Menurut laporan kantor berita Iran Fars pekan lalu, ini adalah kali pertama Hizbullah menggunakan drone untuk menyerang pemberontak Suriah, sebelumnya armada ini dipakai untuk misi mata-mata.
Hizbullah dengan drone bersenjatanya akan menjadi ancaman baru bagi negara-negara Barat. (Getty Images/Icholakov) |
Serangan itu dilakukan setelah Front al-Nusra mengaku bertanggungjawab pada serangan awal bulan ini di wilayah kekuasaan Hizbullah di utara Lebanon, menewaskan tiga orang.
Hizbullah sendiri adalah kelompok teroris yang masuk dalam daftar hitam Amerika Serikat.
Pengamat pertahanan nasional CNN sekaligus direktur New America Foundation, Peter Bergen, mengatakan ini adalah pertama kalinya sebuah organisasi militan selain negara sukses menggunakan drone untuk menyerang, menunjukkan semakin sempitnya celah teknologi antara kelompok militan dengan Amerika Serikat.
"AS menguasai teknologi drone bersenjata hanya beberapa bulan setelah peristiwa 9/11. Sekarang 13 tahun kemudian, organisasi militan telah berhasil melakukan pencapaian yang sama," kata Bergen.
ISIS juga telah menggunakan drone, terbukti dari rekaman yang mereka di Youtube menunjukkan citra udara Pangkalan Militer Tentara Suriah 93 di provinsi Raqqa, Suriah Utara.
Pasukan oposisi Libya juga menggunakan drone saat memata-matai Muammar Gaddafi tahun 2011.
Sementara Hizbullan selama ini menggunakan drone untuk memata-matai perbatasan Libanon dengan Israel. April lalu, militer Israel mengaku telah menembak jatuh drone Hizbullah di Haifa.
Bergen menegaskan bahwa dengan drone bersenjatanya, kini Hizbullah punya kemampuan yang sama dengan Amerika Serikat, Inggris dan Israel, negara-negara yang pernah mengoperasikan pesawat nirawak untuk penyerangan.
"Menurut New America, 80 negara punya drone, tapi hanya sedikit yang digunakan untuk menyerang. Rusia, Tiongkok dan Iran punya drone, tapi belum pernah digunakan berperang," kata Bergen.
Selain itu dia mengatakan, penggunaan drone ini mengubah pola peperangan, dari yang sebelumnya hanya didominasi negara dengan teknologi canggihnya, kini juga dimiliki militan.
"Kebanyakan drone mudah ditembak jatuh dengan pertahanan udara yang canggih atau pesawat tempur. Negara Barat punya ini. Tapi bisa dibayangkan di masa depan kelompok teroris akan menggunakan drone untuk mengincar musuh yang lebih lemah," tegas Bergen.
Sumber : CNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar