Israel dilaporkan meraih untung besar dari perdagangan senjata. Keuntungan yang diperoleh mencapai USD7 miliar atau Rp85 triliun (Rp12.149 per USD).
Angka tersebut diungkap dari laporan yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain penguakan keuntungan yang diperoleh Israel, PBB juga mengeluarkan daftar negara yang membeli senjata dari Israel.
Pemerintah Israel sendiri merilis daftar sebagai pembeli senjata buatan Negara Yahudi tersebut. Sebagian besar pembeli senjata Israel adalah negara-negara yang dikenal sebagai sekutu terdekatnya. Demikian diberitakan Haaretz, Kamis (9/1/2014).
Daftar keuntungan dan pembeli senjata Israel berasal dari transaksi pada 2011 dan 2012. Adapun negara-negara yang menjadi pelanggan Israel adalah Spanyol, Amerika Serikat (AS), Inggris. Korea Selatan (Korsel) dan Kenya turut menjadi pelanggan bagi senjata Israel.
Selama ini, Israel terus mengembangkan senjata dengan alasan melindungi diri dari musuh-musuh mereka. Iran, Hizbullah dan Hamas merupakan contoh kecil dari pihak yang dianggap sebagai musuh oleh Israel.
Pekan lalu, Israel berhasil melakukan uji coba rudal penghalau, Arrow III. Rudal tersebut dikembangkan untuk menangkal Hizbullah, yang menurut Israel kerap menyebarkan ancaman untuk mereka.
Rudal Arrow III ini didesain untuk meluncurkan satelit "pembunuh" yang bisa melacak dan menghancurkan rudal balistik di atas lapisan atmosfer bumi. Serangan itu cukup aman untuk menghancurkan senjata kimia, biologis ataupun hulu ledak nuklir.
Selama ini Iran dan Suriah diketahui memiliki rudal balistik dan Israel meyakini bahwa kelompok Hizbullah di Lebanon, turut mengembangkan persenjataannya.
Uji coba rudal penghadang pada Jumat 3 Januari 2014 lalu, dilakukan di atas Laut Mediterania. Namun uji coba itu tidak menyertakan target rudal Arrow III tersebut. (Okezone)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar