Sekitar setengah lusin tank tempur Rusia bermunculan di sebuah lapangan udara Suriah. Amerika Serikat (AS) yang cemas dengan sepak terjang militer Rusia menyebut niat penyebaran peralatan militer berat Kremlin di Suriah semakin tidak jelas.
Moskow telah berada di bawah tekanan internasional dalam beberapa hari terakhir untuk menjelaskan pegerekan militer mereka di Suriah, di mana Kremlin memang menjadi sekutu utama rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam perang selama 4,5 tahun terakhir ini.
Laporan tank-tank tempur Rusia di Suriah diungkap dua pejabat Pemerintah AS kepada Reuters, Selasa (15/9/2015). Pentagon menolak untuk mengomentari langsung laporan itu dengan alasan Pentagon tidak bisa mendiskusikan kerja intelijen AS.
Namun juru bicara Departemen Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan, ada tindakan terbaru Moskow yang diduga hendak mendirikan basis operasi udara di Suriah.
”Kami telah melihat pergerakan dan hal-hal yang akan menunjukkan bahwa mereka berencana untuk menggunakan landasan (udara) yang ada di selatan Latakia, sebagai basis operasi udara ke depan,” kata Davis dalam konferensi pers.
Salah satu pejabat AS, yang berbicara kepada Reuters dengan syarat anonim untuk membahas kerja intelijen AS, mengatakan ada tujuh tank T-90 Rusia yang muncul di dekat lapangan udara Latakia, wilayah yang dikuasai rezim Assad.
Pejabat AS lainnya melaporkan ada sejumlah artileri yang tersusun untuk melindungi personel Rusia yang ditempatkan di wilayah Suriah.
Rusia sendiri menegaskan akan terus memberikan bantuan militer kepada Suriah. Kremlin berdalih, bantuan militer itu sejalan dengan hukum internasional, karena akan digunakan untuk memerangi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berbuat kekacauan di Suriah.
Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest kepada wartawan di pesawat Air Force One, mengatakan, setiap dukungan Rusia kepada Assad akan mendestabilisasi dan kontraproduktif. (SindoNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar