Seorang pria pro-Rusia melintas di depan jendela yang rusak di dalam balai kota Mariupol, Ukraina timur, Sabtu (26/4). (REUTERS/Baz Ratner) |
"Saya meminta (Fule) agar Serbia mempertahankan sikapnya sendiri, yang agak berbeda dengan pendirian negara lain, yaitu tidak menjatuhkan sanksi atas Rusia," kata Vucic dalam taklimat tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Ia menambahkan pada saat yang sama ia menghormati keutuhan wilayah Ukraina serta setiap negara anggota PBB lainnya.
Sementara itu Fule, yang mandatnya berakhir tahun ini, mengatakan Serbia adalah negara berdaulat dan Uni Eropa menghormati keputusannya.
Pada Ahad (4/5), ribuan pemrotes anti-pemerintah Ukraina, menyerbu markas polisi di Kota Pelabuhan Odessa di Ukraina Selatan, dan membebaskan puluhan rekan mereka yang dipenjarakan.
Kerusuhan baru tersebut terjadi setelah bentrokan mematikan pada Jumat (2/5), antara pemrotes pro- dan anti-pemerintah sehingga menewaskan sedikitnya 43 orang dan melukai 174 orang lagi di kota itu.
Di antara korban tewas, kebanyakan pemrotes pro-Rusia, 30 tercekik hingga mati lemas ketika pemrotes radikal membakar satu gedung serikat pekerja. Sementara delapan orang lagi meninggal setelah melompat dari jendela bangunan yang terbakar.
Itu adalah kerusuhan terburuk dalam krisis Ukraina sejak pemerintah baru dibentuk lebih dari dua bulan lalu. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar