Seorang sumber anonim dari Al-Qaeda mengaku di hadapan pengadilan pekan lalu, bahwa 4-5 orang Malaysia telah berencana mengambil alih kendali pesawat, dengan menggunakan bom yang disembunyikan di sepatu untuk membuka pintu kokpit.
Ahli keamanan mengatakan, keterangan dari teroris Inggris yang sedang menjalani persidangan itu dapat dipercaya, dan kemungkinan benar. Sumber tersebut mengaku sempat bertemu sejumlah jihadis Malaysia --salah satunya adalah pilot Malaysia Airlines-- di Afghanistan, dan memberi mereka bom sepatu agar bisa mengambil alih kendali pesawat terbang.
"Mereka merencanakan aksi ini sejak lama," ujar sumber keamanan Inggris yang mengutip keterangan sumber.
Kemungkinan plot "9/11" itu pun diperkuat dengan miripnya modus pelaku pembajakan Malaysia Airlines dengan pesawat yang menghantam gedung kembar WTC di New York. Kedua pesawat mematikan sistem komunikasi Boeing 777-200 dengan sengaja dari dalam pesawat.
Dalam serangkaian perkembangan dramatis kemarin, terungkap bahwa:
- Penerbangan MH370 telah mengubah arah dan ketinggian setelah perangkat komunikasi sengaja dinonaktifkan dari dalam pesawat.
- Pesawat sempat mengudara selama tujuh jam setelah radar sipil kehilangan kontak.
- Seorang pejabat anonim sempat menjelaskan pada Najib bahwa pesawat telah dibajak, namun Najib menolak untuk mengonfirmasinya.
- Pesawat mengarah ke Indonesia atau Kazakhstan setelah transponder dan sistem komunikasi dimatikan atau kemungkinan dirusak.
- Polisi telah menggeledah rumah milik kedua pilot selama dua jam sebagai tindak lanjut atas dugaan aksi bunuh diri atau terorisme.
- Para pejabat China menuding Malaysia enggan bekerja sama, dan menyembunyikan informasi.
Jika merujuk pada bukti pada kasus pengadilan Selasa lalu, nama Saajid Badat, seorang kelahiran Inggris dari Gloucester, mencuat. Dia mengaku telah diinstruksikan di sebuah kamp pelatihan teroris di Afghanistan untuk memberikan bom sepatu ke Malaysia.
"Saya memberikan salah satu sepatu saya ke orang Malaysia. Saya kira sepatu itulah yang dipakainya untuk masuk ke dalam kokpit," tutur Badat.
Badat, yang berbicara melalui sambungan video dan kini berada di Inggris, mengklaim bahwa plot yang menimpa pesawat Malaysia Airlines didalangi oleh Khalid Sheikh Mohammed, arsitek utama 9/11. Saat ini, keterangan Badat masih divalidasi kebenarannya oleh pihak otoritas Malaysia. (VivaNews)
Malaysia adalah anggota persemakmuran Inggris, pasti membela kelompoknya persemakmuran dan negara2 lain tdk akan diberikan akses data perjalanan pesawat NH370 yg sampai sekarang tdk jelas kemana arah tujuannya.
BalasHapus