China melakukan tes rudal terbaru secara rahasia yang memicu spekulasi para pengamat bahwa Beijing sedang menjajal senjata hipersonik. Tes rudal rahasia itu telah membuat Amerika Serikat (AS) cemas karena dianggap sebagai ancaman terhadap teknologi Washington.
Tes rudal itu diluncurkan dari fasilitas Korla, sebuah situs yang jarang penduduknya di Provinsi Xinjiang, pada 30 Oktober 2015. Rudal yang diuji coba tersebut diduga melesat dengan kecepatan hipersonik. Foto-foto tentang manuver rudal yang berupa cahaya berbentuk spiral telah meramaikan media sosial China.
Pemerintah China di Beijing, telah mengakui soal peluncuran rudal itu sebagai bagian dari uji coba rudal pencegat. Namun, ketika ditanya tentang peluncuran rudal rahasia itu, Kedutaan China di Washington mengaku tidak memiliki informasi rinci.
”China mengadvokasi penggunaan teknologi damai luar angkasa dan menentang ruang persenjataan atau perlombaan senjata di ruang angkasa,” bunyi jawaban resmi Kedutaan China kepada Washington Free Beacon, Kamis (12/11/2015).
Kendati demikian, dua pejabat pertahanan AS mengatakan kepada wartawan terkemuka, Bill Gertz, bahwa yang diuji coba China itu adalah rudal yang berpotensi untuk tempur dan bisa mengusik satelit di orbit rendah.
Sumber lain kepada wartawan yang mengutip pidato pejabat senior Departemen Luar Negeri tahun lalu mengatakan bahwa program anti-satelit China adalah upaya "destabilisasi". ”Itu mengancam keamanan jangka panjang dan keberlanjutan terhadap lingkungan luar angkasa,” kata pejabat pertahanan AS yang berbicara dalam kondisi anonim itu.
Pakar rudal pertahanan, Jeffry Lewis mengatakan, peluncuran rudal pencegat atau satelit pembunuh adalah hal mustahil. “Teknologi itu sama,” katanya kepada Daily Beast. (SindoNews)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar