Bom bunuh diri, seperti di Kafe Starbucks, Gedung Cakrawala, Jakarta kemarin (14/1), yang menewaskan satu warga negara Kanada dan pelaku, berisiko menimbulkan lebih banyak korban seandainya peledak berjenis high explosive.
Aksi teror dengan cara mati mengajak orang lain ini sangat populer selama tiga dekade terakhir. Nyaris di semua benua, jenis terorisme bom bunuh diri pernah terjadi. Tentu saja, siapapun bisa berpeluang menjadi korban kenekatan teroris.
Tapi, pakar terorisme ternyata berhasil mengumpulkan ciri-ciri umum yang menandai calon pengebom bunuh diri dari pelbagai insiden. Panduan ini kemudian dikompilasi oleh Departemen Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi internasional ini menyebar brosur cara mengenali pelaku bom bunuh diri untuk melindungi pegawainya di negara-negara rawan konflik.
Dokumen PBB itu telah dibuka pada publik oleh Surat Kabar asal Prancis, La Monde, pada 29 Juli 2015. Lalu apa yang bisa kita pelajari demi menghindari risiko menjadi korban?
Tips Pertama
Waspadai orang yang berpakaian tebal atau berlebihan di tempat umum saat cuaca panas
Orang seperti itu, dalam dokumen PBB, sangat patut dicurigai. Biasanya, terduga pelaku bom bunuh diri ini akan sangat berkeringat. Orang memakai pakaian banyak kantong atau jenis baggy juga mencurigakan bila suasana di sekitarnya terlihat tidak pas.
Tips Kedua
Curigai orang yang mondar-mandir di tempat yang sama tapi fokus pada satu titik
Pelaku bom bunuh diri, sebaik apapun persiapannya, tetap merasakan gugup sebelum beraksi. Itulah sebabnya mereka seringkali mondar-mandir. Tapi, saat mondar-mandir itu, mata mereka biasanya menatap satu titik. Calon pelaku ini juga seringkali berbicara sendiri. Cara jalan mereka kadang berbeda dari kebanyakan orang di tempat umum, karena sangat pasti dan bersemangat, sehingga tidak normal.
Ciri kedua ini juga dirasakan oleh salah satu korban selamat bom Starbucks, yakni Mira Puspita (22), pegawati PT Pafici Cipta Mandiri yang sedang menggelar rapat di kedai kopi tersebut.
Mira melihat seorang pria dengan tinggi sekitar 170 centimeter memakai kaos hitam, membawa tas besar berwarna merah dan mengenakan topi, beberapa kali hilir mudik ke cafe tersebut. "Masuk pintu, tidak menuju meja pemesanan, tapi langsung ke toilet. Begitu saja sampai beberapa kali," ujarnya.
Tak berapa lama, pukul 10.40 WIB, ledakan keras terjadi dari arah belakang dirinya duduk.
Tips Ketiga
Curigai orang di kerumunan yang bentuk badannya sangat tidak proporsional
Tips ini berkaca pada insiden yang kerap terjadi di Afrika. Pelaku bom bunuh diri di Chad, Nigeria, atau Sudan biasanya adalah perempuan berbaju kurung yang sekilas nampak sangat aneh karena perutnya terlalu besar. Bagian yang tidak proporsional itu ternyata berisi bom berukuran besar.
Kalau tidak disembunyikan di balik baju, bahan peledak ditenteng dengan tas punggung. Jenis pemakai tas punggung inilah yang beraksi di Sarinah kemarin.
Menurut pakar PBB, jika ada orang yang memegangi tas punggungnya terlalu erat, sebaiknya waspada. (Merdeka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar