Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan salah tujuan
penyelenggaraan KTT OKI Luar Biasa pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta adalah
mengembalikan isu Palestina dan Al-Quds Al-Syarif kembali ke "radar
dunia".
"Dalam KTT ini, kita ingin meletakkan isu Palestina ini kembali
menjadi perhatian dunia Internasional," kata Retno saat acara diskusi di
Kantor Staf Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Retno mengungkapkan kondisi dunia saat ini sangat cair dan banyak
konflik di mana-mana, namun masalah konflik Palestina hingga saat ini
belum terselesaikan.
"Isu Palestina yang sekarang belum terselesaikan tersebut kembali
ke radar perhatian dunia. Oleh karena itu KTT ini sangat penting
artinya," jelasnya.
Retno juga berharap dalam KTT Luar Biasa ini diharapkan memunculkan
persatuan antar faksi-faksi di Palestina serta anggota OKI agar
terwujudnya perdamaian di negara itu.
Pengamat Timur Tengah Trias Kuncahyono mengatakan perdamaian Palestina itu merupakan utang sejarah OKI.
"Berdirinya OKI itu setelah adanya penyerangan Masjid Al Aqso pada
1967 yang menyatukan negara-negara Islam bersatu. Namun, konflik ini
(Palestina-Israel) belum terselesaikan, dan ini tetap menjadi utang
sejarah," tutur Trias.
Menurut dia, ada enam permasalahan konflik Palestina-Israel yang
hingga saat ini belum bisa terselesaikan dan justru semakin
mengkhawatirkan.
Pertama adalah masalah perbatasan, di mana hingga wilayah Palestina
dari waktu ke waktu semakin mengecil karena dikuasai oleh Israel.
Kedua masalah pengungsi Palestina yang tidak bisa kembali ke tempat
asalnya. Ketiga masalah status Kota Jerusalem yang dianggap Kota Suci
oleh tiga agama, yakni Yahudi, Nasrani dan Islam.
"Kota ini oleh Israel diakuinya dan dijadikan sebagai ibu kota
negaranya, juga Palestina yang menyebut sebagai ibu kota negaranya,"
ungkapnya.
Trias menyebut berbagai perjanjian perdamaian telah disepakati dan
berbagai usul penyelesaian, namun hingga saat ini belum dapat
terselesaikan.
Keempat adalah masalah pemukiman ilegal Israel yang terus
mengerogoti wilayah Palestina juga menjadi hal yang belum bisa
terselesaikan.
Kelima masalah keamanan dan keenam masalah distribusi air bersih
yang terus menjadi isu konflik yang terjadi di kedua negara tersebut.
Trias berharap adanya KTT OKI Luar Biasa ini, Indonesia diharapkan
mengambil peran lebih untuk mendamaikan kedua negara tersebut, termasuk
mendamaikan dalam negeri Palestina, yakni Hamas dan Fatah, agar bisa
bersatu. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar