Jet tempur ini akan menjadi senjata andalah Irak dalam menggempur ISIS, setelah tidak juga mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Perdana Menteri Nouri al Maliki mengaku kecewa dengan AS yang menurutnya terlalu lama mengirimkan jet yang dipesan Irak.
Jika saja jet AS datang lebih cepat, kata Maliki, bisa jadi situasinya berbalik. ISIS bisa jadi tidak bisa menguasai kota-kota di Irak karena gempuran jet tempur. "Saya akan terbuka dan mengatakan bahwa kami tertipu ketika menandantangani kontrak dengan AS. Kami seharusnya membeli pesawat jet tempur dari Inggris, Prancis, dan Rusia untuk mengamankan wilayah udara kami," kata Maliki Jumat lalu.
ISIS diketahui telah menguasai sebagian besar bagian utara dan barat Irak pada pertempuran bulan ini. Sabtu kemarin, pemerintah Irak mengaku telah berhasil merebut kota Tikrit yang jatuh ke tangan ISIS sejak Juni lalu.
Pemerintah Barack Obama masih belum memutuskan bantuan apa yang akan diberikan ke Irak. AS, bahkan menyerukan pemerintah Maliki yang Syiah untuk tidak lagi mendiskreditkan warga Sunni. Diabaikan AS, Irak masih mendapat bantuan dari sekutu di kawasan, seperti Iran dan Suriah.
Iran dilaporkan telah menurunkan tentara mereka ke Irak. Sementara itu, Suriah beberapa hari terakhir melancarkan serangan udara ke wilayah yang dikuasai ISIS. Sebanyak 90 orang tewas. Sayangnya, serangan Suriah ini paling banyak menewaskan warga sipil. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar