Militan yang telah merebut wilayah luas di Irak utara dan utara bagian tengah sekarang berencana untuk menuju ke ibukota Baghdad, kata sebuah kelompok monitoring yang berbasis di AS, Rabu (11/6/2014).
Dalam sebuah serangan kilat, gerilyawan Negara Islam Irak dan Levant (Islamic State of Iraq and the Levant/ISIL) telah merebut Tikrit. Perebutan Tikrit merupakan keberhasilan paling akhir setelah serangan spektakuler pada Senin malam ketika ISIL merebut Mosul, kota berpenduduk dua juta orang.
Keberhasilan kaum militan itu telah memaksa sedikitnya setengah juta orang meninggalkan rumah-rumah mereka.
Juru Bicara ISIL, Abu Mohammed al-Adnani, berjanji bahwa pertempuran akan "berkobar" di Bagdad dan Karbala, kota di barat daya Bagdad yang dianggap sebagai salah satu tempat suci bagi umat Islam Syiah, kata SITE Intelligence Group.
"Jangan menyerah terhadap musuhmu ... Pertempuran belum berkobar, tetapi akan segera berkobar di Bagdad dan Karbala," kata Adnani dalam sebuah pernyataan audio yang dirilis di akun Twitter kelompok itu dan telah diterjemahkan SITE. "Kenakan sabuk kalian dan bersiap-siaplah."
Adnani juga menganggap Presiden Irak Nuri al-Maliki sebagai orang tidak kompeten yang menyedihkan, yang disebut sebagai "penjual celana dalam."
"Apa yang telah Anda lakukan buat rakyatmu, o... orang bodoh. Tidak ada yang lebih bodoh daripadamu kecuali mereka yang menerimamu sebagai presiden dan panglima," kata Adnani dalam pernyataan yang telah diterjemahkan itu. "Apa yang Anda ketahui tentang kebijakan, kepemimpinan, dan komando militer? Anda kehilangan kesempatan bersejarah buat rakyatmu untuk mengontrol Irak, dan orang-orang Syiah akan selalu mengutukmu selama hidup mereka."
Tikrit, kota kelahiran diktator Saddam Hussein yang telah dieksekusi, merupakan ibukota provinsi kedua yang jatuh dalam beberapa hari terakhir saat kaum militan dan para sekutu mereka merebut sejumlah kota yang terutama berpenduduk Sunni di mana kebencian terhadap pemerintah yang dipimpin kaum Syiah semakin mendalam. Setelah Tikrit jatuh, operasi kelompok itu mengarah ke jalan raya utama menuju Bagdad. Di jalan utama itu para gerilyawan memerangi pasukan keamanan di pinggiran utara Samarra, hanya 110 kilometer dari ibu kota itu.
Televisi pemerintah mengatakan pasukan keamanan merespons dengan serangan udara. Warga mengatakan pertempuran kemudian mereda dan militan tidak memasuki kota.
Samarra didominasi kaum Sunni tetapi merupakan lokasi situs yang sangat dihormati oleh kaum mayoritas Syiah negara itu. Sebuah pengeboman Al Qaeda tahun 2006 di tempat itu telah memicu konflik sektarian Syiah-Sunni yang menewaskan puluhan ribu orang di Irak. (Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar