Business Insider pernah melaporkan bahwa pasar drone untuk kebutuhan militer akan mencapai US$8,2 triliun pada 2022 nanti. Dalam laporan tersebut diprediksi bahwa Amerika tidak akan lagi mendominasi sebagai konsumen drone.
Tiongkok dan Rusia akan menggantikan posisi Amerika. Tidak hanya sebagai konsumen, dari sisi pengembangan pun kedua negara diperkirakan akan memiliki kemampuan untuk menyaingi drone Amerika dalam kurun 10 tahun ke depan.
Dalam 10 tahun terakhir, minat militer Amerika untuk perangkat pengintai dan pertahanan telah memicu pengembangan drone. Northrop Grumman, Boeing, General Atomics dan Lockheed Martin merupakan empat besar manufaktur drone.
Majalah militer di Inggris, Jane's Defence Weekly memprediksi bahwa pasar drone mulai merambah ke Asia. Di wilayah ini terdapat beberapa pembeli negara yang masuk kategori pembeli terbesar, seperti Tiongkok, India dan Jepang.
Bahkan dalam kurun 10 tahun ke depan, peningkatan kebutuhan drone akan naik 600 persen dari tidak ada sama sekali. Sedangkan di Rusia dan Tiongkok, mereka tidak hanya akan menjadi pembeli tapi juga menginvestasikan dana cukup besar untuk membantu riset dan pengembangan drone.
International Institute for Strategic Studies mengungkapkan jika 11 negara sedang berupaya untuk mengembangkan drone bersenjata. Negara tersebut adalah Amerika, Prancis, Jerman, Italia, Turki, Inggris, Rusia, Tiongkok, India, Iran dan Israel. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar