Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev sepertinya baru sadar bahwa Ukraina saat ini berada di ambang perang saudara saat pihak berwenang Kiev melancarkan operasi militer terhadap para gerilyawan pro-Kremlin di wilayah separatis di timur.
"Singkat saja: Ukraina kini berada di ambang perang saudara, ini hal yang mengerikan," kata sosok yang juga merupakan mantan presiden Rusia. Pernyataan ini Medvedev kesannya datang terlambat sementara selama ini pertempuran dalam skala kecil telah berlangsung di Ukraina Timur.
Ia pun menyatakan harapannya agar pihak-pihak berwenang memiliki akal sehat dan tidak membiarkan kekacauan parah terjadi.
"Menurut aturan perlu keberadaan pasukan pemelihara perdamaian (PBB). Sayangnya, itu tidak menyelesaikan masalah apapun dan hanya membekukan masalah," katanya seperti dikutip setelah dirinya melakukan pembicaraan dengan mitra-mitranya dari Belarusia dan Kazakhstan.
Ia juga menekankan desakannya kepada Amerika Serikat dan Uni Eropa agar mereka menindaklanjuti janji-janji bantuan finansialnya.
Ia menuding Eropa hanya banyak berjanji akan memberi bantuan. "Beri mereka (Ukraina) setidaknya satu dolar. Janji-janji yang tidak berkesudahan: kami akan memberikan satu miliar, kami akan mengirimkan lima miliar. Biarkan mereka memberi sesuatu (bagi Ukraina)."
Secara kontras, tegasnya, Rusia telah memberikan subsidi dalam hal pasokan gas ke Ukraina yang diperkirakan oleh Medvedev telah membantu Ukraina menghemat sekira 100 miliar dolar sejak Kiev mendapatkan kemerdekaan dari Uni Soviet tahun 1991. (JaringNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar