Jet Amphibi Beriev BE-200 Bantu Evakuasi Pesawat Airasia QZ8501 |
Tim dari Rusia, yang akan membantu Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mencari Black Box Pesawat AirAsia QZ8501, sudah tiba di Indonesia. Mereka segera terbang ke lokasi pencarian di Selat Karimata, Sabtu 3 Januari 2015.
Rombongan yang terdiri dari 47 orang tenaga ahli pencarian ini telah berada di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Mereka baru akan bertolak ke lokasi setelah adanya instruksi dari Basarnas.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, dari ke-47 orang tersebut, 22 di antaranya merupakan penyelam, 24 tim penyelamat, satu dokter, dan dua asisten medis. Rombongan dari Rusia ini juga membawa pesawat canggih untuk melakukan pencarian, yakni Jet Amphibi Beriev BE-200.
Pesawat ini diketahui merupakan pesawat yang dapat mendarat di laut jika tinggi gelombang berada di ketinggian 1,5 meter. Pesawat ini belakangan santer akan dibeli Indonesia untuk memperkuat patroli
laut sebagai upaya mengamankan kedaulatan NKRI dari illegal fishing.
Alat yang disebut menggunakan teknologi paling canggih ini semacam alat selam untuk mencari benda-benda yang ada di dasar laut.
"Bisa mencari dengan memanfaatkan berbagai jenis radar dan kamera semacam manipulator yang bisa bergerak ke mana-mana sesuai arahan. Suatu alat yang lengkap dengan berbagai alat teknologi paling canggih. Bisa angkat benda dari dalam laut ke tempat yang dituju," tutur pimpinan rombongan, Emercom Chizhicov, di Bandara Halim Perdanakusuma.
25 penyelam Rusia siap cari jenazah korban AirAsia
KP Balam milik Mabes Polri akan mengantarkan 25 penyelam dari Rusia ke muara Teluk Kumai untuk ditransfer ke KRI Pattimura pada Sabtu.
Sebanyak 25 penyelam dari Rusia tersebut akan membantu proses pencarian dan evakuasi jenazah korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 di perairan Selat Karimata.
Hingga pukul 15.30 WIB anak buah kapal KP Balam masih menunggu kedatangan KRI Pattimura ke muara dan 25 penyelam Rusia itu di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kalimantan Tengah.
Sebelumnya Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo mengatakan dua pesawat dari Rusia untuk membantu pencarian korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 telah tiba.
Dia mengatakan pada hari ketujuh pesawat Rusia akan bergabung melakukan pencarian di Selat Karimata dan sedang dalam perjalanan ke wilayah pencarian.
Salah satu pesawat, menurut dia, dapat mendarat di air sehingga memudahkan evakuasi. "Tapi dengan catatan tinggi gelombang terbatas," ujarnya.
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menemukan objek di dasar laut yang diduga bangkai pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, sejak Kamis (1/1).
"Peralatan kami mendeteksi objek di dalam laut yang tampaknya bukan objek alam. Harapan optimis kami itu adalah bangkai pesawat yang jatuh," tuturnya.
Ridwan mengatakan posisi terduga bangkai pesawat terdeteksi di koordinat 3 derajat 52 menit 9.44 detik Lintang Selatan dan 110 derajat 35 menit 11.06 detik Bujur Timur di kedalaman 29 meter hingga 30 meter. Objek yang terdeteksi memiliki ketinggian sekitar tiga meter..
Pesawat AirAsia Indonesia QZ8501 rute Surabaya-Singapura dilaporkan hilang kontak dari pusat pengendali lalu lintas udara pada Minggu (28/12).
Pesawat QZ8501 berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC membawa 155 penumpang terdiri dari 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, juga terdapat dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi.
Tim gabungan pencarian dan penyelamatan mulai mendapatkan titik terang setelah menemukan serpihan pesawat dan jenazah sejak Selasa (31/12).
Badan SAR Nasional telah mengonfirmasi bahwa yang ditemukan adalah serpihan pesawat AirAsia dan jenazah penumpangnya. (VivaNews | Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar