Korea Utara berikrar pada Kamis ini untuk mendorong maju dengan strategi baru untuk rudal-rudalnya dan menentang seruan internasional untuk menghentikan program senjata sementara presiden Tiongkok tiba di Seoul untuk kunjungan perdananya yang dipandang Korut sebagai penghinaan besar ke Pyongyang.
"(Korea Utara) akan terus melakukan latihan meluncurkan presisi taktis peluru kendalinya," kata Juru Bicara Tentara Rakyat Korea (KPA) Angkatan Strategis yang menyebut tesnya ini "sah" demi kedaulatan.
Sejauh ini, Korea Utara telah melakukan serangkaian tes rudal dalam seminggu terakhir dan dilihat oleh beberapa tampilan kekesalan dengan dua hari kunjungan kenegaraan Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Seoul.
Tiongkok adalah sekutu utama satu-satunya Korea Utara, tapi sementara Xi telah bertemu empat kali dengan Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye, termasuk di dua KTT, ia belum duduk dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.
Amerika Serikat mengkritik peluncuran rudal baru-baru ini sebagai "bermasalah" dan "stabil", sementara Seoul dan Tokyo juga telah mengajukan protes.
Selatan mengatakan tes kedua pada Minggu lalu adalah dua rudal Scud jarak pendek yang diperkirakan bisa mencapai sekitar 500 kilometer.
Pada Rabu kemarin, Utara juga menembakkan dua roket dengan jangkauan sekitar 180 kilometer. Selatan mengatakan ada sejumlah motif yang mungkin untuk beberapa tes, mulai dari tampilan untuk konsumsi dalam negeri, untuk menunjukkan kekuatan bagi masyarakat internasional atau peringatan kepada Seoul. Namun, di luar itu semua, Korut dipastikan sedang mencari perhatian dunia. (JN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar