Doktrin yang tertuang dalam dokumen 29 tersebut menguraikan ancaman terhadap Rusia dan kemungkinan respon dari negara itu. Doktrin itu menyebut “penumpukan potensi militer NATO” berada dalam daftar teratas sebagai ancaman militer ke Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin saat berpidato di depan pejabat militer Rusia |
Doktrin tersebut juga mengatakan bahwa Rusia bisa menggunakan senjata nuklir sebagai pembalasan atas penggunaan senjata nuklir atau senjata pemusnah massal jenis lainnya terhadap Rusia atau sekutunya, dan juga dalam kasus agresi yang melibatkan senjata konvensional yang “mengancam eksistensi” negara Rusia. Adapun contoh senjata konvensional berpresisi diantaranya adalah rudal dari darat-ke-darat, rudal jelajah dari darat dan kapal selam, bom berpemandu, dan tembakan artileri.
Disisi lain dokumen tersebut juga memuat pentingnya Rusia untuk melindungi kepentingan nasionalnya di Kutub Utara disebabkan persaingan global untuk mencari minyak secara luas dan sumber daya lainnya menyusul mencairnya es di Arctic. Amerika Serikat, Kanada, Norwegia dan Denmark disebut memiliki ketertarikan terhadap persedian energi di wilayah Arctic.
Doktrin baru militer Rusia ini muncul di tengah memanasnya ketegangan atas Ukraina, terutama ketika NATO mengatakan akan meningkatkan kehadirannya di Eropa Timur guna melindungi kepentingan para anggotanya. Dimana diketahui, pasukan Ukraina sedang bertempur melawan para pemberontak pro-Rusia di Ukraina Timur. Sekitar 2.600 orang telah meninggal sejak pertempuran dimulai bulan April.
Menteri pertahanan Ukraina menuduh Rusia melancarkan “perang besar” yang dapat mengorbankan puluhan ribu jiwa. Namun pernyataan ini dibantah Rusia yang menyangkal secara aktif mendukung para pemberontak.
Popov yang menjabat wakil sekretaris Dewan Keamanan Nasional Rusia dikutip oleh kantor berita Rusia RIA mengatakan bahwa “infrastruktur militer para anggota NATO makin mendekati perbatasan (Rusia) termasuk melalui perluasan wilayah”. Tindakan-tindakan NATO merupakan salah satu “ancaman eksternal” utama bagi Rusia, Jelasnya. (JMOL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar