LIMA anggota pasukan Operasi Khusus AS dan setidaknya seorang tentara Afganistan tewas ketika sebuah pesawat pembom B-1 Angkatan Udara AS melancarkan serangan udara terhadap posisi mereka di Afganistan selatan.
Kejadian itu merupakan salah satu kasus serangan oleh teman sendiri (friendly fire) paling mematikan dalam lebih dari satu dekade perang Afganistan, kata sejumlah pejabat AS dan Afganistan, Selasa (10/6/2014).
Para penyidik kini mencari tahu mengapa hal itu terjadi, termasuk meneliti apakah ada kesalahan koordinat, bom nyasar atau kesalahan yang disebabkan oleh manusia lainnya.
Sekretaris Pers Pentagon, Laksamana Muda John Kirby, menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa lima tentara AS itu tewas "dalam sebuah operasi keamanan di Afganistan selatan". "Para penyidik sedang meneliti kemungkinan bahwa friendly fire merupakan penyebab kejadian itu," tambahnya. "Kami turut bersedih dan berdoa bagi keluarga mereka yang tewas."
Peristiwa itu terjadi Senin malam di distrik Arghandab yang bergolak di Provinsi Zabul, di mana para tentara sedang melakukan operasi keamanan terkait pelaksanaan pemilihan presiden pada Sabtu mendatang, kata Ghulam Sakhi Roghliwanai, kepala polisi provinsi itu. Saat para tentara itu menjalankan misinya, militan Taliban menyerang mereka, kata Roghliwanai. Pasukan itu lalu meminta dukungan udara. Namun mereka akhirnya tewas ketika serangan udara itu justru menghantam mereka.
Serangan udara sudah lama menjadi pokok pertikaian antara pemerintah Afganistan dan pasukan koalisi karena serangan udara paling sering menyebabkan korban sipil, seperti dilansir New York Times (12/6/2014)
Serangan udara yang menewaskan sejumlah tentara koalisi tidak umum terjadi. Sejak perang Afganistan dimulai, telah ada lebih dari selusin kasus di mana serangan udara secara keliru menewaskan sekutu, atau baku tembak terjadi antara pasukan koalisi yang tidak menyadari bahwa mereka justru menembaki satu sama lain. Di antara kasus semacam itu yang paling terkenal adalah penembakan terhadap mantan pemain National Football League Pat Tillman, yang bertugas di unit Army Ranger ketika ia tewas akibat tembakan pasukan koalisi sendiri pada April 2004.
Baru-baru ini, pasukan keamanan Afganistan menjadi korban dalam insiden semacam itu, termasuk dalam sebuah serangan udara pada Maret yang menewaskan lima tentara Afganistan di Provinsi Logar di bagian timur negara itu.
Taliban juga merilis pernyataan tentang serangan udara pada Senin malam itu. Kelompok itu membenarkan peran mereka dalam serangan tersebut dan mengklaim bahwa pasukan mereka juga menyerang sebuah patroli gabungan di distrik Mizan Zabul.
Seperti pada putaran pertama pemilihan presiden pada April lalu, pasukan Afganistan telah meningkatkan operasi menjelang pemilihan pada Sabtu. Militer punya puluhan misi terkait pemilihan yang berlangsung di seluruh negeri itu. Misi mereka bertujuan untuk mengamankan tempat pemungutan suara. (POL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar