Kapal Induk Rusia Laksamana Viktor Kravchenko |
"Kemungkinan itu semakin besar. Kami tidak tahu apa yang dipikirkan oleh (Presiden Rusia Vladimir) Putin dan apa yang akan menjadi keputusannya," kata Deshchytsya kepada stasiun televisi ABC, lapor AFP.
"Itu sebabnya situasi saat ini semakin berbahaya dibandingkan yang terjadi pada beberapa pekan lalu," kata dia.
Pernyataan tersebut disiarkan satu hari setelah pasukan Rusia menggunakan kendaraan lapis baja dan granat untuk menembus pangkalan udara di dekat Simferopol, kota utama di semenanjung Krimea.
Sebelumnya, transkrip wawancara dengan Deshchytsya yang disiarkan oleh ABC menunjukkan kekhawatiran menteri luar negeri Ukraina tersebut terhadap kemungkinan perang antara dua negara.
"Persoalannya adalah bahwa Rusia, khususnya pemerintahan di bawah Putin dan juga Putin sendiri tidak ingin berkomunikasi dan mendengarkan dengan masyarakat internasional. Dia juga tidak merespon pernyataan-pernyataan yang ingin meredakan situasi dan menghentikan invasi," kata dia.
Sebelumnya, pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Andriy Parubiy--yang menduduki jabatan tersebut setelah memimpin demonstrasi anti pemerintah di Kiev.
"Tujuan Putin bukan hanya Krimea melainkan seluruh Ukraina. Putin telah menyiapkan pasukan besar di perbatasan dan siap menyerang kapanpun dibutuhkan," kata Parubiy kepada para pendukungnya di ibu kota.
Invasi militer Rusia muncul saat hubungan antara Timur dan Barat semakin memanas setelah Jerman--yang sebelumnya membangun hubungan baik dengan Putin--meneraepkan sanksi terhadap Krimlin karena dinilai berusaha mengembalikan Eropa ke masa Perang Dingin.
Sumber : Antara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar