtu (25/7/2015), Badan Pertahanan Rusia diharapkan akan menerima enam pesawat pengebom jarak jauh jenis Tu-22M3 modern pada akhir 2015. Namun, tanggal pasti pengiriman ke Laut Hitam belum dipublikasikan.
Pesawat Tu-22M3 menawarkan jangkauan maksimum 4.200 mil dan memiliki radius tempur 1.500 mil. Pesawat itu dipersenjatai dengan 23 mm GSH-23 meriam di bagian ekor pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh. Kemudian, rudal jarak jauh antikapal yang disebut Raduga Kh-22 dan rudal udara atau Raduga Kh-15.
Rudal SM-2 Meledak Saat Ditembakkan Destroyer USS The Sullivans
Kapal Destroyer Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mengalami kerusakan, tak lama setelah peluncuran uji rudal SM-2 di lepas pantai Virginia, AS.
“Rudal Standar Missile-2 (SM-2) meledak saat ditembakkan dari Cell Vertical Launch System kapal destroyer Arleigh Burke Class, USS The Sullivan (DDG-68) saat melakukan latihan di lepas pantai Virginia,” demikian pernyataan dari Pusat Komando AL AS, seperti diberitakan Sputnik, Jumat (24/7/2015).
Rudal SM-2 meledak sesaat setelah diluncurkan dari destroyer Arleigh Burke Class, USS The Sullivans |
“Rudal Standar Missile-2 (SM-2) meledak saat ditembakkan dari Cell Vertical Launch System kapal destroyer Arleigh Burke Class, USS The Sullivan (DDG-68) saat melakukan latihan di lepas pantai Virginia,” demikian pernyataan dari Pusat Komando AL AS, seperti diberitakan Sputnik, Jumat (24/7/2015).
Jumat, 24 Juli 2015
Dua pemimpin ISIS tewas kena ranjau yang dipasang anak buah sendiri
Ranjau darat di Desa Kharbadan, sebelah tenggara Kota Mosul, Irak, meledak sehingga menewaskan dua pimpinan kelompok militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Ironisnya, ranjau itu ternyata dipasang oleh anak buah mereka sendiri.
Tabloid Mirror melaporkan, Kamis (23/7), yang tewas adalah pemimpin administratif ISIS untuk kawasan Mekhmour sekaligus Kirkuk.
"Pemimpin (ISIS) yang tewas dipastikan Abu Malik dan Abu Abdul-aziz," kata pemimpin pasukan Kurdi Peshmerga, Ali Hussein.
Insiden itu terjadi akhir pekan lalu. Rombongan Abu Malik lewat dalam perjalanan menuju Mosul. Nahas, mobil yang ditumpangi si pemimpin wilayah ini malah menyenggol ranjau yang dipasang di tengah jalan. Dalam video dilansir liveleak, bom itu berdaya ledak cukup besar, membuat mobil Abu Malik membumbung tinggi, sehingga kemudian meledak untuk kali kedua di udara.
Tabloid Mirror melaporkan, Kamis (23/7), yang tewas adalah pemimpin administratif ISIS untuk kawasan Mekhmour sekaligus Kirkuk.
"Pemimpin (ISIS) yang tewas dipastikan Abu Malik dan Abu Abdul-aziz," kata pemimpin pasukan Kurdi Peshmerga, Ali Hussein.
Insiden itu terjadi akhir pekan lalu. Rombongan Abu Malik lewat dalam perjalanan menuju Mosul. Nahas, mobil yang ditumpangi si pemimpin wilayah ini malah menyenggol ranjau yang dipasang di tengah jalan. Dalam video dilansir liveleak, bom itu berdaya ledak cukup besar, membuat mobil Abu Malik membumbung tinggi, sehingga kemudian meledak untuk kali kedua di udara.
Menilik kemungkinan remiliterisasi Jepang
16 Juli 2015 lalu Majelis Rendah Negeri Jepang meloloskan Rancangan Undang-undang (RUU) yang akan memperluas peran militer Jepang setelah anggota parlemen konco-konco Perdana Menteri Shinzo Abe memaksakan voting di tengah-tengah protes oposisi dan rakyat di luar gedung Majelis Rendah.
Menurut PM Shinzo Abe yang dikenal konservatif dan kanan, undang-undang itu diperlukan sebagai respon atas munculnya ancaman-ancaman baru terhadap Jepang, khususnya makin kuatnya militer China serta terorisme, sehingga belenggu terhadap militer Jepang perlu dilonggarkan untuk meningkatkan kekuatan penggentar dalam mempertahan keamanan dan kemakmuran Jepang.
Undang-undang yang masih memerlukan persetujuan Majelis Tinggi Jepang itu akan merubah total posisi defensif militer Jepang berdekade lalu paska kekalahan Jepang di Perang Dunia II dan menjadi penanda perubahan besar-besaran dalam kebijakan keamanan Jepang.
Menurut PM Shinzo Abe yang dikenal konservatif dan kanan, undang-undang itu diperlukan sebagai respon atas munculnya ancaman-ancaman baru terhadap Jepang, khususnya makin kuatnya militer China serta terorisme, sehingga belenggu terhadap militer Jepang perlu dilonggarkan untuk meningkatkan kekuatan penggentar dalam mempertahan keamanan dan kemakmuran Jepang.
Undang-undang yang masih memerlukan persetujuan Majelis Tinggi Jepang itu akan merubah total posisi defensif militer Jepang berdekade lalu paska kekalahan Jepang di Perang Dunia II dan menjadi penanda perubahan besar-besaran dalam kebijakan keamanan Jepang.
Kesepakatan Program Nuklir Iran Tercapai, AS Tetap Lanjutkan Rencana Pengembangan Sistem Pertahanan Misil di Eropa
AS menegaskan bahwa kesepakatan nuklir Iran tak memengaruhi rencana Washington untuk membangun sistem pertahanan misil di Eropa, karena AS menilai Iran juga tetap melanjutkan pengembangan misil balistik. Pakar Rusia mengakui, dari sudut pandang formal, argumen Washington tersebut benar, tapi mereka menegaskan bahwa 'ancaman Iran' yang dituduhkan Amerika adalah sebuah ilusi belaka.
Setelah format P5+1 dan Iran akhirnya berhasil mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran, Selasa (14/7) lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menagih janji Presiden AS Barack Obama untuk menghentikan penempatan sistem pertahanan misil AS di Eropa. Namun, Washington menegaskan bahwa kesepakatan nuklir Iran tak ada kaitannya dengan pertahanan misil di Eropa.
Sehari setelah kesepakatan nuklir Iran tercapai, seorang narasumber dari Kementerian Luar Negeri AS menyampaikan pada kantor berita Rusia Sputnik bahwa 'tercapainya resolusi atas masalah nuklir tak memudarkan kebutuhan sistem pertahanan misil untuk menangkis ancaman misil dari Iran'. Washington menyebutkan bahwa Iran memiliki cadangan misil balistik terbesar di Timur Tengah. Selain itu, resolusi tersebut tetap membuat Iran harus menanggung sanksi atas program misil balistik mereka hingga delapan tahun ke depan.
Setelah format P5+1 dan Iran akhirnya berhasil mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran, Selasa (14/7) lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menagih janji Presiden AS Barack Obama untuk menghentikan penempatan sistem pertahanan misil AS di Eropa. Namun, Washington menegaskan bahwa kesepakatan nuklir Iran tak ada kaitannya dengan pertahanan misil di Eropa.
Sehari setelah kesepakatan nuklir Iran tercapai, seorang narasumber dari Kementerian Luar Negeri AS menyampaikan pada kantor berita Rusia Sputnik bahwa 'tercapainya resolusi atas masalah nuklir tak memudarkan kebutuhan sistem pertahanan misil untuk menangkis ancaman misil dari Iran'. Washington menyebutkan bahwa Iran memiliki cadangan misil balistik terbesar di Timur Tengah. Selain itu, resolusi tersebut tetap membuat Iran harus menanggung sanksi atas program misil balistik mereka hingga delapan tahun ke depan.
Sabtu, 18 Juli 2015
PM Ukraina klaim Putin bakal 'hilangkan' Ukraina
Perdana Menteri Ukraina, Arseniy Yatsenyuk, mengklaim Presiden Rusia, Vladimir Putin bakal 'menghilangkan' Ukraina agar daerah tersebut bisa diraih kembali. Untuk menghilangkan Ukraina, Yatsenyuk mengatakan Putin terus membuat konflik antara pemerintah dengan pemberontak Ukraina.
"Tujuan Putin adalah membunuh proyek Ukraina, dan itu hanya untuk menghilangkan Ukraina. Saya tidak ragu," ujar Yatsenyuk, seperti dilansir dari laman The Independent, Jumat (17/7).
Yatsenyuk juga mengatakan ada bukti tak terbantahkan terhadap pengelakan Rusia mendukung pejuang separatis di ujung timur Ukraina.
"Tujuan Putin adalah membunuh proyek Ukraina, dan itu hanya untuk menghilangkan Ukraina. Saya tidak ragu," ujar Yatsenyuk, seperti dilansir dari laman The Independent, Jumat (17/7).
Yatsenyuk juga mengatakan ada bukti tak terbantahkan terhadap pengelakan Rusia mendukung pejuang separatis di ujung timur Ukraina.
Kamis, 16 Juli 2015
Iran resmi diizinkan punya nuklir, Israel kalang kabut
Setelah perundingan 13 tahun, sanksi ekonomi terhadap Iran karena memiliki teknologi nuklir resmi dicabut. Perwakilan enam negara dipimpin Amerika Serikat kemarin (14/7) di Kota Wina, Austria, menyetujui program nuklir Negeri Para Mullah asal terbukti untuk tujuan damai.
Surat kabar the Guardia melaporkan, kesepakatan ini memicu beragam reaksi dari seluruh dunia. Sekutu Iran, seperti Rusia mengapresiasi perjanjian tersebut.
Uni Eropa yang diwakili Prancis, Inggris, dan Jerman dalam tim enam turut mengutarakan optimismenya. Dengan penghentian embargo ekonomi, maka negara mayoritas Syiah ini dapat bersikap lebih damai di kawasan Timur Tengah.
"Saya kira (perjanjian) ini adalah harapan untuk seluruh dunia," kata Kepala Bidang Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini beberapa jam setelah rapat berakhir.
Surat kabar the Guardia melaporkan, kesepakatan ini memicu beragam reaksi dari seluruh dunia. Sekutu Iran, seperti Rusia mengapresiasi perjanjian tersebut.
Uni Eropa yang diwakili Prancis, Inggris, dan Jerman dalam tim enam turut mengutarakan optimismenya. Dengan penghentian embargo ekonomi, maka negara mayoritas Syiah ini dapat bersikap lebih damai di kawasan Timur Tengah.
"Saya kira (perjanjian) ini adalah harapan untuk seluruh dunia," kata Kepala Bidang Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini beberapa jam setelah rapat berakhir.
Selasa, 14 Juli 2015
Rudal Tiongkok Bisa Mencapai Australia
Perdana Menteri Australia Tony Abbott menolak untuk memberikan tanggapan mengenai peringatan bahwa rudal jarak jauh Tiongkok dan kekuatan angkatan laut negeri itu sekarang bisa mencapai Australia.
Sebuah laporan bersama yang dibuat oleh Australian National Uniiversity dan Pusat Studi Strategi dan Internasional yang berbasis di Washington menyebutkan bahwa tindakan Beijing di Laut Tiongkok Selatan semakin mengkhawatirkan, dan soal kemungkinan Australia masuk dalam konflik militer di kawasan tersebut.
“Operasi Tiongkok di Lautan India menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi Australia,” tulis laporan tersebut.
“Letak geografis Australia yang terpencil sudah lama menjadi salah satu aspek pertahanan terkuatnya, seperti juga Amerika Serikat.”
Sebuah laporan bersama yang dibuat oleh Australian National Uniiversity dan Pusat Studi Strategi dan Internasional yang berbasis di Washington menyebutkan bahwa tindakan Beijing di Laut Tiongkok Selatan semakin mengkhawatirkan, dan soal kemungkinan Australia masuk dalam konflik militer di kawasan tersebut.
“Operasi Tiongkok di Lautan India menimbulkan kekhawatiran, khususnya bagi Australia,” tulis laporan tersebut.
“Letak geografis Australia yang terpencil sudah lama menjadi salah satu aspek pertahanan terkuatnya, seperti juga Amerika Serikat.”
Minggu, 12 Juli 2015
Australia Batalkan Pembelian F-35B
Australia membatalkan rencana pembelian jet tempur F-35B untuk dua kapal LHD, Canberra class, karena membutuhkan modifikasi yang ekstrim yang dianggap terlalu mahal.
Perdana Menteri Australia Tony Abbot sebelumnya ingin menempatkan pesawat short-take-off and vertical-landing F-35B buatan Lockheed Martin, di atas geladak dua kapal serbu transportasi pasukan 27.000 ton milik Angkatan Laut.
Untuk dapat mengakomodasi pesawat F-35B, pejabat pertahanan mengatakan, kapal-kapal akan membutuhkan modifikasi yang luas, termasuk sistem radar baru, sistem instrumen pendaratan, decking tahan panas, restrukturisasi penyimpanan bahan bakar dan jalur bahan bakar serta hanggar penyimpanan.
Sementara, dua kapal serbu Canberra class yang ada seperti sekarang, hanya dirancang untuk membawa helikopter.
Perdana Menteri Australia Tony Abbot sebelumnya ingin menempatkan pesawat short-take-off and vertical-landing F-35B buatan Lockheed Martin, di atas geladak dua kapal serbu transportasi pasukan 27.000 ton milik Angkatan Laut.
Untuk dapat mengakomodasi pesawat F-35B, pejabat pertahanan mengatakan, kapal-kapal akan membutuhkan modifikasi yang luas, termasuk sistem radar baru, sistem instrumen pendaratan, decking tahan panas, restrukturisasi penyimpanan bahan bakar dan jalur bahan bakar serta hanggar penyimpanan.
Sementara, dua kapal serbu Canberra class yang ada seperti sekarang, hanya dirancang untuk membawa helikopter.
Label:
Amerika,
Australia,
Pesawat Tempur
Sabtu, 11 Juli 2015
Obama Terpeleset Lidah, Bilang AS Melatih ISIS [VIDEO]
Presiden Amerika Serikat Barack Obama terpeleset lidah dalam sebuah konferensi pers membicarakan ISIS. Dalam pernyataannya, Obama mengatakan bahwa AS melatih tentara ISIS.
Diberitakan RT, Rabu (8/7), pernyataan Obama itu disampaikan setelah mendapatkan penjelasan dari para pejabat keamanan soal upaya AS dalam mengalahkan ISIS, salah satunya adalah memberikan pelatihan bagi kelompok pemberontak moderat di Suriah.
Namun dalam konferensi pers Senin kemarin, Obama mengatakan bahwa "kami meningkatkan pelatihan pasukan ISIL, termasuk relawan dari suku Sunni di Provinsi Anbar." ISIL adalah sebutan lain ISIS yang biasa digunakan pemerintah AS.
Obama tidak sengaja mengatakan AS melatih tentara ISIS. Upaya perbaikan oleh Gedung Putih dalam transkrip malah menambah janggal kalimat tersebut. (Reuters/Gary Cameron) |
Diberitakan RT, Rabu (8/7), pernyataan Obama itu disampaikan setelah mendapatkan penjelasan dari para pejabat keamanan soal upaya AS dalam mengalahkan ISIS, salah satunya adalah memberikan pelatihan bagi kelompok pemberontak moderat di Suriah.
Namun dalam konferensi pers Senin kemarin, Obama mengatakan bahwa "kami meningkatkan pelatihan pasukan ISIL, termasuk relawan dari suku Sunni di Provinsi Anbar." ISIL adalah sebutan lain ISIS yang biasa digunakan pemerintah AS.
Rusia Unjuk Gigi Teknologi Canggih Angkatan Laut
Pada awal Juli 2105 ini, kota Sankt Petersburg kembali menyelenggarakan pameran militer kelautan internasional Euronaval. Sejumlah alasan objektif, baik politis maupun ekonomi, membuat banyak perusahaan asing—pengembang dan produsen senjata dan peralatan militer angkatan laut—tidak bepartisipasi dalam pameran kali ini. Namun demikian, beberapa perusahaan dalam negeri berhasil menarik perhatian. RBTH akan menyajikan berita paling menarik dari pameran militer kelautan internasional ini.
Di antara yang ditampilkan di stan United Shipbuilding Corporation dan perusahaan-perusahaan industri perkapalan Rusia lainnya, ada beberapa maket yang menarik perhatian, seperti konsep kapal permukaan tempur yang prospektif, frigate serbaguna dari Proyek 22356, versi modern dari korvet Proyek 20382, platform dasar laut berkecepatan tinggi dengan rongga udara bagian bawah KBK-1200, dan tentu saja kapal selam Piranha-T.
Acara pembukaan Pameran militer kelautan di Sankt Peterburg, 4 Juli. Foto: Ruslan Shamukov / TASS |
Di antara yang ditampilkan di stan United Shipbuilding Corporation dan perusahaan-perusahaan industri perkapalan Rusia lainnya, ada beberapa maket yang menarik perhatian, seperti konsep kapal permukaan tempur yang prospektif, frigate serbaguna dari Proyek 22356, versi modern dari korvet Proyek 20382, platform dasar laut berkecepatan tinggi dengan rongga udara bagian bawah KBK-1200, dan tentu saja kapal selam Piranha-T.
Jet Tempur Ringan Generasi V MiG: Terus Dikembangkan Walau Tak Ada Pemesan
Meski berada dalam kondisi sulit, Russian Aircraft Corporation (MiG), perancang jet tempur ringan Soviet yang legendaris, tetap melanjutkan pengembangan jet tempur generasi kelima. Hal tersebut diumumkan oleh Direktur Jenderal MiG Sergey Korotkov dalam pameran aviasi Le Bourget. Namun, ia mengaku bahwa belum ada pesanan untuk pesawat ini. Jadi, apa yang diharapkan MiG?
Biro desain tersohor ini mempertaruhkan pengalaman mereka, brand awareness, dan fakta bahwa, menurut Korotkov "pasar global untuk jet tempur ini cukup besar". MiG memutuskan untuk mengikuti jejak kompetitornya, Sukhoi, yang dilakukan pada 1990-an. Langkah tersebut melibatkan perubahan target pasar pada pasar global dan menarik investasi asing untuk menciptakan pengembangan baru. Bedanya, kali ini MiG harus melakukan upaya tersebut tanpa kehadiran kontrak pertahanan.
Biro desain tersohor ini mempertaruhkan pengalaman mereka, brand awareness, dan fakta bahwa, menurut Korotkov "pasar global untuk jet tempur ini cukup besar". MiG memutuskan untuk mengikuti jejak kompetitornya, Sukhoi, yang dilakukan pada 1990-an. Langkah tersebut melibatkan perubahan target pasar pada pasar global dan menarik investasi asing untuk menciptakan pengembangan baru. Bedanya, kali ini MiG harus melakukan upaya tersebut tanpa kehadiran kontrak pertahanan.
Jumat, 10 Juli 2015
Lupakan Yunani, kondisi China lebih parah & bisa sulut krisis dunia
Mata masyarakat dan investor dunia kini tertuju pada drama bangkrutnya Yunani. Namun, investor seharusnya lebih khawatir dengan apa yang terjadi di negara dengan penduduk sekitar 1,4 miliar orang dengan PDB terbesar kedua dunia, yaitu China.
Pasar saham China mulai dari The Shanghai Stock Exchange Composite Index dan Shenzhen Stock Exchange Composite Index merosottajam mencapai 30 persen dari angka tertingginya. Ini terjadi karena kekhawatiran investor pada saham perusahaan China yang sedang mengalami gelembung atau bubble. Pemerintah China bahkan telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengurangi anjloknya pasar saham. Namun ini malah balik menyerang pemerintah sendiri.
Regulator pada hari Minggu mengatakan bahwa mereka akan menyediakan lebih banyak modal untuk entitas dan memungkinkan pinjam uang untuk membeli margin lebih atau praktik meminjam uang untuk membeli saham. Membeli margin ini sangat berisiko.
Pasar saham China mulai dari The Shanghai Stock Exchange Composite Index dan Shenzhen Stock Exchange Composite Index merosottajam mencapai 30 persen dari angka tertingginya. Ini terjadi karena kekhawatiran investor pada saham perusahaan China yang sedang mengalami gelembung atau bubble. Pemerintah China bahkan telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengurangi anjloknya pasar saham. Namun ini malah balik menyerang pemerintah sendiri.
Regulator pada hari Minggu mengatakan bahwa mereka akan menyediakan lebih banyak modal untuk entitas dan memungkinkan pinjam uang untuk membeli margin lebih atau praktik meminjam uang untuk membeli saham. Membeli margin ini sangat berisiko.
Rusia Bukan Lawan Sepadan AS
Sebuah media Italia, Il Giornale yang mengutip laporan Pusat Analisis Strategis dan Anggaran Amerika Serikat (AS) atau CSBA menyebut Rusia bukanlah tandingan untuk AS. Hal ini dikarenakan, AS tidak mungkin bisa menyerang Rusia karena minimnya investasi di pengembangan rudal jarak jauh.
“Dalam hal ketika terjadi perang antara (Vladimir) Putin dan Washington, senjata AS tidak akan dapat menghancurkan Kremlin, apalagi untuk menghancurkan Moskow dari jarak yang aman,” bunyi laporan Il Giornale, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (7/7/2015).
Laporan yang dirilis CSBA mengutip beberapa petinggi Pentagon menyatakan bahwa 96 persen rudal yang dimiliki dan dikembangkan AS memiliki jarak tembak yang terbilang pendek. Rudal-rudal tersebut hanya bisa mencapai jarak maksimal 80 Km.
“Dalam hal ketika terjadi perang antara (Vladimir) Putin dan Washington, senjata AS tidak akan dapat menghancurkan Kremlin, apalagi untuk menghancurkan Moskow dari jarak yang aman,” bunyi laporan Il Giornale, seperti dilansir Sputnik pada Selasa (7/7/2015).
Laporan yang dirilis CSBA mengutip beberapa petinggi Pentagon menyatakan bahwa 96 persen rudal yang dimiliki dan dikembangkan AS memiliki jarak tembak yang terbilang pendek. Rudal-rudal tersebut hanya bisa mencapai jarak maksimal 80 Km.
Langganan:
Postingan (Atom)