Pemerintah Irak menggelar seminar yang khusus dihadiri para pemilik kafe-kafe di Bagdad. Di seminar ini, para pemilik kafe diberikan wejangan soal bagaimana menghindari kasus pengeboman bunuh diri yang kian marak di negara tersebut.
Diberitakan Al-Arabiya, Minggu 1 Desember 2013, para pemilik kafe ini diajari bagaimana mengenali pengebom bunuh diri. Beberapa himbauan diberikan, di antaranya adalah menyewa petugas keamanan untuk menyisir satu per satu pengunjung.
"Kafe-kafe ini harus menunjuk satu atau dua penjaga dan hanya membuka satu akses pintu masuk untuk mengendalikan aliran pengunjung serta menghentikan teroris yang mengenakan sabuk peledak," kata Mayor Jenderal Saad Jaafar, wakil kepala pusat komando keamanan Bagdad.
Para pemilik kafe sebagian mengiyakan himbauan tersebut, sebagian besar lainnya menentang. Salah satunya adalah Mohammed, pemilik kafe yang mengatakan bahwa satu akses pintu malah akan membuat takut pengunjung.
"Menunjuk pengaman dan menutup seluruh pintu hanya akan membuat orang-orang enggan mengunjungi kafe kami. Mereka adalah sumber penghidupan kami," kata Mohammed.
Kafe-kafe di Irak ramai dikunjungi warga, terlebih lagi jelang laga sepakbola. Di tempat ini mereka berkumpul dan menyaksikan pertandingan tim-tim kesayangan. Namun, kerumunan orang inilah yang mengundang para teroris melancarkan aksinya.
Sejak April lalu, sudah ada 50 ledakan bom bunuh diri di kafe. Sebanyak 25 di antaranya di Bagdad, menewaskan 15 orang, akhir November lalu. Tahun ini saja, sudah lebih dari 6.000 orang tewas akibat bom di Irak, November terbanyak, 950 korban.
Pemerintah telah melakukan tindakan pencegahan, termasuk mengurangi jumlah kendaraan yang boleh melintas di jalan Bagdad tiap hari, sampai menyerbu markas teroris dan menangkapi ratusan tersangka serta menewaskan puluhan lainnya. Namun, kekerasan masih terus terjadi, korbannya adalah para pemilik usaha.
"Usaha kami terpuruk karena serangan teroris beberapa bulan terakhir," kata Mousa Mohammed, pemilik kafe di Amil, Bagdad. Kafe miliknya pernah dibom pada Oktober lalu, menewaskan 40 orang. (VivaNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar