Pada tahun 2020 nanti, diperkirakan Angkatan Udara Rusia akan menerima total 50 pesawat tempur Su-35 yang terdiri dari berbagai varian.
Su-35 yang berbobot 34 ton, dibandingkan dengan Su 27 yang berbobot 33 ton diklaim lebih supermanuver dengan sistem elektronik yang lebih baik. Su-35 memiliki beberapa kemampuan siluman (jejak radar yang minim). Rusia mengklaim masa operasional Su 35 lebih panjang (hingga 6.000 jam terbang) dengan mesin yang life timenya hingga 4.000 jam.
Rusia memberikan Su-35 avionik kelas dunia, ditambah kokpit yang nyaman dan mudah, dengan lapisan glass cockpit yang anti radar dan tidak memperangkap panas matahari. Penggunaan mesin dengan daya dorong trust vectoring dan sistem fly-by-wire juga menjadikan Su-35 lebih bermanuver dari Su-30.
Su-35 sudah dikembangkan selama lebih dari 20 tahun sebelum kemudian dinyatakan siap untuk diproduksi pada tahun 2005. Tetapi kemudian ada masalah dengan mesin baru (yang sebenarnya membuatnya lebih unggul dari Su-27/30), menurut pihak Rusia masalah mesin sudah dapat diselesaikan dan kini Su-35 siap diproduksi massal dan siap bertarung di angkasa.
Walau tidak dimaksudkan untuk menjadi lawan tanding langsung pesawat tempur siluman F-22, namun karena ini adalah pesawat tempur terbaik Rusia saat ini, dalam skenario terburuk, semisal terjadi perang dan pertempuran di udara, maka Su-35 yang akan maju apabila Amerika mengerahkan armada terbaiknya (F-22 Raptor).
Su-35 dilengkapi meriam internal otomatis 30 mm dan daya angkut amunisi hingga 8 ton, yang tergantung pada 12 poin cantelan dibawah sayap dan badan. Amunisi diluar badan pesawat ini sangat mengurangi kemampuan siluman, dimana F-22 dan F-35 sudah menggunakan bay weapon internal untuk persenjataan bom dan rudal canggihnya.
Tetapi Su-35 menutupinya dengan kemampuan manuver, kelengkapan persenjataan dan kecanggihan sistem elektroniknya, menjadikan Su-35 tetap lawan yang sepadan bagi pesawat tempur siluman F-35 atau F-22 sekalipun. (JKGR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar